Menjaga kekebalan tubuh semakin penting saat dunia sedang dilanda wabah pandemi Coronavirus COVID-19. Saat sistem imunitas kita dalam keadaan baik, ia bisa bekerja optimal membentengi tubuh kita dari serangan virus dan bakteri – tak terkecuali untuk keluarga Coronavirus yang menjadi penyebab influenza.
Imunitas atau kekebalan tubuh kita adalah sistem ajaib yang luar biasa kuat dan sanggup beradaptasi melawan gempuran penyakit – asalkan kita membantunya dengan berbagai kebiasaan baik dan makanan-makanan sehat yang ideal untuk memperkuatnya.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh jadi semakin penting saat ini, karena Coronavirus COVID-19 kini telah bermutasi ke dalam berbagai varian virus strain, termasuk si varian Alpha asal Inggris dan varian Delta asal India yang disinyalir lebih mudah menular dari satu pasien ke pasien lainnya.
Apa saja cara meningkatkan sistem imunitas kekebalan tubuh kita? Yuk, baca selengkapnya disini, dan jangan lupa share artikel ini ke seluruh teman, keluarga dan kerabat terdekat supaya kita semua bisa memperkuat sistem imunitas kita!
Imunitas atau sistem kekebalan tubuh itu apa, sih?
Imunitas atau sistem kekebalan tubuh adalah rangkaian jaringan sel dan protein kompleks yang berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh yang melindungi kita dengan memerangi infeksi. Sistem kekebalan tubuh yang baik sanggup membasmi kuman dan mengalahkan virus, meredakan serangan bakteri – imunitas menjaga kita tetap sehat dan tak jatuh sakit.
Asupan makanan yang mendukung imunitas kita
Selain menerapkan tiga M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), makan makanan yang tepat dan menjalankan pola makan yang seimbang dengan vitamin, nutrisi dan antioksidan yang cukup sangat membantu tubuh kita untuk melawan infeksi. Makanan-makanan ini berfungsi sebagai booster alias bantuan dukungan memperkuat tubuh agar sistem kekebalan di dalamnya semakin kuat melawan paparan virus jahat.
Apa saja yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari? Ini daftar beberapa jenis vitamin booster untuk bantu tingkatkan sistem imun tubuh kita.
Vitamin C
Saat wabah flu melanda seperti saat ini, terutama dengan adanya Coronavirus COVID-19, tubuh kita perlu vitamin C dalam dosis lebih banyak dari biasanya.
Contoh makanan kaya vitamin C yang sebaiknya dikonsumsi adalah buah dan sayuran seperti berbagai keluarga sitrus seperti jeruk, lemon dan jeruk nipis, keluarga beri-berian seperti bluberi dan stroberi, paprika aneka warna (yang hijau sekalipun mengandung banyak vitamin C), bawang putih dan brokoli.
Vitamin B6
Vitamin B6 diperlukan tubuh untuk membuat sel-sel imun guna melawan mikroba berbahaya yang masuk dalam tubuh. Vitamin B6 membantu memacu proses pembuatan Sel-T, sel kekebalan yang merupakan "prajurit garda terdepan" tubuh kita untuk membunuh sel-sel terinfeksi saat ada virus masuk.
Vitamin B6 juga membantu sistem kekebalan tubuh semakin peka akan serangan potensial. Dapatkan makanan kaya Vitamin B6 lewat daging ayam, salmon, tuna dan sayuran hijau.
Vitamin D
Vitamin D adalah si vitamin matahari yang esensial karena berfungsi sebagai penyeimbang sistem kekebalan tubuh, dengan mengurangi produksi senyawa kimia penyebab radang, yaitu sitokin.
Vitamin D bisa didapat dengan mudah lewat berjemur dan terkena sinar matahari pagi, setiap hari. Inilah alasan mengapa pasien pilek, batuk dan flu (termasuk pasien isoman maupun pasien rawat inap rumah sakit yang terkena COVID-19) dan bayi harus dijemur di bawah sinar mentari pagi: supaya sistem kekebalan tubuh semakin paripurna.
