Monkeypox (mpox), penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox, telah menjadi perhatian serius di Indonesia sejak pertama kali terdeteksi pada Agustus 2022. Hingga Agustus 2024, sebanyak 88 kasus telah dilaporkan, dengan 14 di antaranya terjadi pada tahun 2024. Penyebaran terbesar tercatat di Jakarta dengan 59 kasus, sementara kasus lainnya tersebar di Jawa Barat (13 kasus), Banten (9 kasus), serta masing-masing tiga kasus di Jawa Timur dan Yogyakarta, dan satu kasus di Riau.
Dilansir oleh Kompas dari Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, penularan dapat terjadi melalui kontak erat dengan cairan tubuh atau lesi kulit penderita, serta kontak tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi atau droplet. Nadia menjelaskan, kontak langsung yang dimaksud bisa berupa bersentuhan langsung, berhubungan seksual, berciuman, dan lain-lain. "Bisa penularan melalui kontak langsung dengan cairan atau mukosa melalui bersentuhan langsung, berhubungan seksual, ciuman.”
Gejala dan Penyebaran Mpox
Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, memiliki gejala mirip dengan cacar, namun biasanya lebih ringan. Masa inkubasi berkisar antara 6 hingga 13 hari, tetapi bisa juga berkisar antara 5 hingga 21 hari. Gejala yang umum meliputi:
- Demam mendadak
- Sakit kepala hebat
- Nyeri otot dan punggung
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Kelelahan
Setelah demam, ruam kulit muncul, sering kali dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang dari bintik merah menjadi lepuh yang berisi cairan, dan akhirnya menjadi kerak yang mengering dan rontok.
Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, lesi pada kulit, atau benda yang terkontaminasi oleh virus. Di Indonesia, sebagian besar penularan terjadi melalui kontak seksual, seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan.
Penyebab Mpox
Mpox disebabkan oleh virus monkeypox yang dapat menginfeksi manusia melalui beberapa cara, seperti:
1. Kontak Langsung: Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit hewan yang terinfeksi. Di Afrika, infeksi dapat terjadi akibat gigitan hewan liar atau konsumsi daging hewan liar yang kurang matang.
2. Penularan Antar Manusia: Penularan dari manusia ke manusia bisa terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, lesi kulit pasien, atau benda yang terkontaminasi seperti pakaian atau tempat tidur. Penularan juga dapat terjadi melalui droplet pernapasan, terutama dalam jarak dekat atau kontak yang lama.
3. Penularan Melalui Permukaan yang Terkontaminasi: Virus juga bisa bertahan di permukaan benda dan menular jika seseorang menyentuh permukaan tersebut dan kemudian menyentuh wajah, terutama mulut, hidung, atau mata.
Baca juga: Membongkar Beban Keuangan Tak Terlihat dari Penyakit Kritis: Lebih Dari Biaya Medis
Pencegahan Mpox
Karena mpox dapat menyebar melalui kontak dekat, pencegahan memegang peranan penting dalam mengurangi risiko penularan. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil:
1. Vaksinasi: Vaksin cacar (smallpox) telah terbukti efektif dalam mencegah mpox karena kemiripan virusnya. Beberapa negara telah mulai memberikan vaksinasi bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar, seperti petugas kesehatan.
2. Hindari Kontak dengan Hewan Liar: Menghindari kontak langsung dengan hewan liar atau mengonsumsi daging hewan liar yang tidak matang, terutama di daerah endemik, dapat mengurangi risiko infeksi.
3. Kebersihan dan Desinfeksi: Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, serta menggunakan disinfektan untuk membersihkan permukaan yang sering disentuh, dapat membantu mencegah penularan virus.
4. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD): Petugas kesehatan dan mereka yang merawat pasien terinfeksi dianjurkan untuk memakai APD, seperti masker dan sarung tangan, untuk mengurangi risiko penularan.
Baca juga: Mengapa Memilih Asuransi dengan Nilai Keberlanjutan
Upaya Pemerintah Indonesia
Untuk mengatasi penyebaran mpox, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah preventif dengan menyediakan 4.450 dosis vaksin untuk 2.225 individu, dengan masing-masing orang akan menerima dua dosis vaksin. Vaksinasi menjadi bagian penting dalam strategi mitigasi, terutama untuk kelompok yang dianggap berisiko tinggi. Pada tahun 2023, sebanyak 495 orang telah divaksinasi, menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.
Status Global dan Peringatan WHO
Meskipun situasi di Indonesia masih terkendali, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah mpox di Afrika Tengah sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC). Ini menunjukkan bahwa penyebaran global virus ini menjadi perhatian utama, terutama dengan meningkatnya jumlah kasus di Kongo dan penyebarannya ke negara-negara terdekat. Indonesia juga tetap waspada dan terus memantau perkembangan global untuk mencegah penyebaran lebih lanjut di dalam negeri.
Tantangan dan Langkah ke Depan
Meskipun tingkat fatalitas mpox di Indonesia rendah, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Secara keseluruhan, meskipun Indonesia telah berhasil menjaga situasi tetap terkendali, ancaman mpox belum berakhir. Penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh otoritas kesehatan. Dengan kerjasama semua pihak, diharapkan penyebaran mpox dapat dicegah dan dikendalikan lebih lanjut.
Dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian masa depan, kamu butuh proteksi asuransi. Bukan sembarang asuransi, tapi solusi Yang Unik Untukmu. Kunjungi website Generali Indonesia untuk informasi selengkapnya, dan miliki asuransi yang paham uniknya kebutuhanmu!