Saat ini, COVID-19 masih terus menyebar, kemungkinan untuk Kamu beresiko untuk terpapar dan terinfeksi terus meningkat. Jika Kamu pernah terpapar seseorang dengan COVID-19 atau Kamu mulai mengalami gejala penyakit ini, Kamu mungkin diminta untuk melakukan karantina atau isolasi mandiri. Apa saja gejala COVID-19? Bagaimana caranya untuk memastikan apakah Kamu positif COVID-19? Mari simak ulasan berikut.
Gejala COVID-19
Orang dengan COVID-19 dapat menunjukkan berbagai macam gejala yang dapat berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Pada beberapa kasus, orang yang terinfeksi virus COVID-19 tidak menunjukkan gejala sama sekali. Pada orang yang bergejala, gejala yang muncul dapat merupakan gejala COVID-19 yang ringan atau pun gejala yang berat hingga mengancam nyawa. Gejala biasanya muncul sekitar 2 hingga 14 hari setelah paparan terhadap virus. Menurut data dari World Health Organization (WHO), gejala yang paling sering dikeluhkan saat ini adalah:
- Demam
- Batuk kering
- Perasaan kelelahan.
Beberapa gejala lain yang dapat dikeluhkan adalah:
- Kehilangan kemampuan untuk mengecap rasa atau menghidu bau
- Rasa tersumbat pada hidung
- Mata merah (konjungtivitis)
- Nyeri tenggorokan
- Nyeri kepala
- Nyeri otot dan sendi
- Kemerahan pada kulit
- Diare
Gejala COVID-19 Dari Hari Ke Hari
Gejala COVID-19 dapat menetap atau bahkan memburuk dari hari ke hari. Apabila Kamu menemukan gejala seperti ini, segera pergi ke Unit Gawat Darurat:
- Kesulitan untuk bernafas
- Rasa nyeri dan tertekan pada dada
- Penurunan kesadaran
- Kulit, bibir, atau bantalan kuku menjadi pucat
Orang yang beresiko mengalami gejala COVID-19 yang berat adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas, dan mereka yang memiliki masalah medis lain (penyakit komorbid) seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung dan paru-paru, diabetes, obesitas, atau kanker.
COVID-19 sering menyebabkan gejala yang mirip dengan yang dialami orang yang sedang demam parah atau flu. Gejala COVID-19 dapat berkembang dari hari ke hari. Pada saat ini, orang yang memiliki gejala mirip flu sebaiknya berasumsi bahwa mereka terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, orang tersebut sebaiknya menghubungi dokter dan melakukan isolasi mandiri.
Diagnosa Covid-19
Untuk memastikan infeksi COVID-19, terdapat pemeriksaan diagnostik khusus yang harus dilakukan. Dokter akan mengambil sampel dari hidung Kamu atau ditambah sampel dari tenggorokan Kamu. Kemudian sampel akan diperiksa untuk memastikan materi genetik virus (menggunakan tes PCR) atau untuk mendeteksi protein virus tersebut (tes antigen). Tes antibodi terhadap COVID-19 dapat dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang telah terinfeksi COVID-19. Tetapi, orang yang terinfeksi tidak langsung memproduksi antibodi. Diperlukan waktu selama sekitar 3 minggu sampai tes antibodi darah menjadi positif. Oleh karena itu, tes ini tidak digunakan sebagai tes diagnostik untuk seseorang dengan gejala yang baru muncul.
Penelitian menyebutkan bahwa seseorang yang terinfeksi COVID-19 dapat menularkan virusnya sejak 48 jam sebelum mulai mengalami gejala. Tetap menggunakan masker serta menjaga jarak walaupun Kamu merasa tidak mengalami gejala, hal ini berguna untuk mencegah Kamu menularkan virus kepada orang lain tanpa disadari. Pada hari ke-10 setelah gejala COVID-19 dimulai, kebanyakan orang sudah tidak lagi dapat menularkan virus, selama gejalanya sudah membaik dan demamnya sudah sembuh.
Kamu Boleh Berhenti Isolasi Mandiri, Jika
Panduan CDC terbaru menyatakan bahwa seseorang yang menderita COVID-19 dapat menghentikan isolasi setelah memenuhi kriteria berikut:
- Sudah lebih dari 10 hari sejak gejala dimulai
- Bebas demam tanpa menggunakan obat penurun panas selama lebih dari 24 jam
- Gejala lain telah membaik
Bagi orang dengan hasil tes positif COVID-19 namun tidak mengalami gejala, dapat menghentikan isolasi 10 hari setelah mereka pertama kali dinyatakan positif COVID-19 tanpa perlu hasil tes negatif COVID-19.
Gejala COVID-19 tidak terbatas pada gejala yang telah disebutkan diatas. Oleh karena respon sistem kekebalan tubuh setiap orang yang berbeda, gejala yang muncul juga dapat berbeda. Diantara orang yang mengalami gejala, sebagian besar dapat sembuh dari penyakit tanpa perlu perawatan rumah sakit. Namun, sekitar 15% menjadi sakit parah dan membutuhkan tambahan oksigen, lalu sekitar 5% pasien dapat menjadi kritis dan membutuhkan perawatan intensif.
Beberapa komplikasi yang beresiko menyebabkan kematian yaitu gagal napas, sindrom gangguan pernapasan akut (Acute Respiratory Distress Syndrome/ARDS), sepsis dan syok septik, kegagalan multi organ, termasuk gangguan pada jantung, hati, atau ginjal.
Generali, Produk Asuransi Kesehatan Yang Melindungi Kamu dari Covid-19
Di tengah kondisi wabah virus dan keadaan ekonomi yang tidak stabil ini, memiliki produk asuransi kesehatan dapat menjadi pilihan. Asuransi kesehatan dapat membantu meringankan beban Kamu apabila Kamu terinfeksi COVID-19 dan perlu mendapat penanganan medis. Generali berkomitmen untuk memberikan perlindungan jiwa dan kesehatan Generali bagi nasabah yang terinfeksi virus COVID-19. Generali telah bekerja sama dengan lebih dari 1.800 jaringan layanan kesehatan se-Indonesia agar mempermudah pelayanan kepada nasabah.