Pembahasan tentang upaya menjaga lingkungan dalam konteks keberlanjutan (sustainability) seringkali dikaitkan dengan aktivitas yang begitu kompleks. Alhasil, kita jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa sih upaya dalam skala individu yang bisa kita lakukan dalam rangka menjaga lingkungan?

Ternyata, menjaga lingkungan itu nggak harus kompleks kok! Kamu bisa mulai dari aktivitas sederhana sehari-hari, dan membuatnya menjadi lebih ramah lingkungan. Di artikel berikut ini, Generali Indonesia akan membahas tips memasak di rumah yang ramah lingkungan.

Tips Memasak Ramah Lingkungan

Pada dasarnya, memasak sudah merupakan langkah yang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan membeli makanan di luar. Tapi ternyata, ada beberapa hal kecil yang ternyata bisa lebih jauh mengurangi jejak karbon (carbon footprint) kita. Berikut adalah tips-tips yang bisa kamu coba untuk memulai.

1. Pilih bahan makanan lokal sesuai musimnya

Dengan berkembangnya teknologi impor, sekarang kita bisa dengan mudah mengkonsumsi makanan yang awalnya tidak tersedia di daerah kita sendiri. Padahal, jarak tempuh bahan pangan (global food miles, atau jarak tempuh transportasi atau distribusi bahan pangan sejak waktu produksinya hingga mencapai konsumen) tercatat menimbulkan 3 gigaton CO2e yang berdampak langsung pada efek rumah kaca.

Untuk mengatasi hal ini, mari beralih untuk membeli bahan pangan yang tersedia secara lokal, dan terutama secara musimnya. Jarak tempuh bahan pangan berkurang, kita juga bisa mendukung petani lokal, dan kualitas makanan pun lebih segar.

2. Jika bisa, beli bahan makanan organik

Bahan pangan organik berarti diproduksi tanpa pestisida maupun bahan berbahaya lainnya. Dilansir dari Kementerian Kesehatan, pengolahan secara organik bisa berdampak positif pada lingkungan, karena mengurangi limbah zat beracun pada air dan tanah.

3. Buat rencana menu makanan

Ibu-ibu pasti setuju, bahwa memikirkan menu makanan itu pusingnya bisa minta ampun! Tapi nyatanya, dengan merencanakan menu makanan, kita bisa mengurangi sampah makanan dengan memasak secukupnya sesuai jumlah orang yang makan.

Biaya belanja dapur pun jadi lebih hemat, sebab potensi untuk kita memesan makanan di luar yang pasti dikemas dengan berbagai macam plastik pun berkurang.

Jika masih ada sisa makanan, jangan buru-buru dibuang! Cek dulu apa yang ada di dapur, lalu telusuri di Google ide-ide kreasi makanan sesuai selera.

4. Pertimbangkan untuk mengompos

Ketika makanan terbuang, berarti kita juga membuang semua energi dan air yang diperlukan untuk menanam, memanen, mengangkut, dan mengemasnya. Jika makanan yang dibuang kemudian membusuk, maka limbah tersebut akan menghasilkan metana – gas rumah kaca yang efeknya lebih kuat dari karbon dioksida.

Lalu jika sudah berusaha merencanakan menu dan masih punya sisa makanan, apa yang bisa dilakukan? Nah, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengompos limbah dapur. Mengompos memang sedikit lebih repot daripada langsung membuang sampah, tapi aktivitas ini membawa banyak sekali dampak positif baik untuk rumah kita sendiri maupun lingkungan sekitar.

5. Berhenti menggunakan plastik sekali pakai

Menggunakan plastik memang membuat hidup lebih praktis dan tidak makan tempat. Saat sudah selesai dipakai, bisa langsung dibuang deh! Namun pada nyatanya, semua plastik sekali pakai bekas penggunaan akan berakhir di pembuangan akhir sebagai limbah yang tidak bisa diproses. Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.

Untuk mengurangi limbah plastik, kita bisa beralih ke peralatan yang bisa dipakai berulang kali. Contohnya, sedotan, sendok, garpu, sumpit, plastik pembungkus bahan makanan, dan lainnya.

6. Bawa wadah dan tas sendiri saat berbelanja

Seringkali saat berbelanja, mau tidak mau kita pasti akan menggunakan plastik karena hanya bahan itulah yang disediakan. Lalu, harus bagaimana? Kita bisa mulai untuk membawa wadah kita sendiri dengan bahan ramah lingkungan yang bisa dipakai kembali, tentunya.

Bahkan, kita tidak perlu menguras kantong membeli banyak wadah baru. Kita bisa menggunakan botol kaca atau wadah bekas kemasan makanan yang pernah kita beli. Jangan lupa juga untuk membawa tas belanja supaya tidak perlu menggunakan kresek saat berbelanja.

