Moms and Dads, sebagai orangtua, tentu kita ingin merencanakan masa depan yang cerah bagi anak-anak kita. Nah, menciptakan masa depan yang cerah bagi sang buah hati, bukan sekedar tentang menabung uang saja. Juga penting bagi setiap orangtua untuk mengajari anak mengenai manajemen keuangan, sehingga mereka mengerti nilai uang dan kelak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab serta punya sikap dan kebiasaan finansial yang sehat.
Satu, dua atau tiga – berapapun jumlah putra-putri Moms and Dads, saran terbaik yang dapat kami berikan untuk menciptakan masa depan finansial yang stabil bagi anak tercinta dimulai dari pengajaran bijaksana agar si kecil memahami arti uang sejak dini.
Ini 11 cara terbaik untuk melakukannya.
1. Mulai menabung sejak hari pertama (bahkan sebelumnya!)
Salah satu cara termudah untuk memulai perencanaan finansial bagi anak adalah dengan mulai menabung sejak dini.
Menabung sejak kelahiran anak, atau bahkan, sejak hari di mana Moms and Dads tahu bahwa si kecil sedang tumbuh dalam rahim ibunya, merupakan langkah bijak bagi pasangan muda yang akan segera menjadi orangtua.
Ada banyak jenis tabungan yang dapat secara otomatis memotong penghasilan bulanan pemiliknya untuk dimasukkan ke rekening lain. Ini bisa dimanfaatkan untuk mulai menabung demi masa depan si kecil. Setiap bulan, secara otomatis Moms and Dads akan menyisihkan uang yang khusus untuk sang buah hati.
Selain itu, sedikit demi sedikit lantas dapat menjadi bukit. Tak perlu memaksakan diri untuk menabung dalam jumlah banyak setiap bulannya, sesuaikan saja dengan kemampuan finansial, karena menabung untuk anak dapat diibaratkan lari marathon yang bersifat jangka panjang – bukan sekedar perlombaan lari jarak pendek yang berlangsung secara singkat.
2. Biasakan untuk memberi hadiah uang alih-alih mainan
Mainan yang bersifat mendidik maupun buku memang cukup penting untuk merangsang tumbuh kembang anak. Tapi, jangan terlalu banyak menghujani anak dengan mainan.
Daripada membeli puluhan mainan yang hanya akan dimainkan anak dalam waktu singkat lalu terbuang sia-sia, pilihlah mainan sedikit saja – tapi pastikan semua mainan tersebut adalah mainan berkualitas prima yang cukup tahan lama dan bisa dimainkan anak selama jangka waktu cukup panjang.
Sisa uangnya bisa dijadikan hadiah yang akan masuk ke dalam tabungan si anak. Tabungan ini pun dapat digunakan untuk membiayai kegiatan ekstrakurikuler bagi anak bila sudah agak besar nanti. Mulai dari les menari, berbagai kegiatan olahraga, bahkan les bahasa maupun acara berlibur, semuanya tentu akan membutuhkan dana ekstra.
3. Ajari menggunakan uang saku dengan bijak
Siapa bilang uang saku hanya untuk anak yang sudah lebih besar atau remaja? Tak ada salahnya mulai mengajari anak untuk menggunakan uang saku dengan lebih bijak, sejak mereka berusia empat atau lima tahun.
Ajak mereka untuk mengerti, bahwa mereka akan diberi uang saku yang bisa mereka belanjakan segera untuk jajan, atau ditabung untuk membeli sesuatu yang lebih berarti.
Ajarkan juga pada anak untuk memasukkan uang saku yang tersisa dalam celengan yang hanya akan dibuka bila sudah penuh.
Ini akan mengajari anak prinsip mengatur budget keuangan sejak dini secara efektif dan efisien.
4. Buka rekening bank khusus dengan nama si anak sendiri
Saat anak sudah cukup besar – sekitar usia 7 atau 8 tahun, bukakan ia rekening bank khusus dengan namanya sendiri.
Ini sangat penting, lho! Dengan mengizinkan anak memiliki rekening bank atas namanya sendiri, Moms and Dads akan mengajari mereka untuk bertanggungjawab atas uang mereka sendiri.
