Selama pandemi COVID-19, angka kasus terinfeksi virus SARS-CoV-2 masih tinggi. Dengan peningkatan jumlah kasus, terjadi peningkatan juga terhadap kebutuhan ruang isolasi dan ruang perawatan di rumah sakit. Tingginya jumlah kasus menyebabkan jumlah pasien yang perlu mendapatkan ruang isolasi melebihi kapasitas yang ada.

Oleh karena itu, pasien yang terinfeksi COVID-19 yang tidak bergejala atau dengan gejala ringan dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri atau isoman. Akhir-akhir ini, mungkin istilah ini sudah sering kamu dengar.

Lalu, apa itu isolasi mandiri dan apa yang harus dilakukan selama menjalani isolasi mandiri? Mari simak ulasan berikut.

Apa pengertian isolasi mandiri?

Isolasi mandiri atau lebih dikenal masyarakat dengan singkatan isoman merupakan suatu upaya untuk memisahkan orang yang sakit (suspek) dan membutuhkan perawatan COVID-19 atau memisahkan orang yang telah terkonfirmasi COVID-19 dari orang yang sehat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi virus terhadap orang-orang yang sehat.

Kapan kita harus menjalani isolasi mandiri?

Lakukan isolasi mandiri dan segera lakukan pemeriksaan PCR apabila kamu mengalami gejala yang dicurigai sebagai gejala COVID-19 misalnya:

  • Demam tinggi
  • Bantuk
  • Kehilangan kemampuan indera penciuman dan perasa

Ketika hasil pemeriksaan PCR menunjukkan hasil positif, jika kamu tidak bergejala atau bergejala ringan, kamu dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat di tempat yang telah disediakan. Namun, apabila kamu memiliki gejala yang berat, periksakan diri kamu ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi kamu.

Apa saja protokol isolasi mandiri yang harus kita lakukan?

Berikut adalah panduan isolasi mandiri yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah:

  1. Selalu menggunakan masker selama isolasi dan membuang masker bekas pakai  di tempat yang ditentukan
  2. Selama isolasi, tetap tinggal di rumah dan jangan bepergian keluar rumah untuk mencegah penularan kepada masyarakat.
  3. Memanfaatkan fasilitas telemedicine untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
  4. Apabila menjalani isolasi di rumah, gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya dan pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik.
  5. Hindari pemakaian bersama peralatan makan dan mandi.
  6. Tetapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
  7. Jaga kebersihan rumah dengan menyemprotkan cairan desinfektan.
  8. Konsultasikan kepada petugas kesehatan apabila gejala bertambah berat atau tidak kunjung hilang. 

Selama menjalani isolasi mandiri, jangan lupa untuk menjaga pola makan dengan makan makanan yang sehat dan bergizi serta lakukanlah olahraga ringan agar sistem imun kamu tetap baik. Miliki waktu istirahat yang cukup juga merupakan hal yang penting untuk dijaga.

Selain itu, kamu juga diharapkan untuk tidak keluar rumah dan meminimalisir kontak dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi virus.

Berapa lama kita harus menjalani isolasi mandiri?

Durasi isolasi mandiri pasien COVID-19 berbeda tergantung dari ada atau tidaknya gejala yang dirasakan. Isolasi pada pasien terkonfirmasi COVID-19 tanpa gejala dapat dinyatakan selesai setelah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari.

Sedangkan, pada pasien terkonfirmasi COVID-19 yang bergejala isolasi mandiri dapat dinyatakan selesai setelah menjalani isolasi minimal selama 10 hari ditambah dengan 3 hari bebas gejala.

Jika kamu sudah menjalani isolasi mandiri sesuai dari ketentuan di atas, kamu tidak perlu lagi menjalani pemeriksaan PCR di akhir masa isolasi kamu. 

Kapan harus ke rumah sakit?

Jika kamu sedang menjalani isolasi mandiri dan gejala yang kamu rasakan bertambah berat, segera konsultasikan kepada fasilitas kesehatan.

Beberapa gejala yang membutuhkan perhatian khusus dan membutuhkan pertolongan medis, seperti:

  • Kesulitan bernapas
  • Nyeri dada atau rasa tertekan pada dada 
  • Penurunan kesadaran
  • Kulit dan warna bibir tampak pucat dan kebiruan

JIka muncul gejala seperti yang disebutkan diatas, kamu sebaiknya segera pergi ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit.

Kondisi sakit merupakan kondisi yang tidak diharapkan semua orang. Kondisi ini merupakan kondisi yang seringnya datang secara tiba-tiba ketika kamu tidak memiliki persiapan sama sekali. Terlebih lagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang yang belum dapat dipastikan kapan pandemi ini akan berakhir. Oleh karena itu, penting agar kamu memiliki proteksi untuk diri kamu.

Salah satu proteksi yang dapat kamu miliki adalah dengan asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan dapat membantu kamu mengurangi resiko finansial yang mungkin akan terjadi apabila kamu sakit. Milikilah asuransi kesehatan terbaik dari Generali Indonesia sebelum kamu sakit agar ketika sakit, kamu tidak perlu memikirkan beban finansial yang terjadi dan dapat fokus pada kesehatan kamu!

Share
love this article :