Hingga saat ini, satu-satunya cara dalam mendiagnosis apakah seseorang terkena COVID-19 adalah dengan melakukan pengetesan. Terdapat tiga jenis tes utama yang biasa dilakukan oleh banyak negara. Beberapa jenis tes tersebut antara lain swab PCR, swab antigen, dan rapid test antibodi. Pada awalnya, banyak sekali orang di Indonesia yang membeli alat rapid test antibodi. Namun seiring berjalannya waktu, rapid test antibodi terbukti kurang efektif untuk mendiagnosis penderita COVID-19.

Sebenarnya pengetesan itu sendiri merupakan hal yang sangat vital dalam menekan penyebaran virus, karena banyak yang terinfeksi virus covid-19 tanpa merasakan gejala apa pun. Oleh karena itu, jika kamu disarankan untuk melakukan pengetesan jika melakukan kontak dengan pasien COVID-19 dalam 14 hari terakhir. Kamu juga bisa melakukan tes covid-19 secara gratis dengan menghubungi puskesmas terdekat. Biasanya, kamu hanya perlu untuk mengisi formulir yang diberikan oleh puskesmas setempat, serta domisili dan data KTP.

Diagnosis COVID-19 di Indonesia

Pemerintah Indonesia juga saat ini telah menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) dalam mendiagnosis seseorang dari COVID-19. Tes Cepat Molekuler ini bukanlah hal baru di Indonesia, sebab sebelumnya sudah biasa digunakan untuk melakukan diagnosis terhadap pasien yang memiliki indikasi terkena penyakit tuberkulosis (TB). Tes ini digunakan guna menambah kuota tes harian yang diadakan pemerintah. Karena semakin banyak jumlah orang yang dites, maka kita akan semakin menekan pergerakan COVID-19.

Perbedaan swab PCR, swab antigen dan rapid test antibodi

Tentu kita semua sudah sering mendengar ketiga jenis tes ini. Sekarang, sudah banyak sekali rumah sakit atau juga klinik yang menyediakan jasa tes ketiganya dengan harga yang bervariasi. Tentu perbedaan masing-masing harga tes diagnosis COVID-19 juga berbanding lurus dengan keakuratan alat tes dalam mendiagnosis pasiennya. Untuk perbedaan ketiganya secara lebih rinci, kamu bisa simak ulasan lengkapnya di sini.

1. Swab PCR

Swab PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan salah satu deteksi COVID-19 yang paling akurat hingga saat ini. Metode pengujiannya dilakukan dengan cara mengambil sampel lendir yang ada pada hidung dan juga tenggorokan dari pasien. Sampel itulah yang digunakan untuk diteliti apakah sampel tersebut memiliki material genetik COVID-19 yang berupa RNA. Caranya adalah dengan melakukan amplifikasi dengan RT-PCR pada sampel yang ada, sehingga kemudian diketahui apakah sampel pasien yang diperiksa terdapat virus corona atau tidak.

Seperti yang sebelumnya sudah disebutkan, metode pengujian ini merupakan yang paling akurat di antara yang lain. Namun, metode ini tetap memiliki kekurangan seperti harganya yang mahal jika Anda bandingkan dengan swab antigen dan rapid test. Selain itu, alat swab PCR belum bisa membedakan mana virus yang aktif dan tidak sehingga jika seseorang sudah sembuh dari COVID-19 namun masih ada sisa virus yang sudah mati di tubuhnya, maka sampel akan tetap terbaca positif.

2. Swab antigen

Bagi sebagian orang, swab antigen seringkali disebut dengan rapid test antigen karena hasil tesnya yang bisa didapat dengan cepat dan hanya hitungan menit. Swab antigen merupakan alat diagnosis yang sangat populer di Indonesia karena harganya yang terjangkau jika dibandingkan dengan swab PCR, hasilnya yang jauh lebih cepat dan juga keakuratannya yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan rapid test antibodi.

Namun, alat ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti berpotensi memberikan hasil yang tidak tepat, karena bergantung dengan cara pengambilan sampelnya dan juga jumlah antigen yang ada pada sampel. Jika jumlah antigen yang ada lebih sedikit dibandingkan dengan kemampuan alat dalam membaca virus, maka kemungkinan untuk memberikan hasil yang salah akan jadi tinggi.

Oleh karena itu, jika kamu mendapati hasil positif ketika melakukan tes antigen, maka kamu disarankan untuk melakukan tes swab PCR untuk hasil yang lebih akurat.

3. Rapid test antibodi

Rapid test jenis ini digunakan untuk mengecek apakah seseorang sudah memiliki antibodi terhadap COVID-19 atau belum. Rapid test antibodi tidak dapat memeriksa aktif atau tidaknya virus corona pada tubuh seseorang. Sehingga, alat ini sudah mulai ditinggalkan meski harganya yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan dua jenis tes di atas.

Itu tadi beberapa jenis tes untuk mendiagnosis COVID-19. Ketiga tes di atas digunakan untuk mendeteksi virus corona pada tubuh seseorang, jadi kamu tetap disarankan untuk melakukan protokol kesehatan meski tes yang kamu lakukan menunjukan hasil negatif.

Bagikan
suka artikel ini :