Sustainable Fashion: fashion cinta bumi & bertanggungjawab

Bumi kita semakin tua dan semakin banyak terpapar polusi. Tidak percaya? Lihat dan amati saja lingkungan di sekitar kita. Sungai-sungai di kota besar yang dahulu kala begitu jernih kini airnya keruh, berbau busuk dan penuh sampah mengambang. Tanah longsor di pegunungan akibat pohon terlalu banyak ditebang tanpa adanya reboisasi. Polusi udara yang luar biasa parah.

Apa sih penyebab semua ini terjadi? Ya, tentunya ini semua adalah ulah manusia, akibat banyaknya industri yang mencemari bumi. Salah satu kontributor terbesar pencemaran lingkungan, ternyata adalah industri fashion alias mode.

Sustainable Fashion semakin penting karena tingginya polusi dari industri mode

Industri fashion dan rantai pengadaan, produksi, distribusi dan pemasarannya adalah penyumbang polusi terbesar ketiga di dunia, setelah industri makanan dan konstruksi. Industri fashion adalah penyebab sebesar 10 persen emisi rumah kaca di seluruh dunia. Industri fashion juga menghasilkan 1,2 milyar ton karbon dioksida setiap tahunnya yang ternyata jauuuuh sekali lebih banyak dari industri perkapalan dan industri penerbangan pesawat digabung bersama.

Konsep Fast Fashion

Fast Fashion adalah konsep industri pakaian yang menghadirkan berbagai baju dan aksesoris dengan harga murah, yang meniru tren terkini dari dunia mode tapi diproduksi dengan jumlah massal, yang cepat berlalu dan cepat kadaluwarsa lantas terbuang sia-sia.

Memacu keringnya sumber air, mencemari sungai dan badan air lainnya, yang membuat miris adalah fakta bahwa 85% dari tekstil dan hasil Fast Fashion ternyata terbuang sia-sia setiap tahun. Duh, menyedihkan, ya!

Konsep Sustainable Fashion untuk mengurangi efek buruk Fast Fashion

Nah, kebalikan dari konsep Fast Fashion, ternyata Sustainable Fashion merupakan konsep yang bertujuan membuat industri pakaian dan mode jadi lebih bertanggungjawab dan mengurangi efek buruk yang ditimbulkannya.

Beberapa konsep Sustainable Fashion antara lain:

  1. Hanya memproduksi barang dalam jumlah wajar bukan terlalu banyak berlebihan jumlahnya.
  2. Hanya memproduksi barang dengan bahan baku yang didapatkan secara etis tanpa merusak lingkungan.
  3. Biaya produksi lebih besar karena buruh yang membuat pakaian dan aksesoris, dibayar dengan upah layak dan kondisi kerja yang layak pula.
  4. Mengedepankan nilai-nilai kelayakan dan keamanan lingkungan serta kenyamanan pemakai.
  5. Bebas dari kekejaman terhadap binatang dan tidak menggunakan bahan yang bersifat hewani seperti kulit atau bulu binatang.
  6. Menggunakan pewarna alami bukan sintetis.
  7. Mengutamakan kualitas dibanding kuantitas.
  8. Bersifat tahan lama karena berbagai detail seputar kualitas barang pun sangat diperhatikan.
  9. Didistribusikan dan dipasarkan dengan konsep ramah lingkungan.
  10. Harga lebih mahal karena biaya produksi dan sumber daya manusia pun lebih tinggi.
  11. Bersifat klasik dan tidak lekang oleh waktu, sehingga bisa digunakan bertahun-tahun dan tidak ketinggalan zaman sehingga pemakai pun tidak dengan cepat membuang atau menyingkirkan barang yang dianggap sudah tidak tren lagi.

Bagaimana caranya kita menerapkan Sustainable Fashion di kehidupan sehari-hari?

Bagaimana sih kita bisa menerapkan konsep Sustainable Fashion dalam kehidupan kita sehari-hari?

1. Detoks media sosial dan toko online

Sebagai orang yang hidup di masa kini, keseharian kita tak luput dari belanja online. Setiap hari, di waktu senggang kita kerap kali menelusuri laman toko digital, menelaah berbagai tren di media sosial seputar hal-hal yang sedang viral – mulai dari baju, sepatu, tas hingga berbagai asesoris lainnya. Kehadiran para selebgram dan influencer yang mempopulerkan berbagai benda fashion pun turut menjadi sumber pengaruh kita untuk tergoda membeli berbagai barang yang mereka pakai untuk tampil di media sosial.

