"Micromanagement" itu apa sih? Rasanya kita sudah pernah dengar, tapi, untuk yang belum paham, definisi micromanagement adalah gaya kepemimpinan seorang bos yang terlalu banyak ikut campur dan kelewat mengontrol timnya, dengan mengharuskan anggota tim untuk meminta approval bagi semua pekerjaan. Micromanagement juga bisa berarti terlalu banyak mengkritik bawahan dan membatasi kebebasan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan.
Sebetulnya, micromanagement tidak lantas sepenuhnya jelek—ada tipe pegawai yang memang butuh arahan setiap saat. Tapi, bagi kebanyakan karyawan, apalagi generasi pekerja milenial masa kini, micromanagement bisa menimbulkan efek luarbiasa negatif, seperti stres berkepanjangan dan menurunnya produktivitas—bahkan, sampai bisa membuat karyawan kehilangan motivasi dan keutuhan tim pun terpecah.
Supaya yakin bahwa kita tetap memberikan pengarahan dan dukungan bagi seluruh anggota tim kita tapi dengan porsi yang tepat dan tidak malah menjadi micromanagement, ini beberapa cara untuk menghindarinya.
Apa saja ciri-ciri micromanagement?
Bos yang mempunyai gaya kepemimpinan micromanagement biasanya tidak memberi kepercayaan kepada bawahannya. Ini beberapa ciri-ciri kepemimpinan yang bergaya micromanagement:
- Perlu memberikan approval dalam semua hal, termasuk tugas paling kecil dan paling sepele sekalipun
- Jarang memberikan karyawan ruang gerak untuk membuktikan tanggung jawab mereka sendiri, dan selalu ingin mengambil kontrol penuh akan semua proses pekerjaan.
- Perfeksionis dan tidak bisa menerima kesalahan.
- Mendiktekan segala sesuatu yang harus dikerjakan anak buah, dan tidak pernah memberi keleluasaan mereka untuk mengemukakan pendapat serta ide-ide mereka sendiri.
- Meminta terlalu banyak laporan yang sebetulnya kurang penting dan makan waktu banyak untuk dikerjakan.
- Selalu ingin ikut campur dalam segala tugas, ketimbang mendelegasikan pekerjaan kepada anggota tim yang tepat dan mempercayai mereka untuk menyelesaikannya.
Merasa bahwa gaya kepemimpinan kita sepertinya termasuk micromanagement? Yuk, kita benahi cara memimpin tim kita
Gaya kepemimpinan yang bersifat micromanagement biasanya timbul dari rasa stres dan waswas mengenai pekerjaan. Penting untuk berbicara dengan diri kita sendiri dari hati ke hati, untuk mengetahui darimana sifat terlalu ngebos ini datang, sekaligus juga introspeksi diri untuk jadi pribadi yang lebih baik.
Setelah itu, belajarlah untuk memberikan lebih banyak ruang gerak dan kebebasan (yang tentunya diikuti dengan tanggungjawab) seputar pekerjaan kepada bawahan, contohnya dengan:
- Menjaga ekspektasi, ketimbang selalu menuntut semua tugas selesai dengan sempurna, hargai proses pembelajaran bawahan—mungkin tugas pertama yang diselesaikan tidak sesempurna harapan kita, tapi kita bisa berikan mereka saran dan masukan yang membangun sehingga tugas-tugas berikutnya bisa terselesaikan dengan lebih baik—bahkan, lama kelamaan bisa mendekati standar perfeksionis kita sebagai atasan.
- Berikan goal dan tujuan yang jelas, sehingga semua anggota tim memahami tugas dan tanggungjawab masing-masing dan bisa bekerjasama dengan harmonis untuk bersama-sama mencapai tujuan.
- Ukur hasil pencapaian dengan obyektif, dan monitorlah kemajuan dalam jangka panjang ketimbang terlalu ribet mengurusi hal-hal kecil dan sepele.
- Dekati semua anggota tim dan karyawan secara personal, mintalah saran dan masukan dari mereka yang bisa membawa angin segar dan hal-hal yang positif. Sebagai atasan, pendekatan ini sekaligus merupakan usaha untuk mengenal lebih jauh dan memahami bagaimana cara manajemen yang tepat bagi setiap karyawan, karena masing-masing dari mereka adalah individu dan pribadi yang unik dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri.
- Belajar untuk memberi kepercayaan dan bangun tim yang solid, lewat acara team building seperti outing, nonton bareng atau makan bersama sebulan sekali—sekaligus meningkatkan keakraban tim.
- Fokus kepada pekerjaan kita sendiri, sebelum mengecek pekerjaan bawahan - supaya pekerjaan yang penting juga bisa terselesaikan ketimbang harus mengontrol pekerjaan anggota tim kita terlebih dulu.
- Belajar pembagian tugas dan tanggung jawab, sesuai kemampuan, pengalaman dan karakter masing-masing anggota tim kita. Ini bertujuan supaya masing-masing anggota tim bisa menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan pekerjaan tim secara keseluruhan selalu beres sesuai dengan deadline.
Bagaimana? Termasuk tipe kepemimpinan micromanagement-kah kita? Bila iya, jangan kuatir, terapkan saja langkah-langkah di atas supaya karyawan kita pun semakin merasa nyaman di kantor, dan pekerjaan pun selalu beres!
Bekerja optimal di kantor dengan bantuan tips-tips kami untuk membantumu berkembang pesat di karir (sekaligus di kehidupan):
Apakah bosmu memiliki gaya kepemimpinan "micromanagement"? Ini cara bijak menyikapinya
Metode efektif untuk selalu produktif di kantor: yuk, coba hari ini juga!