Daftar Isi:

Kasus demam berdarah di Indonesia

Mengenal Gejala DBD pada Berbagai Usia

Apakah DBD bisa sembuh sendiri?

Grup usia dan profil pasien yang rentan terkena DBD

Ciri-ciri nyamuk DBD

Langkah pencegahan 3M Plus

Penangkal nyamuk herbal

Pelihara tumbuhan anti nyamuk

Langkah penanganan apabila terkena DBD

Apakah vaksin DBD efektif mencegah penyakit ini?

Kesimpulan

 

DBD: sering terlupakan, tapi ternyata cukup fatal.

Setiap tahun, sejak tahun 1968, ada satu penyakit endemi yang selalu hadir di Indonesia dan ternyata tingkat fatalitasnya cukup tinggi. Yaitu, Demam Berdarah Dengue, biasa disingkat sebagai DBD.

Indonesia dengan iklim tropisnya, yang sering tiba-tiba mengalami hujan di tengah musim kemarau, merupakan habitat ideal bagi nyamuk-nyamuk vektor DBD tersebut.

Panas terik yang tiba-tiba diikuti oleh hujan, dapat meningkatkan risiko penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Kondisi cuaca ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti, vektor utama DBD, untuk berkembang biak. 

DBD: kasus demam berdarah di Indonesia kembali meningkat

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi merinci hingga minggu ke-18 tahun 2024, tercatat jumlah kasus DBD mencapai 91.269 kasus dan jumlah kematian DBD yakni 641 kematian.

Sedangkan pada periode Januari hingga awal Mei 2023, jumlah kasus kematian akibat DBD sebesar 227 kasus. Demikian bila dihitung, terjadi kenaikan yang signifikan hingga 182 persen atau 2,8 kali lipat.

Oleh karena itu Penyakit ini tidak dapat disepelekan mengingat angka kasus yang melonjak naik setiap tahunnya. Penyakit ini menyebar lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus primer (utama) dan Aedes albopictus sebagai pembawa virus sekunder, dan umum terjadi di negara tropis dan subtropis seperti Indonesia.

Mengenal Gejala DBD pada Berbagai Usia

Gejala demam berdarah (DBD) dapat muncul pada berbagai rentang usia, namun ada kelompok usia tertentu yang lebih rentan dan menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Berikut penjelasannya berdasarkan kelompok usia:

Anak-anak dan Balita

Usia: Terutama usia 5-14 tahun.

Gejala:

  • Demam tinggi mencapai 40°C.
  • Mual dan muntah.
  • Bintik-bintik merah di kulit.
  • Nyeri di kepala, bagian belakang mata, otot, dan sendi.
  • Rasa lemas dan kehilangan nafsu makan.

Remaja

Usia: 15-19 tahun.

Gejala:

  • Demam tinggi.
  • Sakit kepala parah.
  • Tubuh terasa lemas.
  • Bintik-bintik merah di kulit.
  • Nyeri di tulang dan sendi.
  • Kesulitan bernapas.

Masa Inkubasi: 7 hingga 14 hari setelah digigit nyamuk Aedes aegypti.

Orang Dewasa

Usia: 20 tahun ke atas.

Gejala:

  • Demam tinggi.
  • Sakit kepala hebat.
  • Mual dan muntah.
  • Ruam di seluruh tubuh.
  • Perdarahan internal dan kebocoran pembuluh darah yang membutuhkan perawatan intensif.

Masa Inkubasi: 4 hingga 10 hari setelah digigit nyamuk Aedes aegypti.

Masa inkubasi virus dengue umumnya berkisar antara 4 hingga 10 hari setelah digigit nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Sangat penting bagi setiap kelompok usia untuk mendapatkan penanganan medis segera jika menunjukkan gejala DBD agar dapat mencegah komplikasi serius​​.

DBD bisa sembuh sendiri, atau ada obatnya?

Nah, DBD ini sebetulnya tidak memiliki obat anti virus khusus. Penanganan umumnya dilakukan dengan istirahat total, asupan cairan (minum lebih banyak, atau diinfus) dan obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen. Pada kasus yang cukup parah, penderita biasanya akan dirawat inap supaya dapat dimonitor lebih seksama oleh tenaga medis.

Orang yang terinfeksi virus ini untuk kedua kalinya memiliki risiko yang jauh lebih besar terserang jenis yang parah, sebab virus dengue sendiri terdiri dari empat jenis, yaitu virus dengue serotipe 1, serotipe 2, serotipe 3 dan serotipe 4. Keempat jenis virus ini biasa disingkat sebagai DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 - dan kesemuanya ada di Indonesia.

