Gastroesophageal Reflux Disease, atau biasa disingkat GERD, adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan/esofagus, menurut World Gastroenterology Organisation. GERD adalah permasalahan umum yang diderita banyak orang di dunia. Asam lambung yang naik ke atas (atau disebut reflux) dapat menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan.

Frekuensi terjadinya GERD bisa bervariasi pada setiap orang dengan tingkatan gejala yang ringan hingga berat. Artikel ini akan membahas satu-persatu mengenai GERD dan bagaimana cara kita mencegahnya.

Kenapa Bisa Terjadi GERD?

Penyebab GERD adalah dari gangguan katup yang memisahkan kerongkongan dengan lambung. Katup tersebut dikenal sebagai lower esophageal sphincter (LES). Ketika kamu sedang makan, katup LES secara normal akan terbuka agar makanan bisa masuk ke dalam lambung, lalu ia akan segera menutup kembali. Seseorang dengan Gastroesophageal Reflux Disease cenderung mengalami kelemahan atau relaksasi berlebihan katup LES sehingga menyebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Di sisi lain, banyak sekali faktor-faktor yang ikut berkontribusi terhadap GERD. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya reflux asam lambung adalah:

  • Obesitas. Kondisi kelebihan berat badan dan tingginya lemak di perut diduga bisa meningkatkan tekanan pada lambung sehingga mempermudah terjadinya reflux asam lambung.

  • Penyakit hiatal hernia. Hiatal hernia adalah suatu kondisi dimana bagian atas lambung terdorong melewati lapisan otot diafragma. Kondisi ini sering terjadi pada orang di atas usia 50 tahun. 

  • Kehamilan. Gastroesophageal Reflux Disease adalah salah satu gejala yang sering terjadi saat kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon dan peningkatan tekanan di lambung.

  • Proses pengosongan lambung yang lambat. Beberapa penyakit seperti diabetes, gangguan saraf, serta riwayat operasi dapat menyebabkan kondisi pengosongan lambung yang lambat. Tekanan di dalam lambung akan mendorong kembali isi lambung ke arah kerongkongan dan mengakibatkan GERD.

  • Gangguan jaringan ikat, misalnya skleroderma. Penyakit ini dapat merusak katup LES yang merupakan penyebab utama terjadinya GERD.

Baca Juga: Gejala Tipes yang Patut Diwaspadai

Faktor yang Memperparah Gastroesophageal Reflux Disease

Selain kondisi di atas, beberapa faktor yang dapat memperberat terjadinya GERD, yaitu:

  • Merokok

  • Konsumsi makanan dengan porsi berlebih

  • Makan malam sesaat sebelum tidur

  • Konsumsi makanan yang dapat memicu GERD seperti makanan berlemak atau goreng-gorengan

  • Konsumsi minuman yang memicu GERD seperti alkohol atau kopi

  • Konsumsi obat-obat tertentu, misalnya aspirin

Apa Saja Gejala dari GERD?

Beberapa tanda dan gejala GERD yang umum terjadi, yaitu:

  • Rasa terbakar di dada (heartburn), biasa muncul sehabis makan, dan dapat memberat di malam hari. Ini adalah gejala klasik dari GERD dan biasanya mirip dengan gejala sakit jantung

  • Rasa mual dan/atau muntah yang kronik

  • Merasakan rasa asam atau pahit di sisi belakang mulut

  • Sering mudah kenyang, perut terasa penuh, atau merasakan adanya benjolan di area kerongkongan

  • Batuk, rasa sesak, hingga dapat memicu asma

Baca Juga: Cara Mengatasi Sesak Nafas

Tanda Bahaya

Gastroesophageal Reflux Disease bisa mengakibatkan munculnya komplikasi dan gejala yang berbahaya. Apakah berbahaya? Berikut adalah beberapa tanda bahaya GERD yang harus kamu ketahui:

  • Sulit menelan (disfagia)

  • Nyeri saat menelan (odinofagia)

  • Kekurangan darah (anemia)

  • Adanya perdarahan

  • Penurunan berat badan

Segera berkonsultasi dengan dokter bila kamu mengalami gejal-gejala di atas, terlebih bila muncul tanda bahaya GERD. Dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan, misalnya endoskopi, untuk mendiagnosis penyakit ini serta komplikasinya. 

Endoskopi sangat disarankan untuk seseorang yang memiliki tanda bahaya GERD dan sebagai alat skrining untuk pasien yang berisiko tinggi mengalami komplikasi. Yang dimaksud dengan risiko tinggi, yaitu:

  • Esofagus Barrett

  • Gejala yang kronik dan/atau sering terjadi

  • Usia diatas 50 tahun

  • Obesitas

Bagaimana Penanganan dan Pencegahan dari GERD?

Gastroesophageal Reflux Disease merupakan penyakit kronik dan biasanya membutuhkan penanganan untuk waktu yang cukup lama. Beberapa jenis penanganan yang dapat kamu lakukan adalah:

  1. Perubahan Gaya Hidup

Merubah gaya hidup adalah hal utama yang perlu kamu lakukan untuk mengurangi frekuensi dan gejala GERD. Hal ini juga berfungsi sebagai metode pencegahan GERD. Perubahan gaya hidup dapat kamu lakukan lewat hal-hal berikut ini, yaitu:

  • Stop merokok untuk mengurangi produksi asam lambung

  • Hindari makanan yang dapat memicu GERD seperti makanan pedas, coklat, makanan berlemak, kopi, jeruk, minuman bersoda, dan alkohol

  • Menurunkan berat badan bila kamu menderita obesitas

  • Gunakan beberapa bantal untuk meninggikan posisi kepala saat tidur

  • Setelah makan malam, sisihkan waktu minimal 3 jam sebelum kamu tidur/berbaring

  • Atur porsi makan. Jangan mengkonsumsi porsi makanan berlebih dalam sekali makan. Tingkatkan frekuensi makan dan gunakan porsi yang lebih sedikit

Baca Juga: Mengenal Komorbid atau Penyakit Keturunan

  1. Terapi Obat-Obatan

Penanganan Gastroesophageal Reflux Disease menggunakan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi produksi asam lambung. Obat GERD ini dapat membantu kamu bila dikonsumsi kira-kira 30-60 menit sebelum makan. Beberapa obat-obatan yang dinilai dapat mengurangi kejadian GERD, yaitu:

  • Antasida

  • Proton-pump inhibitor (PPI)

  • Histamine-receptor antagonists (H2RAs)

  1. Tindakan Operasi

Terapi GERD melalui tindakan operasi adalah salah satu pilihan yang dapat dilakukan dengan beberapa syarat seperti tidak efektifnya pengobatan, gejala GERD yang tidak bisa dikontrol, GERD karena hiatal hernia, dan sebagainya.

Penyakit GERD merupakan penyakit yang mungkin memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatannya. Oleh sebab itu, kamu sebaiknya memiliki asuransi kesehatan. Saat ini, terdapat banyak sekali jenis asuransi kesehatan, salah satunya adalah produk asuransi kesehatan Generali. Asuransi kesehatan memiliki berbagai manfaat untuk kamu. 

Beban finansial yang terjadi selama pengobatan suatu penyakit dapat diambil alih oleh asuransi kesehatan. Dengan itu, kamu bisa fokus dalam proses penyembuhan tanpa perlu memikirkan masalah finansial. Milikilah asuransi kesehatan sejak kamu masih sehat.

Share
love this article :