Belakangan ini, istilah “slow living” banyak menjadi perbincangan masyarakat, terutama melalui media sosial. Pasalnya, konsep gaya hidup yang satu ini dinilai ampuh menjadi solusi bagi mereka yang terjebak dalam rutinitas dengan tekanan yang cukup tinggi. 

Namun, istilah slow living ini sering di salah artikan bagi sebagian orang. Mereka justru menganggap konsep ini muncul sebagai ajang bermalas-masalan untuk melakukan sebuah aktivitas. 

Lantas, sebenarnya apa sih slow living itu? Dan bagaimana cara menerapkannya? Jika kamu penasaran, yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Pengertian Slow Living

Slow living adalah sebuah gaya hidup yang menekankan pada penurunan kecepatan dan penikmatan setiap momen dalam kehidupan. Konsep ini bermula sebagai gerakan yang tersebar di Italia pada tahun 80-an, terutama melalui Slow Food Movement, sebagai respons terhadap budaya cepat saji dan dominasi industri makanan. 

Secara lebih luas, slow living melibatkan penolakan terhadap kehidupan yang terburu-buru, serta menitikberatkan pada kualitas dibandingkan kuantitas dalam segala hal. 

Meskipun mengajak untuk melambat, bukan berarti menganjurkan kemalasan. Bahkan sebaliknya, slow living justru mengajarkan kamu untuk lebih menghargai proses dalam kehidupan dan menikmati setiap aktivitas dengan kesadaran penuh.

Dengan menghargai kehidupan yang tengah dijalani, kamu menikmati setiap proses disertai dengan rasa bahagia. Meskipun hidup di situasi yang serba cepat, kamu tetap bisa mengendalikan diri sendiri dengan menerapkan konsep gaya hidup ini. 

Manfaat Menerapkan Slow Living

  1. Mengurangi Stres yang Berlebih

Menghadapi kehidupan yang serba cepat dan padat, sangat memungkinkan kamu untuk memiliki banyak tekanan sehingga mengakibatkan stres yang berlebih. Dengan menerapkan slow living, dapat membantu kamu mengurangi tingkat stres dengan menikmati setiap momen dalam kehidupan. 

  1. Kesehatan Mental yang Lebih Baik 

Dengan memfokuskan diri pada kesadaran penuh dan menghargai prosesnya, slow living dapat meningkatkan kesehatan mental. Hal ini tentunya dapat membantu kamu mengurangi kecemasan dalam hidup serta meningkatkan kebahagiaan. Hal ini bisa dibantu dengan metode mindfulness, cukup 10-15 menit dan bisa dilakukan di mana saja, dampak yang dirasakan selain mengobati stres, dapat membuat otak semakin rileks dan tidur lebih nyenyak.

  1. Mengelola Hubungan yang Berkualitas

Menerapkan konsep slow living, artinya kamu juga menyisihkan waktu untuk menikmati aktivitas bersama keluarga, teman dan orang tersayang lainnya tanpa terburu-buru, sehingga dapat meningkatkan kualitas hubungan interpersonal. Tentunya, hal ini memungkinkan untuk terciptanya ikatan yang lebih kuat dan lebih bermakna.

  1. Terwujudkan Work Life Balance

Memiliki work life balance adalah impian semua orang, bukan? Menerapkan gaya hidup slow living mampu berkontribusi secara positif terhadap mencapai work-life balance yang sehat. 

Bahkan kini beberapa perusahaan mulai mengintegrasikan prinsip slow living ke dalam budaya kerja mereka, menyadari bahwa karyawan yang bahagia dan seimbang dapat menjadi lebih produktif dan berkontribusi lebih baik.

Slow living mendorong kamu untuk menempatkan nilai pada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan mengurangi tekanan untuk terus-menerus bekerja, kamu dapat lebih mudah menetapkan batas antara waktu kerja dan waktu bersantai. 

Tips Menerapkan Slow Living

Menerapkan gaya hidup slow living memang tidak mudah, namun kamu dapat melakukannya secara konsisten agar terwujudnya kehidupan yang lebih bahagia. Berikut adalah beberapa tips ala Generali Indonesia yang dapat membantu kamu menerapkan konsep slow living dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Rencanakan Jadwal Aktivitas dengan Bijak

Untuk memulai hidup dengan konsep slow living, kamu dapat menentukan jadwal aktivitas sesuai dengan skala prioritas. Mulailah untuk menulis prioritas tersebut dari yang paling penting. 