Grup usia dan profil pasien seperti apa yang paling rentan terkena DBD?

Ternyata, anak-anak dan remaja, di usia mulai dari bayi hingga 17 tahun, merupakan grup usia yang paling rentan terkena demam berdarah.

Apalagi anak yang obesitas / kegemukan atau kelebihan berat badan, sangat rentan terkena DBD karena sistem imun tubuh yang kurang baik.

Disiplin menerapkan 3M plus untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk menjadi kunci dari pengendalian DBD.

Ciri-ciri nyamuk DBD

Kenali nyamuk DBD lewat warna dan bentuknya. Berikut ciri-ciri fisik:

  • Berukuran kecil, sekitar 5-8 mm.
  • Berwarna hitam dan loreng putih di seluruh tubuh. 
  • Mampu terbang setinggi 100 meter dan sejauh 400 meter dan terbang dengan gerakan yang lincah dan mendadak. 

Ciri perilaku nyamuk DBD:

  • Nyamuk DBD suka bersarang di tempat atau wadah penampungan air yang jernih dan digunakan untuk bertelur
  • Suka tempat yang agak gelap dan lembab 
  • Habitat nyamuk DBD ini antara lain tempat penampungan air buatan seperti bak mandi, ember, vas bunga, kaleng bekas dan tempat sejenis.
  • Daya jangkau penularan si nyamuk luas, mencakup area besar di sekeliling tempatnya bersarang.

Sifat khas dari nyamuk demam berdarah dapat dilihat dari waktu gigitan. Nyamuk-nyamuk ini aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, paling aktif saat dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari terbenam.

Langkah pencegahan 3M Plus untuk meminimalisir perkembangbiakan nyamuk DBD

Langkah-langkah 3M yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia antara lain: 

  1. Menguras, rajin menguras penampungan air, termasuk bak mandi, toren air dan lain-lain sebagainya. Selain dikuras, gosok secara bersih dinding penampungan air agar telur nyamuk yang menempel ikut musnah terbasmi.
  2. Menutup, tutup rapat-rapat tempat penampungan air di rumah. Kubur barang-barang bekas dalam tanah untuk mencegah lingkungan kotor yang berisiko jadi sarang nyamuk. Daur ulang limbah dan barang bekas, sebagai alternatif mengubur barang bekas dalam tanah. 
  3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Terakhir langkah Plus yaitu:

1. Pelihara ikan yang memakan jentik nyamuk.

2. Gunakan obat nyamuk.

3. Pasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

4. Adakan gotong royong untuk membersihkan lingkungan.

5. Periksa tempat-tempat penampungan air secara berkala.

6. Simpan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.

7. Tambahkan larvasida pada penampungan air yang sulit dikuras.

8. Perbaiki saluran dan talang air yang tersumbat.

9. Tanam tanaman yang mengusir nyamuk.

 

Pakai penangkal nyamuk berbahan herbal

Ternyata, berbagai krim anti nyamuk mengandung zat-zat kimia yang toksik dan punya potensi berbahaya, terutama bagi bayi, balita dan lansia yang lebih sensitif.

Untuk menghindari paparan zat beracun dari krim anti nyamuk pasaran, buat sendiri penangkal nyamuk dari bahan herbal yang ramah untuk kulit dan tidak beracun.

Penangkal nyamuk buatan rumah sendiri bisa dibuat dari bahan-bahan alami ini:

  • Virgin Coconut Oil / VCO / Minyak Kelapa. VCO adalah ekstrasi buah kelapa segar tanpa penambahan bahan kimia dan memiliki asam lemak baik serta antioksidan polifenol di dalamnya, yang bagus untuk melembabkan kulit, menghilangkan bekas luka, mencegah jerawat dan juga bersifat anti virus, anti jamur serta anti bakteri.
  • Essential Oil, adalah minyak alami yang diekstrak dari satu jenis tanaman tertentu, biasanya minyak ini didapatkan dari akar, batang, daun, buah atau bunga. Untuk anti nyamuk, gunakan Essential Oil lavender, citronella / sereh wangi, lemon, jeruk, dan kayu putih.

Cara meracik penangkal nyamuk herbal buatan rumah sendiri:

Campurkan 100 mililiter VCO dengan maksimal 10 tetes Essential Oil pilihanmu. Kamu bisa gabungkan berbagai Essential Oil yang disarankan di atas, sesuai bau yang kamu suka.

