Tentang Sampah Plastik dan Dampak Negatifnya
Plastik telah menjadi bagian integral dari kehidupan modern, terutama plastik sekali pakai yang harganya begitu terjangkau dan penggunaannya yang begitu praktis. Namun seiring dengan maraknya penggunaan plastik yang berlebihan tanpa dibarengi dengan usaha untuk mendaur ulang menimbulkan penumpukkan sampah plastik, mengakibatkan masalah serius bagi lingkungan.
Dilansir dari studi dari penerbit Nature, empat jenis sampah plastik yang paling umum ditemukan mengotori lingkungan laut adalah:
- Kantong plastik
- Botol minuman
- Wadah makanan plastik sekali pakai dan alat makan
- Kemasan plastik
Sampah plastik yang mengotori laut bisa membawa berbagai dampak negatif bukan hanya pada lingkungan dan ekosistem laut, tapi hingga pada kesehatan manusia.
Tips untuk mengurangi penggunaan plastik
Ternyata benda plastik yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari bisa berdampak negatif begitu besar pada lingkungan. Padahal, seringkali kita menggunakan benda-benda tersebut tanpa berpikir dua kali. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik?
Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba:
1. Bawa tas belanja sendiri
Untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, jangan lupa untuk bawa tas belanja sendiri. Gunakan tas belanja kain atau tas belanja yang dapat digunakan berulang kali untuk menggantikan kantong plastik. Kamu bisa memilih tas belanja kecil yang bisa dilipat sehingga tidak memakan tempat.
2. Bawa botol minum sendiri
Dengan membawa botol minum sendiri, kamu tidak perlu khawatir akan kehausan di tengah hari dan terpaksa harus membeli air minum kemasan sekali pakai. Pilih botol minum dari bahan yang awet untuk digunakan seperti stainless steel atau kaca. Kamu juga bisa memilih botol minum dengan penanda volume air, jadi kamu bisa mengecek berapa jumlah air yang sudah kamu minum dalam sehari. Hal ini bisa jadi solusi ramah lingkungan dengan bonus tantangan diri sendiri agar lebih sehat.
Selain botol minum, kamu juga bisa mulai menggunakan reusable cup atau cangkir yang dapat digunakan berkali-kali. Reusable cup bisa kamu gunakan saat membeli kopi atau minuman lainnya, mengurangi penggunaan cangkir kopi sekali pakai.
3. Gunakan wadah makanan dan alat makan sendiri
Wadah makanan plastik beserta alat makan sekali pakai sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari.
Untuk kotak makanan, mulai bawa wadah sendiri saat membeli makanan. Langkah ini memang agak sulit, tapi kita bisa usahakan demi mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Sedangkan untuk alat makan, kamu bisa menggunakan alat makan reusable yang biasanya dijual dalam satu set, sudah lengkap dari sendok, garpu, bahkan sumpit.
Jangan lupa juga untuk hindari menggunakan sedotan plastik, baik saat makan di luar maupun takeaway. Pilih sedotan reusable dari bahan yang bisa digunakan berkali-kali seperti stainless steel, bambu, dan alternatif lainnya.
4. Kurangi penggunaan kemasan plastik
Kemasan plastik yang digunakan untuk mengemas snack favorit kita juga turut berkontribusi pada sampah plastik yang menumpuk di laut. Mungkin kamu bertanya-tanya: ”lalu apa solusinya? Masa tidak boleh makan snack favorit lagi?”
Langkah yang ini memang bukan yang paling mudah, tapi kamu bisa mulai dengan mempraktikkan mindfulness saat berbelanja, dan secara sadar mempertimbangkan apakah saja pro dan kontra dari barang yang akan kamu konsumsi.
Selain aspek lingkungan, mengurangi pembelian makanan dengan kemasan plastik juga bisa berdampak positif bagi kesehatan. Snack dengan kemasan plastik seperti keripik, manisan, coklat, dan sebagainya, rata-rata merupakan makanan ultra proses (ultra-processed food) dengan kandungan kadar gula dan penguat rasa yang tidak sehat bagi tubuh. Pada dasarnya, konsumsi makanan-makanan ini memang harus kamu kurangi untuk menjaga kesehatan.
Suatu studi yang mempelajari efek dari konsumsi makanan ultra proses melaporkan penemuan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan ultra proses memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kritis seperti kanker.
Mengurangi sampah plastik demi keberlanjutan bumi
Dengan menerapkan langkah-langkah ini dalam kehidupan sehari-hari, kamu dapat berkontribusi untuk mengurangi penggunaan plastik dan menanggulangi sampah plastik yang terus bertambah di lingkungan.
Setiap tindakan kecil kamu bisa membawa dampak positif yang besar dalam menjaga keberlanjutan bumi tempat kita tinggal. Keberlanjutan (sustainability) berarti memenuhi kebutuhan kita saat ini tanpa membahayakan hak dan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Komitmen Generali untuk mengedepankan keberlanjutan
Menempatkan keberlanjutan (sustainability) sebagai landasan strategi dalam menjalankan bisnis, Generali Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan sosial. Salah satu inisiatif yang telah dijalankan yaitu program PLAN & PLANT: Generali Indonesia akan menanamkan 1 pohon bakau untuk setiap 1 Polis baru yang terbentuk. Lewat program ini, kami mengajak Nasabah untuk berpartisipasi aktif dalam menyelamatkan lingkungan. Nasabah bisa mendapatkan proteksi bagi diri dan keluarga sembari berkontribusi secara langsung bagi keberlanjutan untuk masa depan.
PLAN & PLANT jadi bukti nyata bahwa setiap dari kita bisa menjadi bagian dari solusi dalam menjaga keberlanjutan bumi. Pohon bakau yang ditanam atas pembelian Polismu membantu melindungi planet tempat kita tinggal dengan cara mengurangi emisi karbon dari polusi.
Selain itu, tanaman bakau mampu memberikan manfaat lain, seperti mengurangi risiko banjir, membangun ekosistem laut, membuat air lebih jernih, dan lainnya. Namun sayangnya, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa periode 2010 sampai 2020, Indonesia telah kehilangan luas tutupan bakau hampir seluas 200.000 hektare yang disebabkan oleh berbagai hal seperti maraknya pembalakan hutan liar, deforestasi untuk konversi lahan dan reklamasi pesisir. Untuk itulah, Generali Indonesia mengambil peran aktif dalam perbaikan faktor-faktor ESG & Sustainability, selaras dengan United Nation Sustainable Development Goals (UNSDGs).
Referensi:
https://www.nature.com/articles/s41893-021-00720-8
https://annalsofglobalhealth.org/articles/10.5334/aogh.2831#introduction
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29444771/
https://news.republika.co.id/berita/rpg9xe463/indonesia-kehilangan-200-ribu-hektare-tutupan-mangrove-hingga-2020#google_vignette