Masih maraknya kasus Covid-19 di seluruh dunia membuat berbagai negara berjibaku mengendalikan dan mencegah penularannya dengan berbagai cara. Salah satunya menyediakan pemeriksaan secara cepat untuk dapat mendeteksi potensi penularan virus tersebut.

Metode pemeriksaan Covid-19 beragam, mulai dari tes PCR, antigen, hingga rapid test antibodi. Di Indonesia sendiri, metode tes antigen sudah sangat familiar, namun ternyata hasil false positive antigen Covid-19 juga masih bisa terjadi sehingga membutuhkan treatment lain yang lebih sesuai.

Mengenal False Positive dalam Test Antigen

Sebelum membahas lebih jauh mengenai apa yang dimaksud dengan false positive, ada baiknya jika Anda juga memahami apa yang dimaksud dengan tes antigen. Tes yang satu ini dilakukan dengan menggunakan metode swab atau usap di bagian hidung atau tenggorokan.

Cara kerja metode tes ini adalah dengan mengidentifikasi fragmen protein atau antigen dari virus Covid tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasilnya juga relatif lebih cepat, yakni hanya 15-60 menit saja. Terlebih metode tes Covid-19 ini didukung oleh teknologi yang lebih sederhana namun dengan akurasi yang cukup tinggi.

Dalam pengujian tes antigen untuk Covid-19, tidak jarang ditemukan false positive atau positif palsu. Artinya, ketika seseorang dinyatakan positif Covid-19 melalui tes antigen ini, ada kemungkinan hasil tersebut tidak sepenuhnya akurat.

Tidaklah mengherankan jika kemudian hasil positif tersebut harus dikonfirmasi menggunakan tes molekuler atau yang sering disebut dengan tes PCR. Alasannya cukup sederhana, yakni karena tingkat akurasi tes PCR jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tes Covid-19 lainnya.

Kesalahan hasil pada tes antigen memang cukup jarang terjadi, namun bukan berarti tidak akan mungkin terjadi. Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memperingatkan, kemungkinan hasil positif palsu pada tes antigen bisa saja terjadi, terutama jika tidak dilakukan dengan prosedur yang benar.

Selain itu, FDA sejatinya tidak merekomendasikan tes antigen sebagai satu-satunya metode untuk mendeteksi infeksi Covid-19. Sebuah artikel dari fakultas kesehatan Harvard University pun menyebutkan, bahwa terdapat berbagai laporan yang menyatakan kalau tes antigen memiliki tingkat negatif palsu sebesar hampir 50%.

Apa yang Menyebabkan False Positive Covid-19?

Kendati memiliki risiko kesalahan hasil, namun kini tes antigen kerap menjadi pilihan dan syarat dalam berbagai kepentingan. Namun jika menghindari atau meminimalisir penyebabnya, tentu hasil positif palsu tersebut akan bisa dikurangi. Lantas, apa penyebab false positive antigen Covid-19 dapat terjadi?

1. Pemrosesan beberapa spesimen secara bersamaan

Kesalahan dalam penentuan hasil tes antigen Covid-19 seringkali terjadi karena tenaga medis harus memproses beberapa spesimen secara sekaligus. Hal ini bisa saja terjadi terutama ketika banyaknya jumlah pasien yang mendaftarkan diri mengikuti tes swab antigen.

2. Penyimpanan tes yang tidak tepat

Metode penyimpanan yang tidak sesuai juga dapat meningkatkan risiko hasil false positive yang tinggi. Apalagi jika tidak disertai dengan prosedur yang jelas karena proses waktu inkubasi setiap spesimen tidak dapat dilakukan secara tepat.

3. Risiko kontaminasi silang

Dalam pengujian spesimen, adanya kontaminasi silang juga sangat memungkinkan terjadinya hasil positif palsu dalam tes antigen Covid-19. Kontaminasi ini dapat terjadi jika ruang pemeriksaan tidak steril, peralatan pengujian yang tidak didesinfeksi dengan baik, hingga penggunaan perlengkapan pelindung yang tidak optimal.

4. Perbedaan merek produsen tes

Para peneliti juga pernah menemukan fakta akurasi berbagai produsen alat tes. Ternyata, tidak semua alat tes benar-benar memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Alat tes yang akurat tentunya dapat mengidentifikasi hasil positif Covid yang jauh lebih besar dibanding merk lainnya.

5. Metode swab yang kurang tepat

Salah satu akibat yang juga sering kali membuat hasil false positive antigen Covid-19  adalah metode swab yang kurang sesuai. Banyak kasus pengambilan swab yang hanya dilakukan di ujung hidung, padahal seharusnya swab dilakukan hingga menjangkau nasofaring untuk hasil yang lebih akurat.

Bagaimana Jika Mendapatkan Hasil Positif Palsu?

Secara umum, hasil tes swab antigen memang tidak memberikan hasil yang benar-benar 100% akurat layaknya hasil tes molekuler atau PCR. Oleh karenanya, jika Anda kebetulan mendapat hasil positif pada tes swab antigen tersebut, jangan langsung panik dan merasa ketakutan.

Ada baiknya jika Anda melakukan tes molekuler untuk memastikan kembali apakah Anda memang benar-benar terinfeksi Covid-19 atau tidak. Begitu juga dengan hasil negatif yang Anda dapat ketika melakukan tes antigen tersebut karena Anda masih boleh melakukan tes molekuler guna hasil yang lebih meyakinkan.

Karena potensi sensitivitas tes antigen lebih rendah dibandingkan dengan tes molekuler atau PCR, maka segala hasil negatif maupun positif bisa dipastikan kembali menggunakan tes ulang dengan pertimbangan pengamatan klinis, riwayat penyakit pasien, hingga informasi yang berhubungan dengan kesehatan pasien.

Itulah beberapa penyebab dan hal yang harus dilakukan ketika Anda menerima hasil false positive antigen Covid-19. Tidak perlu panik dan tetap menjaga imun tubuh supaya tetap kuat meskipun hasilnya positif, dan tetap jaga protokol kesehatan meskipun Anda benar-benar dinyatakan negatif. Nah, semoga informasi kami bermanfaat, salam sehat selalu!

Bagikan
suka artikel ini :