Vitamin E
Vitamin E adalah antioksidan kuat yang bantu lindungi tubuh dari radikal bebas. Sering kan, mendengar berbagai skincare perawatan tubuh mengandung Vitamin E? Ya, itu karena Vitamin E memang luar biasa fungsinya untuk meremajakan sel-sel dalam tubuh. Untuk mencukupi asupan Vitamin E, konsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, sayur berdaun hijau, selai kacang, labu dan alpukat.
Mineral Esensial dan Probiotik
Selain vitamin C, kita juga sebaiknya konsumsi makanan dengan kandungan mineral zinc seperti kuning telur, hati sapi, wijen dan jamur, serta makanan dengan probiotik, si bakteri baik yang membantu memperbaiki pencernaan, seperti yoghurt dan kimchi.
Antioksidan dari minuman
Minuman yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh antara lain teh hijau matcha Jepang, yang penuh dengan antioksidan. Selain itu, rebusan jahe yang dicampur dengan susu dan bubuk kunyit juga baik untuk meningkatkan kinerja sistem imunitas tubuh.
Hindari makan makanan-makanan ini!
Bagaimana dengan makanan dan minuman yang harus dihindari? Ya, memang ada makanan dan minuman yang malah menghambat kinerja sistem kekebalan tubuh, contohnya makanan dan minuman olahan yang mengandung terlalu banyak gula, seperti donat, permen-permen manis dan minuman bersoda – ini sebaiknya diminimalisir, ya.
Kenapa? Karena makanan yang terlalu manis dan banyak mengandung pengawet akan membuat tubuh jadi mudah inflamasi alias radang, dan artinya sistem kekebalan tubuh akan lebih lemah saat harus kerja keras menangkal serangan virus.
Kebiasaan baik untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh
Selain pola makan yang dianjurkan di atas, menjalankan gaya hidup sehat juga berperan penting meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jaga berat badan agar selalu berada di batas ideal, rajin berolahraga, hindari stres dan tidur yang nyenyak dengan cukup, minimal 7-9 jam setiap hari. Berhenti merokok dan hindari konsumsi alkohol berlebihan.
Cara mudah menghindari paparan Coronavirus
Salah satu cara terbaik menghindari Coronavirus adalah dengan melakukan kebiasaan sehat seperti mencuci tangan setiap kali pulang dari bepergian, mencuci tangan bisa dilakukan menggunakan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, mengisolasi diri #DiRumahAja dan melakukan Social Distancing /Jaga Jarak bila terpaksa harus keluar rumah.
Sudah vaksin bukan berarti tidak mungkin terkena COVID-19
Menurut CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat), vaksin terutama bertujuan untuk mencegah seseorang terkena dampak parah gejala berat Coronavirus COVID-19, tapi tidak dapat mencegah seratus persen seseorang terinfeksi.
Lagipula, antibodi bukanlah sesuatu yang dapat terbentuk secara instan dalam tubuh. Setelah divaksin, tubuh perlu waktu, mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu, sampai antibodi yang terbuat dari vaksin COVID-19 dapat terbentuk sempurna. Bisa saja orang yang sudah divaksin terkena COVID-19 sebelum antibodinya terbentuk sempurna. Contohnya, vaksin COVID-19 buatan Pfizer baru efektif 52 persen mencegah infeksi setelah 14 hari dosis pertama diberikan. Pada uji klinis fase lanjutan, vaksin Pfizer ternyata punya tingkat efektivitas pencegahan COVID-19 setelah pasien disuntik dua dosis vaksin tersebut.
Karena itu, meski sudah divaksin, tetap lakukan langkah-langkah pencegahan, mulai dari 3M hingga tetap di rumah saja bila memungkinkan. Sebab, sudah divaksin tak menutup kemungkinan seseorang tetap bisa terkena COVID-19, meski mungkin tak bergejala. Justru lebih bahaya karena sebagai OTG bisa menularkan virus ke orang lain.
