Semakin menipisnya sumber daya alam dan bertambahnya populasi dunia membuat para ilmuwan lantas putar otak: bagaimana menyiasati keterbatasan sumber daya untuk mencukupi pangan di masa depan nanti? Karena itulah mereka lantas menciptakan apa yang disebut “makanan pengganti” atau “makanan substitusi”.

Apa sebetulnya makanan substitusi dan apakah manusia benar-benar bisa bertahan hanya memakan makanan ini saja? Baca selengkapnya di artikel ini.

Terbuat dari apakah makanan pengganti?

Makanan substitusi biasanya dibuat dalam bentuk minuman, bubuk yang bisa dicairkan bersama air putih atau potongan makanan dalam bentuk persegi panjang dan biasa disebut bar. Makanan ini mengklaim bahwa mengonsumsinya lebih sehat, karena selain kecukupan kalori, protein, vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan manusia - selain itu, bentuknya yang efisien membuat penyimpanan jangka panjang dan konsumsi sangat mudah.

Sejak tahun 1920an, beberapa pabrik sudah mulai memproduksi sejumlah susu bernutrisi tinggi yang konon bisa dijadikan alternatif makanan pengganti.

Di masa kini, ada berbagai produk seperti Soylent, susu Pediasure, maupun bermacam-macam produk protein bar yang lazimnya mengandung 200-400 kalori per sajian, dengan kadar gula rendah dan tambahan vitamin serta mineral ekstra yang diperlukan tubuh.

Apa alasan di balik kepopuleran makanan substitusi?

Kepraktisannya, tentu saja! Makanan substitusi mudah disimpan dan kapan saja bisa disajikan, terutama bagi orang-orang dengan mobilitas tinggi dan gaya hidup super sibuk.

Kebanyakan orang di perkotaan tak punya banyak waktu untuk berbelanja bahan makanan segar ke pasar, apalagi mempersiapkan masakan rumahan yang sehat bernutrisi.

Jadi, makanan substitusi ini adalah solusi praktis untuk mencukupi kebutuhan gizi, kalori, vitamin, mineral, karbohidrat, lemak dan protein esensial bagi tubuh manusia. Selain itu, banyak produk makanan pengganti bersifat vegan, bebas laktosa dan dibuat dari bahan-bahan berkualitas.

Inilah sebab mengapa makanan substitusi semakin populer 5 tahun terakhir di seluruh dunia.

Apakah makanan pengganti baik untuk kesehatan?

Produsennya tentu saja mengklaim bahwa semua produk memiliki makronutrisi yang ideal untuk diet sehat, tapi belum ada cukup penelitian yang memadai dan sudah dilakukan dalam jangka waktu lama untuk mempelajari dan mengetahui efek konsumsi makanan pengganti pada manusia.

Menurut kami sendiri, produk makanan substitusi boleh saja dikonsumsi sesekali bila betul-betul sedang tak punya waktu, tapi sebaiknya jangan pernah melupakan makanan sesungguhnya yang berasal dari alam, diproses minimal dan betul-betul bernutrisi lengkap.

Masih terlalu dini untuk mengklaim bahwa makanan substitusi bisa menggantikan fungsi makanan sungguhan sepenuhnya, meskipun masa depan manusia terus bergerak ke arah makanan substitusi, karena alasan kepraktisan dan guna menyiasati keterbatasan sumber daya alam. Bagaimana menurut kamu?

 

Mulai dari saran mengenai cara makan sampai dengan resep camilan sehat, semua yang kamu butuhkan untuk memulai gaya hidup sehat ada disini:

Makanan terbaik untuk pelari: sebelum dan sesudah latihan

Bye-bye kram & keseleo: ini caranya pemanasan sebelum lari marathon

5 Resep Smoothie enak, lezat dan penuh nutrisi

 

Tracking Makanan masa depan: bisakah manusia bertahan dengan makanan pengganti?
Bagikan
suka artikel ini :