Apakah kamu pernah dengar tentang "revolusi data"? Membuat, memproses, menyimpan dan membagi data adalah apa yang dilakukan oleh perusahaan digital atau yang disebut juga "Digital Entrepreneurship". Bidang usaha digital sangat luas, mencakup dunia yang penuh inovasi, mulai dari aplikasi dan teknologi ponsel pintar hingga cloud computing, mata uang digital, dan "Internet of Things" yang sedang berkembang pesat (secara singkat, "Internet of Things" adalah konsep bahwa benda-benda di sekitar kita dapat berkomunikasi antara satu sama lain melalui sebuah jaringan, seperti internet atau melalui jaringan wifi di rumah).
Siapa sajakah yang merupakan para "entrepreneur digital"?
Para entrepreneur digital adalah generasi milenial yang berpandangan maju, yang menggunakan kekuatan internet untuk mengubah dunia bisnis melalui jejaring sosial, bentuk ekonomi baru yang disruptif serta perubahan dalam bidang usaha lainnya - dan sepertinya inovasi mereka tidak mengenal batas.
Tapi, mengapa para generasi milenial ini sanggup menjadi entrepreneur digital yang hebat? Kebanyakan dari mereka putus sekolah atau kuliah pada masa resesi sedunia tahun 2008, saat tingkat kemungkinan mendapat pekerjaan dan keamanan sedang pada titik terendah sepanjang masa. Banyak dari mereka memutuskan untuk tidak mengikuti jejak generasi orangtua mereka dengan meniti jenjang karir di perusahaan - mereka memilih untuk mengambil kendali atas nasib mereka sendiri. Yang memacu mereka tidak selalu hanya uang atau status, melainkan cita-cita untuk membangun sebuah dunia yang lebih luas dan terhubung satu-sama lain lewat satu ide kecil. Dengan kemampuan untuk menguasai teknologi digital, mereka membuat segalanya jadi kenyataan.
Dimana semuanya bermulai
Pada tahun 2000, servis jasa online yang mulai hadir di seluruh dunia memberikan kemungkinan untuk memangkas biaya mendirikan perusahaan startup secara drastis, yang lalu membuka peluang untuk mengembangkan ide-ide secara cepat dan efisien. Membangun bisnis toko online dulunya mungkin membutuhkan dana lebih dari 1 juta dolar - kini, yang Anda butuhkan hanya kemampuan untuk membuat sebuah aplikasi ponsel.
Bersamaan dengan berkembangnya servis jasa online tersebut, datanglah ledakan inovasi di bidang jejaring sosial di seluruh dunia. Facebook, yang diciptakan Mark Zuckerberg di kamar asrama kampusnya di tahun 2003, merupakan salah satu jejaring sosial yang di anggap paling pertama berdiri karena popularitasnya , tapi ada banyak sesama milenial seperti Mark yang juga telah mendirikan raksasa startup yang bersifat sosial milik mereka sendiri: misalnya, kita ambil contoh dari Indonesia, ada Andrew Darwis (38 tahun), Nadiem Makarim (33 tahun) dan William Tanuwijaya (35 tahun) dengan Kaskus, Go-Jek dan Tokopedia.
Memiliki kemungkinan untuk menggunakan kekuatan internet seperti Facebook, Google, Skype, Twitter dan LinkedIn dengan sangat mudah, membuat para pendiristart-up sanggup untuk mengerjakan proyek mereka sendiri - ini jelas sudah menjadi tanda mulainya era baru dalam bidang operasional dan pemasaran bisnis. Kekuatan teknologi digital telah membuka jalan bagi para pendiristart-up untuk membangun merek dagang yang interaktif sekaligus meraih target konsumen yang luar biasa besar. Ini sangat relevan karena setiap bisnis digital baru bertujuan untuk menawarkan jasa khusus untuk konsumen "glokal" - maksudnya, menargetkan pangsa pasar lokal dengan satu solusi global.