Dan ketika orangtua memberi kepercayaan kepada anak mengenai masalah keuangan, ini artinya orangtua menunjukkan bahwa mereka yakin anak dapat membuat keputusan bijak seputar keuangan, tentunya dengan dukungan dan bimbingan Moms and Dads sebagai orangtua mereka, ya.
Memiliki rekening akun sendiri juga mengajarkan anak untuk menjadi independen secara finansial.
Carilah jenis tabungan yang khusus untuk anak dan dapat dimonitor oleh orangtua sebagai wali anak. Jadi, Moms and Dads pun dapat mengecek pengeluaran yang dilakukan anak kapan saja.
Kemudian, ajari anak menggunakan aplikasi online banking untuk secara mandiri dapat mengecek saldo rekening dan melihat catatan pengeluaran lewat bank statement.
Pun, memberikan mereka rekening bank atas nama merkea sendiri akan mendidik mereka untuk memahami bagaimana mekanisme cara kerja sebuah bank serta sistem perbankan di dalamnya. Anak akan mengerti bagaimana menyetor uang atau menariknya, melakukan transfer dan menggunakan ATM.
5. Istilah dan jargon keuangan harus diajarkan dari awal
Kebanyakan sekolah tidak mengajari anak mengenai pemahaman literasi seputar keuangan. Ini tentu jadi tugas orangtua.
Berbagai istilah dan jargon keuangan bisa mulai diajarkan pada anak saat usia mereka kira-kira 8 tahun ke atas. Misalnya, hal-hal seputar finansial seperti:
- Suku bunga tabungan di bank
- Pajak dan berbagai jenisnya
- Pengeluaran dan pemasukan
- Investasi dan berbagai instrumennya
- Produk jasa keuangan lainnya
- Asuransi pendidikan
- Gaji atau hasil usaha
- Hutang piutang
- Kartu kredit
- Kredit, cicilan dan pinjaman
- Dan lain-lain sebagainya
Pengetahuan ini kelak akan menjadi sangat berguna bagi si anak ketika mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang akan bertanggungjawab mengenai segala problematika finansial mereka.
6. Investasi dalam instrumen yang tepat, aman dan terpercaya
Warisan tak hanya berupa uang saja. Tapi juga dapat berupa saham, properti, emas, uang virtual kripto, maupun berbagai instrumen investasi lainnya.
Sejak dini, beritahukan kepada anak, portfolio investasi apa saja yang sudah dimiliki oleh Moms and Dads. Dan beri mereka pemahaman lebih mendalam mengenai pemasukan pasif dari hasil imbal investasi.
Tentunya, kelak setelah mereka dewasa dan sudah siap, Moms and Dads mungkin akan mewariskan aset investasi tersebut kepada mereka, jadi lebih baik persiapkan sedini mungkin agar mereka kelak bisa mengelola investasi tersebut sehingga jadi lebih berkembang lagi.
Tentunya, jangan lupa untuk selalu berinvestasi dalam instrumen yang tepat, aman dan terpercaya, ya.
7. Menabung untuk berbagai kepentingan atau hal besar dalam hidup sang anak
Setiap anak suatu hari nanti akan tumbuh besar dan memiliki berbagai kepentingan yang harus dilakukan dalam hidup. Mulai dari biaya sekolah dasar hingga SMU, biaya kuliah, bahkan menikah, membeli kendaraan dan rumah mereka sendiri.
Semua ini sudah pasti membutuhkan dana yang tak sedikit. Apalagi, biaya sekolah akan semakin mahal, karena pemerintah ternyata punya rencana akan mengenakan pajak yang semakin besar untuk sektor pendidikan swasta.
Saat menabung untuk masa depan anak, beberapa hal yang perlu diperhitungkan adalah:
- Tingkat inflasi, yang sekitar 1 hingga 10 persen per tahunnya.
- Biaya-biaya tak terduga, sebaiknya sisihkan 15 hingga 20 persen lebih banyak dari target tabungan.
