Sandwich Generation: putuskan mata rantainya, dengan mulai investasi untuk si kecil, sejak ia masih dalam kandungan!

Para Milenial saat ini semuanya sudah menginjak usia dewasa, banyak yang sudah menikah dan punya anak – atau mulai merencanakan kelahiran anak pertama.

Nah, faktanya, di Indonesia sendiri, cukup banyak Milenial yang terjebak dalam lingkaran Sandwich Generation, di mana mereka harus menanggung hidup tak hanya anak mereka sendiri tapi juga orangtua mereka.

Sandwich Generation: ketergantungan finansial orangtua pada anak

Orangtua yang tergantung secara finansial pada anaknya yang dalam usia produktif, saat ini jumlahnya semakin meningkat. Dari tahun ke tahun, naiknya tingkat harapan hidup lansia Indonesia, ketiadaan pensiun universal untuk semua orang dari negara kita, dan resesi ekonomi, merupakan beberapa faktor penyebab semakin banyaknya Milenial Indonesia yang menjadi Sandwich Generation.

Orang Indonesia tidak mengutamakan asuransi dan investasi

Ini fakta. Menurut data AAJI di tahun 2021, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia baru 6,5 persen saja. Ini artinya, hanya 18 juta jiwa saja dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270 juta jiwa yang sudah terlindungi oleh asuransi.

Dan sudah lumrah bahwa generasi orangtua kita kurang percaya yang namanya asuransi dan investasi – banyak dari mereka tidak fokus merancang masa depan, sehingga ketika sudah menua, sudah tidak produktif lagi, mereka lantas bergantung pada anak mereka.

Kegagalan orangtua dalam menyiapkan bekal finansial untuk masa tua mereka, merupakan salah satu penyebab kurangnya kemampuan finansial setelah pensiun.

Putuskan mata rantai Sandwich Generation: karena anak bukanlah investasi hari tua untuk ayah dan ibunya

Orang Indonesia banyak beranggapan bahwa "anak adalah investasi bagi orangtua di masa depan" dan bahwa "anak harus berbakti pada orangtua". Ini anggapan yang salah kaprah, melanggar hak-hak anak sebagai manusia dan membawa tak hanya beban, juga berdampak negatif pada anak karena ini menimbulkan tekanan mental.

Anak tidak minta untuk dilahirkan – sebagai orangtua, kita-lah yang menginginkan dan merencanakan kelahiran mereka. Karena itu, sudah jadi tanggungjawab kita untuk merawat dan membesarkan mereka, memberi mereka sandang, pangan, papan dan mendidik mereka, mengantarkan mereka hingga “mentas” selesai pendidikan tinggi sampai universitas, dan “jadi orang” dalam artian, sukses dalam karir dan kehidupan sosial.

Saat merencanakan punya anak pertama, saat itulah perencanaan dimulai

Saat sepasang laki-laki dan perempuan memutuskan untuk menikah dan kemudian program punya anak, saat itulah perencanaan keuangan harus dimulai.

Karena, sejatinya jauh lebih mudah menyambut kedatangan sang buah hati, saat keadaan finansial sudah stabil, sudah punya rumah dan kendaraan pribadi dan gaji yang memadai.

Jangan beranggapan “ah, nanti juga ada rejekinya” maupun “anak akan membawa rejeki sendiri” – NO, itu salah banget. Persiapan keuangan tidak mudah dan butuh kedisiplinan tinggi, dan konsistensi untuk menjalankannya dengan baik dan benar.

Langkah-langkah persiapan keuangan saat menyambut kelahiran anak pertama

Saat merencanakan program punya anak dan dinyatakan positif hamil, maka kamu punya waktu sembilan bulan penuh utuk membereskan masalah finansial untuk planning lebih baik menyambut kelahiran si kecil.

Ini 6 langkah persiapannya secara finansial:

1. Yuk, bebaskan diri dari hutang dan cicilan!

Cicilan rumah, pinjaman dan hutang kartu kredit, sebelum kelahiran si bayi, yuk, bebaskan diri dari hutang dan cicilan.

Saat positif hamil, yuk, langsung bulatkan tekad untuk hidup bebas hutang dan cicilan. Duduklah bersama pasangan, buat hitung-hitungan kasar rencana penyelesaian hutang dan pelunasan cicilan. Lebih cepat dimulai, lebih baik!

Realistis juga perlu, ya, tentukan besaran uang yang bisa kamu alokasikan setiap bulan untuk membayar hutang dengan nominal yang lebih besar dari biasa, supaya hutang tersebut cepat selesai. Demikian pula dengan cicilan.

2. Buat anggaran untuk paling tidak satu tahun setelah si bayi lahir

Saat bayi lahir, bila istri bekerja penuh, biasanya akan mendapatkan cuti hamil selama 3 bulan dengan gaji penuh. Tapi, bila istri bekerja paruh waktu, itu artinya selama paling tidak 2-3 bulan setelah kelahiran bayi, maka waktu kerja istri akan berkurang dan pengeluaran rumah tangga akan bertopang sepenuhnya pada penghasilan suami.