Nah, untuk mengurangi hobi belanja online, coba yuk sesekali detoks media sosial dan toko online. Bulatkan tekad untuk membatasi atau stop sama sekali mengakses dua jenis aplikasi ini sementara waktu. Selain lebih ramah lingkungan, sesuai dengan Sustainable Fashion, juga bawa dampak positif – anggaran belanja juga bisa terkurangi.

2. Pikir seribu kali sebelum membeli

“Lebih baik nyesel beli daripada nyesel nggak beli” – pernah dengar cetusan yang sempat viral dipopulerkan oleh salah satu selebgram glamor Indonesia ini? Iya, betul, kalau kamu selebgram, memang tugas kamu untuk memamerkan segala macam barang yang kamu beli di laman media sosialmu, supaya para pengikutmu tertarik beli.

Tapi, ungkapan ini tidak sejalan dengan konsep cinta bumi! Ingat bahwa setiap barang fashion baru yang murah meriah yang baru saja kamu check out dari keranjang belanja online-mu adalah satu langkah mendukung maju dan terus berkembangnya industri Fast Fashion yang begitu mencemari bumi.

Jadi, tahan dulu, pikir dulu seribu kali sebelum benar-benar mantap membeli barang. Percaya deh, kamu tidak akan menyesal karena kebanyakan barang-barang ini sifatnya cuma viral dan trending dalam waktu singkat lalu hilang sekejap bak ledakan bintang Supernova.

3. Berburu barang bekas itu keren!

Beli barang baru dengan harga mahal, ternyata sekarang dianggap tidak sekeren beli barang bekas dengan harga miring tapi kualitas mint!

Di berbagai kota Indonesia, mulai bermunculan yang namanya thrift stores alias toko barang bekas yang menjual berbagai baju, sepatu, tas, maupun asesoris seken. Tentu saja tak semua barang bekas bagus, inilah seninya berburu barang ke pasar loak atau toko seken – teliti mengecek satu-satu barang, memastikan kondisi dan kualitas sebelum membayar harga yang jauuuuuh sekali di bawah harga barang baru.

Di Indonesia, ada banyak sekali komunitas thrifting, salah satunya di Facebook yang beranggotakan 66 ribu penggemar berburu barang seken tapi keren.

4. Pilih benda berkualitas dengan bahan yang ramah lingkungan

Matematika simpel ya ini, ayo bandingkan. Lebih baik mana: membeli sepasang sepatu dari bahan premium yang kualitasnya bagus dan tahan lama bisa digunakan selama 10 tahun, seharga Rp1 juta, dengan sepasang sepatu Fast Fashion dengan harga Rp100 ribu tapi baru dipakai 1 bulan sudah jebol?

Sayangnya, kebanyakan orang masih berpikir dalam jangka waktu pendek. Lebih memilih membeli barang murah yang kualitasnya diragukan, ketimbang berinvestasi dalam benda mahal yang jelas berkualitas.

Kemudian, soal penggunaan bahan, utamakan juga membeli pakaian dengan material yang lebih tahan lama dan tidak mencemari lingkungan karena dapat terurai alami, seperti linen dan katun organik. Lebih nyaman di kulit dan lebih ramah pada alam. Utamakan bahan pakaian seperti ini ketimbang material sintetis seperti lycra, nilon dan spandeks yang bahan dasarnya adalah plastik, polutan dobel saat pembuatan maupun saat dicuci!

5. Cintailah produk lokal

Berbagai merek Indonesia yang diproduksi secara lokal oleh pengrajin kecil-kecilan bukan industri raksasa, juga tak kalah baik kualitasnya. Jadi, ketika ingin membeli baju, sepatu dan tas maupun berbagai asesoris penunjang fashion lainnya, ketahui dulu latar belakang dan histori dari merek yang ingin kamu beli. Tak ada salahnya mencari tahu mengenai prinsip sang pemilik merek, apakah sesuai dengan konsep Sustainable Fashion?

Kemudian, bila memang produsen bersifat lokal, artinya kamu pun turut mendukung ekonomi lokal negeri kita. Alih-alih uangmu masuk ke kantong perusahaan industri raksasa yang bahkan tidak membayar buruhnya dengan layak, uangmu akan turut membantu menopang produsen dan industri kecil-kecilan sehingga dampaknya akan terasa langsung menjadi suporter dari perekonomian mikro.