7. Gunakan kulkas dengan bijak

Selain memilih kulkas yang lebih hemat energi, kita juga bisa memaksimalkan penggunaan energinya. Contohnya, jangan langsung memasukkan makanan panas karena akan menyebabkan kulkas bekerja lebih keras. Pastikan kamu selalu menutup kulkas dengan rapat, karena jika tidak maka listrik akan terbuang percuma dan makanan yang disimpan pun akan basi. Lakukan servis berkala sebelum kulkas terlanjur rusak.

8. Gunakan air dengan bijak

Untuk beberapa dari kita, akses pada air bersih mungkin terdengar begitu simpel. Ya, kan tinggal buka keran saja, toh? Pada kenyataaannya, ada beberapa daerah yang tidak seberuntung kita. Apalagi, kelangkaan air bersih juga makin diperparah oleh perubahan iklim dan pemanasan global, yang mana akan berdampak pada krisis air bersih.

Maka dari itu, mulai biasakan untuk menggunakan air bersih dengan bijak. Kita bisa menghemat air saat mencuci, dengan cara mencuci sekalian dalam jumlah banyak dan mematikan keran saat tidak digunakan. Selain itu, biasakan untuk memasak air secukupnya dan jangan lupa tutup panci saat memasak agar air matang lebih cepat.  

9. Gunakan peralatan hemat energi

Dapur merupakan area tersibuk dalam suatu rumah. Mulai dari kulkas, oven, kompor, semuanya berpusat di dapur. Walaupun tidak serentak, kita bisa mulai pelan-pelan beralih ke peralatan yang lebih hemat energi agar penggunaan listrik kita secara keseluruhan lebih menurun.

Salah satu pilihan yang bisa dicoba adalah beralih ke kulkas inverter yang didesain supaya lebih hemat energi. Selain itu, kamu bisa menggunakan lampu hemat energi, oven konveksi, kompor induksi, dan peralatan lainnya.

10. Beli peralatan yang berkualitas baik agar awet

“Ah, cuma buat masak sehari-hari doang, ngapain beli mahal-mahal?” Mungkin beberapa dari kita berpendapat demikian. Tapi dengan membeli peralatan dengan kualitas yang baik, maka barang pun akan lebih awet dan optimal untuk digunakan. Sebaliknya jika kita asal membeli dengan harga yang murah, kemungkinan alat untuk rusak akan jadi lebih tinggi dan ujung-ujungnya berakhir tidak bisa digunakan lalu dibuang.

 

Berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dari rumah

Nah, tips mana nih yang akan kamu praktikkan di rumah? Dengan mengadopsi langkah-langkah di atas, kamu sudah berkontribusi aktif dalam menjaga lingkungan dan menciptakan perubahan positif dalam upaya pelestarian lingkungan. Memasak ramah lingkungan bukan hanya tentang makanan yang dihasilkan, tapi juga tentang bagaimana kita semua merawat bumi ini untuk generasi mendatang yang berkelanjutan.

 

Komitmen Generali untuk mengedepankan keberlanjutan

Menempatkan keberlanjutan (sustainability) sebagai landasan strategi dalam menjalankan bisnis, Generali Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan sosial. Salah satu inisiatif yang telah dijalankan yaitu program PLAN & PLANT: Generali Indonesia akan menanamkan 1 pohon bakau untuk setiap 1 Polis baru yang terbentuk. Lewat program ini, kami mengajak Nasabah untuk berpartisipasi aktif dalam menyelamatkan lingkungan. Nasabah bisa mendapatkan proteksi bagi diri dan keluarga sembari berkontribusi secara langsung bagi keberlanjutan untuk masa depan.

PLAN & PLANT jadi bukti nyata bahwa setiap dari kita bisa menjadi bagian dari solusi dalam menjaga keberlanjutan bumi. Pohon bakau yang ditanam atas pembelian Polismu membantu melindungi planet tempat kita tinggal dengan cara mengurangi emisi karbon dari polusi.

Selain itu, tanaman bakau mampu memberikan manfaat lain, seperti mengurangi risiko banjir, membangun ekosistem laut, membuat air lebih jernih, dan lainnya. Namun sayangnya, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa periode 2010 sampai 2020, Indonesia telah kehilangan luas tutupan bakau hampir seluas 200.000 hektare yang disebabkan oleh berbagai hal seperti maraknya pembalakan hutan liar, deforestasi untuk konversi lahan dan reklamasi pesisir. Untuk itulah, Generali Indonesia mengambil peran aktif dalam perbaikan faktor-faktor ESG & Sustainability, selaras dengan United Nation Sustainable Development Goals (UNSDGs).


Selain melakukan langkah-langkah untuk mengurangi paparan polusi, kamu juga perlu memberikan jaring proteksi bagi diri sendiri dan keluarga, lewat berbagai solusi proteksi Yang Unik Untukmu dari Generali Indonesia, yang bisa kamu cek lebih lanjut di tautan ini.

 

Bagikan
suka artikel ini :