Karena itu, buatlah anggaran untuk paling tidak satu tahun ke depan setelah kelahiran si bayi. Masukkan sebagai perhitungan: kemungkinan pengurangan penghasilan dan kenaikan biaya hidup, supaya kalian berdua sebagai orangtua baru tahu, dana sebesar apa yang dibutuhkan sampai satu tahun ke depan dan bagaimana mencukupinya.

3. Ketatkan ikat pinggang dan telusuri kembali pos-pos pengeluaran

Bila sebelum punya bayi, kamu dan pasangan ternyata sama-sama hobi berbelanja, nongki-nongki, liburan healing keliling dunia, dan ternyata pos-pos pengeluaran ini menelan biaya cukup besar, ini artinya kamu harus siap-siap menelusuri kembali pos-pos pengeluaranmu untuk melihat mana yang bisa dihemat.

Cek mana dari pengeluaran yang sekiranya tidak terlalu penting dan bisa dicoret untuk menghemat anggaran bulanan.

Misalnya – bila sebelum punya anak maka ngopi di kafe serta makan di restoran bisa dilakukan setiap hari, wacanakan untuk mengurangi makan di luar dan utamakan bawa bekal dari rumah. Bila sebelum punya anak sebulan sekali pasti beli sepatu lari baru, maka kurangi frekuensinya jadi tiga kali dalam setahun.

Bila kamu dan pasangan betul-betul niat, pasti banyak yang bisa dihemat.

4. Pengeluaran seputar bayi: apa saja, ya?

Punya anak, berarti tanggungjawab bertambah. Manusia kecil yang baru lahir butuh biaya banyak, mulai dari biaya kontrol selama hamil, biaya persalinan, imunisasi, kontrol dokter secara rutin, biaya diaper, dan lain-lain sebagainya.

Belum lagi biaya membeli perlengkapan seperti baju, kereta dorong, tempat tidur bayi, car seat, dan masih banyak lagi lainnya. Biaya membeli makanan organik yang berkualitas tinggi saat nanti si kecil sudah akan MPASI, biaya untuk membayar jasa ART atau pengasuh anak bila sang ibu akan kembali bekerja, semua pengeluaran yang terkait si bayi kecil perlu dihitung dan dicatat.

5. Jangan lupa masukkan budget asuransi

Sebagai orangtua, kita dituntut untuk selalu sehat sentosa supaya bisa merawat buah hati kita. Tapi, namanya hidup ya nggak ada yang pasti. Makanya, jangan lupa masukkan budget asuransi ke dalam catatan anggaran pengeluaran rutinmu.

Mulai dari asuransi kesehatan untuk seluruh keluarga – termasuk si bayi, setelah lahir nanti – kemudian asuransi jiwa sebagai tambahan untuk kamu dan pasangan, sebagai orangtua dari si bayi sendiri.

Asuransi harus dipersiapkan selagi kita masih dalam usia muda dan produktif, supaya nantinya tidak memberatkan anak kita, beberapa puluh tahun ke depan saat kita sudah menua dan tidak lagi bisa bekerja.

6. Mulai belajar menerapkan budget yang sudah dibuat, sekarang!

Mulai belajar menerapkan budget yang sudah dibuat untuk menyambut kelahiran si bayi, bahkan sejak beberapa bulan sebelum ia lahir.

Menerapkan budget dengan efektif adalah hasil dari trial and error, karena itu, semua budget tersebut harus diterapkan sebelum si bayi lahir, sebagai ajang latihan bagi kamu dan pasangan sebelum benar-benar resmi menyandang gelar sebagai orangtua.

 

Smart People pasti pilih BeSMART: Proteksi jelas dan pasti

Proteksi yang paling berharga dalam hidup adalah proteksi terhadap masa depan keluarga dan orang-orang yang paling kita sayangi.

Nah, orang yang SMART, pasti paham bahwa di tengah hidup yang serba tidak pasti, kita butuh proteksi diri yang melindungi tanpa kompromi. Salah satu produk andalan Generali Indonesia yang bisa jadi pilihan nasabah adalah BeSMART.

BeSMART adalah Produk Proteksi yang memberikan fleksibilitas bagi kamu, dengan berbagai jenis pilihan Asuransi Tambahan mulai dari penyakit kritis hingga pilihan untuk berobat di rumah sakit hingga ke seluruh dunia. BeSMART menemani dan menjaga yang paling berarti sepenuhnya, bisa kasih 100% Premi kembali, 250% Uang Pertanggungan, dilengkapi pilihan untuk berobat ke rumah sakit hingga ke seluruh dunia dan opsi pembayaran yang fleksibel*. 

Untuk tahu lebih lanjut mengenai BeSMART, kamu bisa klik tautan ini. Yuk, beralih ke pilihan SMART!

*Syarat & ketentuan berlaku sesuai Polis

Share
love this article :