6. Betulkan dan rawat, bukan dibuang begitu saja

Orangtua zaman dulu selalu bilang, kalau barang rusak itu diperbaiki dan dirawat, bukannya langsung dibuang! Dulu, nenek kita rajin sekali menisik baju yang robek, menjahit kembali kancing dan memperbaiki berbagai aspek pakaian serta asesoris yang mereka punyai. Salah satu sebabnya selain berhemat juga karena prinsip orangtua zaman dulu yang berpikir bahwa segala sesuatu yang rusak masih bisa diperbaiki.

Makanya orang zaman dulu jarang sekali beli baju baru, paling-paling satu atau dua tahun sekali, dan pakaian, tas dan sepatu diturun-temurunkan, dari anak pertama ke anak kedua lalu ketiga dan selanjutnya, dari ayah ke anak laki-laki, dari ibu ke anak perempuannya, dari sepupu tertua ke sepupu termuda, dan seterusnya.

Bandingkan dengan situasi masa kini dimana seseorang bisa beli baju lebih dari dua kali seminggu bahkan nyaris setiap hari! Belajar dari prinsip nenek dan kakek kita dulu, yuk mulai belajar untuk menghargai setiap barang kepunyaan kita dengan baik. Bila rusak sedikit, betulkan dulu, lalu rawat baik-baik, bukannya langsung lempar ke tong sampah. Kecuali kalau benar-benar sudah rusak total tidak bisa dipakai, ya.

7. Cuci baju sekaligus dalam jumlah besar dan gunakan mesin cuci

Salah satu langkah mudah yang bisa kita praktekkan adalah mencuci baju sekaligus dalam jumlah besar. Iya, karena setiap kali kita mencuci baju ada air sabun yang mengalir ke selokan, sungai, lalu berakhir di laut – dan semua ini merupakan limbah. Semakin sering kita mencuci dalam jumlah sedikit, semakin banyak pula limbah yang dihasilkan.

Kemudian, mencuci dengan tangan secara manual ternyata jauh lebih banyak menghabiskan air dan sabun ketimbang menggunakan mesin cuci yang memang dirancang untuk menghabiskan seminimal mungkin sumber daya listrik, air dan juga sabun, bilasannya juga lebih bersih karena menggunakan putaran mesin. Jadi, bila memang punya mesin cuci, utamakan penggunaan mesin cuci tersebut ketimbang mencuci dengan tangan, ya.

Sustainable Fashion bisa tercapai asal kita semua turut serta menjalankannya

Tidak ada usaha yang sia-sia, dalam skala sekecil apapun. Ya, Sustainable Fashion memang mustahil untuk dicapai dalam waktu singkat di seluruh dunia, tapi yakinlah bahwa sekecil apapun usaha yang kita lakukan untuk mendukung gerakan ini, punya arti.

Yuk, ikut serta dalam gerakan yang mendukung kelestarian bumi dan keadilan bagi sesama kita yaitu buruh yang terlibat dalam produksi barang-barang Sustainable Fashion. Sekecil apapun partisipasi kita, tetap ada artinya demi kelestarian alam dan lingkungan.

Tips seputar keuangan, pola makan seimbang dan gaya hidup sehat bersama Generali Healthy Living

Generali Indonesia tidak hanya memberikan perlindungan menyeluruh kepada semua anggota keluarga lewat proteksinya, tapi juga terus mendampingi semua nasabah dalam semua aspek hidup. Mulai dari pengaturan finansial, perencanaan masa depan, memberikan tips dan saran praktis seputar keuangan, karir, tapi juga pola makan seimbang, gaya hidup sehat, berbagai olahraga praktis dan pengasuhan anak, Generali selalu ada bersama kamu, lewat rubrik Generali Healthy Living di situs web kami.

Lewat artikel-artikel berikut ini, mari menambah pengetahuan dan melebarkan wawasan, sehingga kita bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Be the better version of yourself lewat berbagai tips dan saran bijak dari Generali Indonesia.

Beberapa artikel ini mungkin menarik minatmu:

5 Manfaat Meditasi untuk Ketenangan Batin

5 manfaat “Mindfulness” bagi kelangsungan bisnis dan usaha

Hari Remaja Nasional: Parents, yuk pahami anak remaja kita!

Waspada gagal ginjal akut pada anak-anak, cermati gejalanya!

Infografis interaktif: Tips mudah dan praktis untuk berhemat uang

Cara Mengatur Keuangan untuk UKM dan UMKM

Amankan uangmu dengan bantuan teknologi

Tracking Sustainable Fashion: fashion cinta bumi & bertanggungjawab

Share
love this article :