Misalnya: 100 ml VCO dicampur dengan 2 tetes Essential Oil lavender, 3 tetes citronella, 1 tetes lemon, 1 tetes jeruk dan 3 tetes kayu putih, untuk wangi yang lebih segar. Atau, perbanyak lavender untuk wangi yang lebih lembut.

Memelihara tumbuhan anti nyamuk di taman dan dalam pot di ruangan

Di taman atau dalam pot bunga yang diletakkan di ambang jendela untuk mencegah nyamuk masuk, kamu juga bisa menanam beberapa tanaman anti nyamuk ini:

  • Sereh wangi / citronella
  • Bunga marigold
  • Bawang putih
  • Basil atau biasa disebut kemangi Italia
  • Tanaman mint
  • Rosemary

Terkena DBD? Jangan kuatir, ini langkah penanganannya

1. Cek darah lengkap

Bila kamu atau keluarga mengalami gejala DBD seperti disebutkan di atas, langsung hubungi lab terdekat untuk lakukan cek darah. Pada pemeriksaan darah lengkap, semua komponen darah akan dihitung kadarnya. Hasil dari tes ini akan menunjukkan angka komponen darah yang dibutuhkan untuk mendiagnosis, seperti trombosit, plasma, dan hematokrit.

Kamu akan dinyatakan positif terkena DBD apabila: 

  • Jumlah trombosit ≤ 100.000/µl
  • Nilai hematokrit meningkat hingga ≥ 20% dari nilai normal
  • Nilai hematokrit menurun hingga ≥ 20% dari nilai normal setelah mendapatkan terapi cairan 

2. Beristirahat total, minum banyak cairan dan obat pereda nyeri

Bila sudah positif terkena DBD, langsung istirahatkan diri secara total, banyak tidur dan berbaring, perbanyak asupan cairan air putih dan jus buah berwarna merah (jambu klutuk, cranberry) dan rutin minum obat pereda nyeri seperti parasetamol ataupun ibuprofen.

3. Rawat inap bila dirasa perlu atau saat gejala memburuk

Bila gejala dirasa memburuk, pertimbangkan untuk langsung meluncur ke Instalasi Gawat Darurat / IGD rumah sakit terdekat. Dengan rawat inap, nakes dapat memonitor keadaan pasien penderita DBD dengan lebih baik.

Bagaimana dengan Vaksin DBD? Apakah efektif mencegah penyakit ini?

Sampai saat ini, belum ada vaksin yang aman dan efektif untuk melawan demam berdarah.

Nah, tidak seperti vaksin flu atau vaksin Covid-19, para ilmuwan masih belum memiliki vaksin yang am…” with “Sampai saat ini, belum ada vaksin yang aman dan efektif untuk melawan demam berdarah.

Rekomendasi Otoritas Kesehatan:

WHO: Merekomendasikan vaksin Dengvaxia hanya untuk individu yang sudah pernah terinfeksi virus dengue. Menurut pemberitahuan dari Sanofi Pasteur pada tahun 2017, vaksin Dengvaxia bisa berbahaya bagi orang yang belum pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya. Jika mereka menerima vaksin ini dan kemudian terinfeksi, risiko mengalami demam berdarah yang parah akan meningkat.

Kementerian Kesehatan Indonesia: Vaksin Dengvaxia tidak masuk dalam daftar imunisasi nasional dan tidak diedarkan secara luas di Indonesia. Dokter anak dianjurkan untuk menunda pemberian vaksin ini pada anak-anak. Berdasarkan jurnal berjudul Keamanan Vaksin Dengue pada Anak yang terbit tahun 2019, IDAI mengarahkan dokter anak Indonesia untuk menunda pemberian vaksin dengue.

 

Apa kesimpulannya mengenai DBD?

Penyakit ini merupakan penyakit endemik yang sudah lama ada di Indonesia, tapi pencegahannya sebetulnya tidak sulit. Hanya butuh ketelatenan saja dalam melakukan protokol 3M seperti disebutkan di atas. Dan bila sudah terinfeksi, langsung saja pergi ke rumah sakit atau faskes terdekat untuk minta saran dokter – apakah sebaiknya rawat inap atau bisa rawat di rumah saja.

Selain itu, rajin memakaikan krim anti nyamuk yang bersifat herbal kepada seluruh keluarga, merupakan salah satu langkah pengamanan ekstra yang bisa dilakukan setiap hari. Meski tidak dapat mencegah seratus persen, setidaknya dengan bantuan perlindungan krim anti nyamuk, kita meminimalisir risiko kena gigitan nyamuk.

Tracking DBD: Waspada, kasus Demam Berdarah Dengue kembali melonjak!
Bagikan
suka artikel ini :