Cara ini akan membantu kamu untuk tetap fokus terhadap hal yang harus kamu lakukan tanpa memikirkan yang tidak penting. Selain itu, jangan takut untuk mengatakan "tidak" pada hal-hal yang kurang sesuai dengan prioritas kamu.

  1. Mengurangi Ketergantungan Terhadap Gadget

Tips selanjutnya, kamu dapat menentukan waktu tertentu untuk memeriksa pesan atau media sosial. Sehingga waktu yang kamu miliki dapat dimanfaatkan untuk mengulik hobi, mencoba resep masakan baru, membaca buku, melakukan aktivitas bersama orang tersayang maupun bersantai tanpa gangguan.

Karena melihat kesuksesan orang lain, terkadang dapat membuat kamu merasa cemas dan khawatir terhadap pencapaian orang lain yang lebih besar. Jika dibiarkan, dapat menyebabkan kamu untuk terus-menerus membandingkan diri sendiri dengan prestasi orang lain. Padahal, kamu dapat menggunakan waktu yang dimiliki dengan hal-hal yang jauh lebih bermanfaat. 

  1. Jadwalkan Waktu untuk Rekreasi

Tak menutup kemungkinan, rekreasi adalah hal yang dibutuhkan ketika kamu menerapkan gaya hidup slow living. Tentukan jadwal rutin untuk melakukan kegiatan rekreasi atau hobi yang membuat diri kamu bahagia dan merasa bersyukur dengan mengambil cuti atau di saat hari libur setiap bulannya agar mengurangi stres. Jangan lupa selalu hindari kecenderungan untuk terus-menerus bekerja dan berikan diri kamu kesempatan untuk bersantai sejenak.

  1. Perbanyak Aktivitas di Luar Ruangan

Menerapkan slow living dengan memperbanyak aktivitas di luar ruangan dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Kamu dapat menikmati pemandangan alam dan hirup udara segar untuk meresapi keindahan lingkungan sekitar. 

Selain itu, kamu juga bisa sediakan waktu untuk berkemah atau piknik bersama keluarga atau teman-teman tanpa gangguan gadget. Aktivitas ini tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga memberikan kesempatan diri kamu untuk merenung dan bersantai dari hiruk pikuk pekerjaan dengan tekanan tinggi.

  1. Mulai Sederhanakan Kehidupan

Tips terakhir adalah dengan memulai hidup yang sederhana. Kamu dapat mengurangi kepemilikan barang yang dirasa kurang perlu dan fokus pada barang-barang yang memberikan nilai dan kebahagiaan.

Sederhana bukan berarti kamu tidak memiliki apa-apa, namun dengan menerapkan slow living, kamu dapat menghargai setiap barang yang kamu miliki sesuai dengan kebutuhan. 

Apa Perbedaan Slow Living dengan Malas?

Pada dasarnya, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Konsep gaya hidup slow living bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan hidup pribadi dengan mengurangi kecepatan, serta berfokus pada kualitas dalam setiap momen. Sedangkan, bermalas-malasan cenderung tidak memiliki niat yang jelas, dan kurangnya kesadaran terhadap tanggung jawab atau aktivitas yang harus dilakukan.

Perbedaan selanjutnya terdapat pada konsep slow living yang menekankan pada kualitas hidup dengan membuat pilihan yang berkontribusi pada kesejahteraan fisik dan mental, serta memprioritaskan hubungan yang baik serta pengalaman bermakna.

Adapun slow living mengajak individu untuk hidup dengan kesadaran penuh dan menghargai setiap momen, sedangkan malas cenderung merujuk pada sikap kurangnya motivasi atau dorongan untuk melakukan aktivitas.

Demikian pembahasan mengenai pengertian konsep gaya hidup slow living, manfaat serta tips menerapkannya. Jadikan setiap momen hidupmu jadi lebih berharga dengan menerapkan slow living. Pelan tidak sama dengan malas, justru lambat karena memikirkan kondisi diri sendiri lah yang bisa membantu kamu dalam mencapai masa depan yang lebih baik dari segi mental. Karena dengan mencapai tujuan tanpa memikirkan diri sendiri dapat menciptakan risiko lain seperti sakit, stres, dan sebagainya.


Kamu juga bisa mengisi waktu luang dengan membaca artikel-artikel seputar perlindungan diri melalui website Generali Indonesia. Yuk, mulai petualangan slow living-mu sekarang!

 

References:

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230329160320-277-930905/lagi-ngetren-apa-itu-slow-living 

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230720103639-33-455785/lagi-trend-slow-living-apa-sih-maksudnya 

Bagikan
suka artikel ini :