Seiring dengan berjalannya waktu, terjadi berbagai perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah dengan kehadiran teknologi. Saat ini, kita sangat terbantu dengan adanya berbagai teknologi yang tercipta.

Berbagai pekerjaan kita dipermudah dengan adanya teknologi. Namun, selain berdampak positif, perkembangan teknologi ini juga memiliki dampak negatif bagi manusia. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah menyebabkan perkembangan perilaku sedentari pada manusia.

Gaya hidup sedentari terkadang dilakukan oleh kita secara sadar maupun tidak sadar. Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya kita mengetahui lebih lanjut mengenai gaya hidup sedentari agar kita dapat menghindarinya. Mari simak ulasan berikut.

Apa itu gaya hidup sedentari?

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pengertian gaya hidup sedentari adalah kondisi yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan oleh manusia di luar waktu tidur dengan karakteristik pengeluaran kalori atau energi yang sangat sedikit.

Dengan kata lain, gaya hidup sedentari merupakan gaya hidup dimana seseorang melakukan sedikit sekali gerak atau aktivitas fisik. Terkadang, karena gaya hidup sedentari merupakan gaya hidup yang terasa nyaman, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang menjalani gaya hidup ini.

Apa saja contoh gaya hidup sedentari?

Agar dapat menghindari gaya hidup sedentari, kita harus mengetahui apa saja kegiatan yang tergolong sebagai kegiatan sedentari. Berbagai kegiatan yang mengeluarkan energi yang sangat sedikit digolongkan dalam gaya hidup sedentari. Kegiatan tersebut misalnya:

    • Menghabiskan waktu untuk berbaring atau hanya duduk dalam jangka waktu yang lama seperti ketika menonton televisi, bermain video game, atau ketika duduk lama di depan komputer.
    • Bepergian menggunakan kendaraan bermotor meskipun jarak yang dituju dekat
    • Jarang mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu atau mengepel
    • Jarang atau bahkan tidak pernah melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga
    • Lebih sering menggunakan lift dibandingkan dengan tangga untuk tujuan yang dekat

Contoh di atas adalah beberapa kegiatan yang sering kita lakukan dalam aktivitas sehari-hari namun secara tidak sadar, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan jenis dari gaya hidup sedentari.

Apakah bahaya dari gaya hidup sedentari?

Apabila diperhatikan, gaya hidup sedentari memang terlihat nyaman dan enak. Namun, tahukah kamu bahwa gaya hidup seperti itu dapat menimbulkan berbagai penyakit?

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa salah satu faktor resiko untuk timbulnya berbagai penyakit adalah kurangnya aktivitas fisik. Beberapa bahaya dari gaya hidup sedentari, misalnya:

  1. Kelebihan berat badan karena tubuh membakar sedikit kalori.
  2. Penurunan kekuatan dan daya tahan otot karena kamu jarang menggunakannya.
  3. Penurunan kekuatan tulang karena kehilangan beberapa kandungan mineral.
  4. Terganggunya metabolisme sehingga tubuh kamu mungkin mengalami gangguan pada proses pemecahan lemak dan gula
  5. Sistem kekebalan tubuh yang tidak bisa bekerja dengan optimal
  6. Gangguan pada sirkulasi darah
  7. Ketidakseimbangan hormon
  8. Tubuh kamu lebih mudah mengalami peradangan atau inflamasi

Menurut World Health Organization (WHO), gaya hidup sedentari dapat meningkatkan resiko berbagai penyakit penyebab kematian seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, hingga meningkatkan resiko kanker, tekanan darah tinggi, osteoporosis, gangguan metabolisme lipid, depesi, dan kecemasan.

WHO juga menyebutkan bahwa 60 hingga 85% orang di dunia, baik di negara maju maupun negara bekembang, menjalani gaya hidup sedentari. Hal ini tentu saja menjadikannya salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius namun sulit untuk ditangani. Diperkirakan hampir dua pertiga dari seluruh anak di dunia kurang aktif sehingga dapat menyebabkan masalah serius bagi kesehatan mereka di masa depan.

Kurangnya aktivitas fisik, seiring dengan meningkatnya penggunaan tembakau dan pola makan serta gizi yang buruk, semakin menjadi bagian dari gaya hidup saat ini yang menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit.

Bagaimana cara untuk mengurangi gaya hidup sedentari?

Durasi aktivitas fisik yang dianjurkan untuk kamu lakukan adalah setidaknya selama 30 menit dalam satu hari. Aktivitas fisik ini tidak harus selalu dilakukan dengan berolahraga, namun bisa juga diganti dengan kegiatan lainnya yang menggunakan energi atau dapat membakar kalori. 

Beberapa contoh kegiatan sehari-hari yang bisa menggantikan olahraga, misalnya:

  • Berjalan kaki
  • Naik turun tangga
  • Mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu atau mengepel
  • Mencuci pakaian tanpa menggunakan mesin
  • Berkebun

Kegiatan tersebut bisa menggantikan olahraga jika dilakukan dengan teratur. Melakukan aktivitas fisik dengan teratur dapat membantu kamu untuk meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, serta stabilitas tubuh. Selain itu, melakukan aktivitas fisik yang cukup dapat membantu kamu memelihara kesehatan tubuh agar terhindari dari berbagai macam penyakit.

Bagikan
suka artikel ini :