Kesempatan beragam di seluruh dunia
"Digital Entrepreneurship" tersebar di seluruh dunia dan ada di beragam industri yang tak terhitung jumlahnya. Sebagai contoh, platform-platform ekonomi baru yang disruptif membuat jutaan orang kini tak lagi membutuhkan jasa "makelar" dan menghasilkan uang dari cara-cara yang sebelumnya tak terpikirkan, dalam skala global, misalnya AirBnB, yang didirikan di San Francisco, Amerika Serikat, di tahun 2008, yang memungkinkan orang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari menyewakan tempat tinggal.
Meskipun masih didominasi oleh Silicon Valley, para inovator di dunia teknologi digital banyak yang berasal dari belahan dunia lain - sebagian yang paling sukses adalah bagian dari generasi milenial. Spotify, aplikasi revolusioner yang telah mengubah cara kebanyakan dari kita menikmati musik, berasal dari Swedia dan penciptanya adalah Daniel Elk, 23 tahun. Di bidang aplikasi, ada Vidyard, aplikasi untuk video pemasaran yang diciptakan oleh Michael Litt, 28 tahun, asal Kanada - yang kini jadi salah satu aplikasi paling top di negara pendirinya - sementara, Stripe, perusahaan sistem pembayaran yang sekarang berkedudukan di California, awalnya didirikan di Irlandia oleh Patrick dan John Collison.
Smart working dengan iConnect
Saat ini, di Indonesia, semakin banyak peluang usaha berbasis teknologi, dengan segala kemudahan menjalankan bisnis lewat jalur digital. Sebagai contoh, para agen asuransi Generali. Mereka juga dapat dikategorikan sebagai digital entrepreneur: dengan bantuan teknologi iConnect, seluruh agen Generali di Indonesia selalu dapat memegang kendali terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan bisnis yang mereka bangun bersama Generali. Mulai dari proses pendekatan dengan klien baru, proses pengajuan polis, hingga membangun jaringan agen, semua dapat dilakukan dengan sangat mudah darimana saja.
Karena dunia sudah begitu mudah dijangkau lewat teknologi, 4 dari 5 langkah dalam proses klien menjadi nasabah asuransi juga melalui jalur digital. Agen asuransi Generali selalu terhubung dengan klien melalui iConnect - teknologinya yang mutakhir memungkinkan mereka bekerja dari mana saja.
Bantuan teknologi ini membuat para agen Generali dengan lebih mudah mengurus segala sesuatu mengenai klien lewat perangkat digital saja - selain itu, mereka pun bisa dengan mudah memonitor performa kerja mereka sendiri. Ini adalah terobosan baru Generali yang sangat powerful!
Program Connected Agent ini pun membuat para agent bisa mengambil kendali pekerjaan mereka dan bergerak efisiensi melalui sistem pemasaran online yang disediakan di iConnect - website yang bisa diakses lewat komputer desktop, tapi juga bisa diakses lewat ponsel.
Teknologi digital akan menjadi semakin penting untuk perekonomian dunia. Faktanya, Riset oleh Accenture di tahun 2014, menyatakan bahwa 10 juta pekerjaan bagi anak-anak muda kemungkinan akan tercipta oleh generasi entrepreneur digital dunia berikutnya. Perusahaan-perusahaan yang lebih tua mungkin mengalami kesulitan untuk berinovasi dan banyak dari perusahaan ini kini mengakuisisi start-up-start-up guna menyuntikkan darah segar ke dalam teknologi dan model bisnis mereka - karena mereka sadar bahwa digital adalah masa depan yang sejati.
Apakah kamu siap bergabung dengan generasi baru konsumen dan pebisnis digital? Klik tautan ini untuk mengirimkan CVmu untuk bergabung menjadi agen asuransi Generali!
Selalu update dengan jenis-jenis bisnis baru dan berita seputar teknologi lewat artikel-artikel dari expert kami
Trend perubahan cara belanja masyarakat ke arah online shopping
Komunikasi lewat jalur digital: Cara interaksi masa kini
10 Sifat Pemimpin Bisnis yang Hebat
Memulai usaha sendiri: susah nggak sih? Simak tips Anti-Gagal berikut ini!