Polusi: beberapa cara mudah mengurangi efeknya setiap hari
Sebagai negara berkembang, Indonesia saat ini sedang mengalami pembangunan besar-besaran di berbagai penjuru negeri. Industri dan perekonomian kembali menggeliat setelah pandemi usai, mendorong kemajuan negara. Tapi, sayangnya, di balik perkembangan pesat negara kita, ada efek buruk yang menyertai segala aspek pertumbuhan sebuah negara, yaitu polusi.
Polusi merupakan dampak dari limbah berlebih dan berdampak negatif pada keberlangsungan (sustainability). Keberlangsungan berarti memenuhi kebutuhan kita saat ini tanpa membahayakan hak dan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Polusi yang memiliki sederet efek negatif pada kesehatan manusia merupakan isu utama bagi lingkungan yang berkelanjutan. Keberlanjutan bukan hanya tentang lingkungan. Namun juga tentang kesehatan kita sebagai masyarakat dalam jangka panjang.
Ada beberapa jenis polusi, yang paling umum terjadi pada negara berkembang adalah polusi udara, pencemaran air dan polusi suara.
Tingkat polusi di Indonesia sudah cukup parah
Bila polusi udara di Indonesia ternyata menempati peringkat ke-26 di seluruh dunia, bahkan ibukota kita Jakarta sempat pada Juni 2023 lalu menempati urutan pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan IQAir, maka polusi air di negara kita juga tak kalah parah.
Disinyalir Kementerian Pekerjaan Umum, sekitar 76 persen sungai-sungai utama di Indonesia sudah mengalami pencemaran dalam level yang sudah dikategorikan memprihatinkan.
Sedangkan, polusi suara menjadi salah satu momok hidup di kota-kota besar, disebabkan berbagai hiruk pikuk dari bunyi yang ditimbulkan berbagai kegiatan seperti transportasi, pembangunan maupun padatnya populasi masyarakat.
Polusi, apa efeknya bagi kesehatan kita?
Polusi, dalam bentuk apapun itu, ternyata berpengaruh besar mengganggu kesehatan kita. Tak hanya kesehatan fisik, tapi juga mental kita pun terpengaruhi oleh polusi.
Secara fisik dan juga mental, inilah akibat-akibat dari polusi berdasarkan tipenya:
1. Efek polusi udara
Efek buruk bagi kesehatan fisik manusia: Gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan reproduksi dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Polusi udara juga merusak lapisan ozon sehingga pancaran sinar matahari jadi lebih berbahaya untuk manusia.
Efek buruk bagi kesehatan mental manusia: Beberapa penelitian menyebutkan bahwa efek racun dari polusi udara dapat menyebabkan berbagai gejala psikologis negatif, mulai dari kecemasan, perubahan suasana hati, penurunan fungsi kognitif dan perubahan perilaku, sampai depresi.
2. Efek polusi air
Efek buruk bagi kesehatan fisik manusia: Air yang tercemar banyak mengandung organisme yang berbahaya dan menyebabkan banyak penyakit. Logam berat seperti merkuri yang masuk ke dalam tubuh hewan laut akan tersimpan dalam tubuh hewan tersebut, dan jika hewan laut yang telah tercemar logam berat dikonsumsi manusia, akibatnya sangat berbahaya. Misalnya menimbulkan kerusakan saraf, kanker, kemandulan, dan sebagainya.
3. Efek polusi suara
Efek buruk bagi kesehatan mental manusia: Terlalu banyak mendengar suara yang sering berbunyi terus menerus atau bervolume keras dapat memicu kecemasan atau stres. Dengan terus terpapar polusi suara, kepekaan seseorang terhadap stres meningkat. Orang yang hidup dengan polusi suara mungkin merasa mudah tersinggung, gelisah, frustrasi, atau marah.
Bagaimana cara mengurangi dampak buruk paparan polusi?
Meskipun tidak lantas seratus persen menghilangkan polusi, ada cara-cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak buruk paparan polusi, di skala kita sendiri. Dan meski terlihat sepele, tindakan-tindakan kecil ini dapat membawa pengaruh besar bila dilakukan bersama-sama secara kolektif oleh masyarakat.
1. Tidak membakar sampah
Salah satu penyebab tercemarnya udara yang cukup parah adalah pembakaran sampah. Apalagi, sampah yang dibakar banyak berbahan dasar plastik. Ketika plastik dibakar banyak bahan kimia yang terbakar dan ikut menguap ke udara, terurai dan menjadi tambahan polutan yang bersifat cukup toksik alias beracun bila terhirup oleh manusia.
Inilah alasan mengapa kita sebaiknya menghindari membakar sampah. Sebagai gantinya, usahakan untuk mendaur ulang sebisa mungkin dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
2. Gunakan transportasi umum
Penyebab tingginya tingkat pencemaran udara di kota-kota besar Indonesia, terutama di ibukota Jakarta, adalah banyaknya penggunaan transportasi pribadi. Kendaraan roda dua dan roda empat memenuhi jalan raya, mengakibatkan kemacetan dan parahnya kualitas udara oleh gas pembuangan dari knalpot. Pemanasan global dapat terjadi karena adanya efek rumah kaca yang salah satunya diakibatkan oleh emisi gas dari kendaraan bermotor, yang mana juga berkontribusi pada perubahan iklim yang mengancam keberlanjutan.