Jangan lakukan self medication / mencoba-coba obat tanpa resep dokter
Saat ini, karena kapasitas rumah sakit yang terbatas, Kementerian Kesehatan RI menyarankan pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, terutama yang tidak bergejala dan bergejala ringan untuk dapat lakukan isoman / isolasi mandiri di rumah maupun di pusat isolasi yang disediakan oleh pemerintah. Namun, Kemenkes menyarankan para pasien untuk tidak melakukan self medication alias mengonsumsi obat-obatan tanpa sepengetahuan maupun resep dokter.
Karena setiap orang berbeda, reaksi yang ditimbulkan oleh paparan virus COVID-19 pun dapat berbeda-beda di setiap pasien. Apalagi, masing-masing individu pun punya historis penyakit sendiri-sendiri. Karenanya, self medication ini sangat berisiko: bukan saja karena ketidaktahuan pasien mengenai cara kerja obat, namun juga kesalahan dosis yang bisa berakibat fatal. Obat yang tidak diresepkan dengan benar pun punya potensi memberikan efek samping berbahaya, hingga dampak jangka panjang yang dapat merusak organ tubuh lainnya. Pasien yang juga merupakan orang awam juga sangat potensial memilih pilihan terapi obat yang salah, serta punya risiko interaksi obat yang tak seharusnya dikonsumsi bersamaan.
Terpapar COVID-19? Langsung konsultasi dengan Doctor Leo
Bila terkonfirmasi positif COVID-19, meskipun tak bergejala atau hanya bergejala ringan, tetap lakukan konsultasi dengan dokter sebelum konsumsi obat. Khusus untuk para nasabah pemegang polis asuransi Generali, konsultasi telemedicine / dokter jarak jauh secara virtual dapat dilakukan lewat teknologi fitur Doctor Leo, layanan canggih yang diakses nasabah Generali Indonesia melalui aplikasi Gen iClick, tersedia baik untuk ponsel pintar berbasis Android maupun yang berbasis iOS.
Doctor Leo akan berikan diagnosis lewat video call maupun voice call, nasabah pun langsung dapat menebus obat lewat Doctor Leo Tebus.
GMS: perlindungan kesehatan menyeluruh dengan fasilitas kelas satu
Kini, Generali Indonesia menghadirkan Asuransi Tambahan Generali Medical Solution yang dapat dipilih oleh nasabah dalam merencanakan perlindungan kesehatan untuk diri sendiri dan keluarga tercinta. Asuransi Tambahan Generali Medical Solution memberikan perlindungan kesehatan menyeluruh untuk Nasabah yang memerlukan perlindungan kelas satu.
Dilengkapi dengan fasilitas pembayaran biaya perawatan sesuai tagihan dengan fasilitas cashless di jaringan rumah sakit rekanan, hingga wilayah pertanggungan sampai dengan seluruh dunia, GMS juga meng-cover perawatan berbagai penyakit kritis.
Ingin mulai menambahkan GMS ke program asuransimu? Yuk, langsung hubungi Agen Generali yang terdekat di kotamu, lewat tautan berikut ini.
Cara terbaik untuk menjaga diri dan kesehatanmu adalah dengan memastikan kamu terlindungi dalam setiap situasi. Cari tahu bagaimana solusi asuransi kesehatan Generali dapat menjaga agar kamu dan keluarga selalu sehat dan bahagia, saat ini dan di masa depan nanti.
Mulai dari saran mengenai cara makan sampai dengan resep camilan sehat, semua yang kamu butuhkan untuk memulai gaya hidup sehat ada disini:
Penting diperhatikan: kesehatan seluruh keluarga
Butuh berobat ke rumah sakit saat sedang di luar negeri? Ini tips praktisnya
Infografis: kenali fakta penting tentang serangan stroke
Tekanan darah tinggi: haruskah dikuatirkan?
10 Cara Mensupport Orang Tercinta Saat Terkena Penyakit Kritis
Diabetes: penyebab, gejala dan pencegahannya