8. Yuk, canangkan hidup bebas dari hutang dan cicilan
Kebanyakan hutang dan cicilan, baik itu cicilan rumah, kendaraan bermotor, kartu kredit dan sejuta tetek bengek lainnya, bisa membuat setiap orang pusing. Apalagi di saat pandemi yang terus berlanjut, situasi tak menentu, membuat penghasilan menurun.
Cobalah untuk mengencangkan ikat pinggang alias berhemat, jangan besar pasak dari tiang. Hidup lebih sederhana untuk masa depan yang lebih cerah, dan pelan-pelan, lunasi semua hutang yang menjerat. Mari canangkan hidup yang merdeka, bebas dari berbagai hutang dan cicilan.
Anak belajar dengan mengambil orangtua mereka sebagai teladan yang utama. Karena inilah, hindari berhutang terlalu banyak – dan bila sudah terlanjur punya banyak hutang, kurangi pengeluaran yang sekiranya dirasa tidak terlalu perlu (lebih sering masak di rumah ketimbang pesan antar atau makan di luar salah satu contohnya) dan sisihkan lebih banyak penghasilan untuk berusaha secepatnya melunasi hutang-hutang yang ada.
Anak yang menyaksikan sendiri teladan orangtua yang minim hutang, dengan sendirinya akan belajar untuk menjadi orang dewasa yang juga segan untuk berhutang.
9. Punya surat wasiat itu penting
Apa? Menulis wasiat? Rasanya belum pernah terpikirkan, apalagi di saat kita masih muda, bahagia dan sehat walafiat. Kebanyakan orang Indonesia tidak menganggap penting menulis surat wasiat. Tapi, jangan salah! Umur seseorang tak ada yang bisa menebaknya, dan ajal bisa datang kapan saja.
Menulis surat wasiat untuk ditinggalkan kepada keluarga tercinta, sebenarnya sangat penting. Meninggalkan wasiat berarti meninggalkan pesan agar kelak setelah kita berpulang, keinginan kita dapat tetap dijalankan oleh ahli waris.
Menulis dengan jelas surat wasiat juga berarti kita membantu menghindari perpecahan antara sanak keluarga yang ditinggalkan, dengan menjelaskan secara pasti pembagian harta peninggalan dengan baik tanpa ada satu pihak pun yang dapat mengajukan protes, sebab keputusan surat wasiat berlaku mengikat.
Selengkapnya mengenai surat wasiat dan cara menulisnya dapat dibaca di tautan berikut ini: Ini pentingnya memiliki surat wasiat dan cara menulisnya.
10. Uang bukan subyek yang tabu dibicarakan
Ya, bagi kebanyakan orang Indonesia, uang adalah subyek yang sensitif. Tak sedikit orang Indonesia menganggap bahwa membicarakan uang adalah subyek yang bersifat tabu dan tidak baik didiskusikan secara blak-blakan.
Ini anggapan yang kurang tepat. Sebab, anak perlu diajari mengenai uang, dan sikap mereka kelak sebagai orang dewasa sangat tergantung pada sikap orangtua yang mereka lihat ketika mereka tumbuh sebagai seorang anak.
Teruslah mendiskusikan mengenai uang dan masalah finansial dengan bijak dan berikan dukungan serta bimbingan pada anak agar mereka kelak menjadi orang dewasa yang sadar pentingnya pengaturan keuangan.
11. Persiapkan dana pendidikan lewat program CEMERLANG Scholar
Curi start dalam persiapan ciptakan masa depan yang cerah, dengan memulai program dana pendidikan untuk anak lewat CEMERLANG Scholar.
CEMERLANG Scholar berikan kepastian perlindungan dengan 110% Premi kembali untuk Manfaat Beasiswa buah hati.
3 Kepastian Cemerlang Scholar
- Mendapat Perlindungan Asuransi & Kecelakaan
- Premi terjangkau mulai dari Rp108.000/bulan.
- Premi yang telah dibayarkan akan dikembalikan 110% sebagai Manfaat Beasiswa apabila tidak terjadi klaim selama Masa Pertanggungan.
Mau tahu lebih lanjut mengenai CEMERLANG Scholar? Moms and Dads bisa hubungi Agen Generali yang terdekat dengan tempat tinggal, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, lewat tautan ini.