Karena itu, untuk mengurangi polusi pada tingkatan pribadimu sendiri, kamu disarankan menggunakan transportasi umum saja, ketimbang menggunakan transportasi pribadi.
3. Tetap menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan
Masker N-95 sebenarnya tujuan awalnya diciptakan untuk menangkal paparan polusi. Saat pandemi COVID-19 berlangsung, N-95 marak digunakan untuk mencegah penyebaran virus. Ketika pandemi berlalu, orang jadi malas menggunakan masker lagi, padahal bila kita tinggal di kota besar yang penuh polusi, menggunakan masker seperti N-95 dan sejenisnya, cukup efektif mencegah partikel polusi udara masuk terhirup ke dalam paru-paru kita.
Jadi, meski sudah tidak pandemi lagi, bila beraktivitas di luar ruangan yang terpapar polusi, tetap gunakan masker dengan baik dan benar, ya.
4. Pelihara tanaman dalam ruangan
Proses hidup tanaman yang berfotosintesis menggunakan CO2 / karbondioksida sebagai sumber energi, dan zat CO2 ini dalam prosesnya lantas dirubah menjadi oksigen. Proses alami ini membuat tanaman menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mencegah paparan polusi udara, terutama bila kita tinggal di daerah urban perkotaan.
Pelihara beberapa tanaman dalam ruangan, pilih yang punya fungsi menyerap zat-zat berbahaya, seperti tanaman hias Dracaena, Sanseviera (Lidah Mertua), Aglonema (Sri Rejeki), Palem Kuning, Karet Hias, Anggrek Bulan, Pakis Boston dan Lidah Buaya di antaranya.
5. Lebih sadar akan sistem pencucian baju di rumah
Untuk berkontribusi mengurangi paparan pencemaran air, kita bisa berpartisipasi dalam tingkat kita sendiri. Tahukah kamu, baju yang menggunakan bahan sintetis (seperti polyester, akrilik, fleece, dll.) ternyata melepaskan serat mikroplastik dan mencemari lingkungan? Dari sini, kita bisa mengurangi pencemaran dengan memilih bahan baju natural yang lebih ramah lingkungan seperti katun atau wool.
Cara kedua yaitu dengan membuat sistem mencuci baju yang efektif. Tunggu sampai baju kotor agak banyak, baru kita mencuci baju agar air dan deterjen yang dipakai tidak terbuang percuma. Pilih mesin cuci yang eco-friendly untuk memaksimalkan jadwal mencuci agar lebih hemat tenaga listrik dan penggunaan air. Jika merupakan opsi, pilih sabun cuci baju yang ramah lingkungan untuk mengurangi polusi air seperti contohnya sabun dari bahan tanaman lerak.
6. Menggunakan krim tabir surya
Polusi udara menyebabkan lapisan ozon di permukaan bumi bolong, sehingga gelombang sinar matahari semakin besar kekuatan radiasinya. Terpapar sinar matahari dengan radiasi besar dapat menyebabkan kanker dan berbagai gangguan penyakit kulit lainnya.
Untuk mengurangi efek buruk paparan pencemaran ini, semua orang dianjurkan untuk menggunakan krim tabir surya secara rutin bila akan bepergian keluar atau beraktivitas di luar ruangan yang mengakibatkan terpapar sinar UV.
7. Upgrade peralatan elektronik rumah tangga dengan yang eco-friendly
Di masa kini, peralatan elektronik rumah tangga juga sudah umum diciptakan dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan. TV menggunakan LED dengan watt listrik lebih kecil, kulkas dan oven hemat listrik, dan peralatan lainnya.
Memang untuk meng-upgrade peralatan elektronik rumah tangga ke model baru yang lebih "hijau" butuh biaya lebih, tapi efek jangka panjang penghematannya akan jauh lebih terasa.
8. Memodifikasi agar tembok rumah kedap suara
Untuk mengurangi paparan polusi suara dari jalan, modifikasi tembok rumah supaya kedap suara, tambahkan lapisan panel gipsum, karpet atau gorden peredam bunyi. Bila tidak memungkinkan untuk ditambahkan di seluruh tembok rumah, minimal lakukan untuk tembok kamar tidur, supaya di malam hari istirahat tetap optimal tanpa terganggu bunyi apapun.
Kamu juga bisa menggunakan penyumbat telinga untuk melindungi dari gangguan suara bising saat berada di luar rumah.
Jangan lupakan perlindungan untuk dirimu sendiri
Menempatkan keberlanjutan (sustainability) sebagai landasan strategi dalam menjalankan bisnis, Generali Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan sosial. Sekaligus bersama-sama berkontribusi dalam gerakan cinta bumi. Pada dasarnya, setiap dari kita perlu memprioritaskan keberlanjutan untuk masa depan generasi mendatang.
Persiapan jangka panjang untuk masa depan tidak bisa luput dari aspek proteksi diri. Eits, tapi tidak bisa sembarang memilih, harus Yang Unik Untukmu.
Generali Indonesia paham kamu butuh solusi Yang Unik Untukmu untuk ambil langkah wujudkan mimpi unikmu.
Baca lebih lanjut tentang proteksi yang sesuai uniknya kamu di sini.