Apa itu multiple sclerosis? Mungkin banyak dari kalian yang asing dengan penyakit multiple sclerosis (MS) karena memang tidak sepopuler jantung atau kanker. Padahal, kurangnya pemahaman mengenai MS tersebut kerap kali menyebabkan penyakit sulit terdeteksi sejak dini.

Umumnya, MS menyerang usia produktif yaitu 15-50 tahun dengan kasus pada wanita yang lebih banyak dijumpai. Untuk menambah pengetahuan dan pencegahan penyakit MS, kamu bisa simak pembahasannya berikut.

Apa Itu Multiple Sclerosis?

Multiple Sclerosis (MS) adalah kondisi abnormal dari sistem kekebalan tubuh yang menyerang sistem saraf pusat. Termasuk penyakit autoimun yang misterius karena gejalanya bisa berbeda-beda.

Di dalam sistem saraf manusia terdapat jaringan sel saraf yang dilindungi oleh myelin. Myelin adalah lapisan lemak yang melindungi sel dan membantu jalannya pesan di sel saraf dari otak ke bagian tubuh lain.

Pada pengidap MS, sistem imun justru bereaksi abnormal dengan menyerang myelin. Lapisan pelindung jaringan saraf ini bisa lepas sebagian atau seluruhnya. Selain itu, MS juga dapat menyebabkan scarring atau munculnya jaringan parut di lapisan myelin.

Kondisi ini akan menyebabkan gangguan komunikasi dari otak ke tubuh. Pesan dari otak bisa lebih pelan, pesan salah, atau bahkan pesan tidak sampai. Penyakit auto imun yang menyerang pelindung jaringan saraf ini belum diketahui jelas apa penyebabnya, tetapi diperkirakan karena beberapa faktor berikut.

  1. Faktor genetik. MS tidak diturunkan, tetapi risiko terkena penyakit ini lebih tinggi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat MS.

  2. Kebiasaan merokok

  3. Kekurangan cahaya matahari dan Vitamin D

  4. Infeksi virus, seperti Epstein-Barr virus.  

Pada kondisi yang lebih parah, penyakit auto imun ini dapat menyebabkan catat. Perlu diketahui bahwa ada tiga jenis multiple sclerosis. Berikut penjelasannya.

1. MS kambuh-reda

Multiple sclerosis yang kambuh-reda atau relapsing-remitting MS sering muncul pada gejala awal. Gejala tersebut mempengaruhi hampir 80 persen penderita.

2. MS progresif primer

Multiple sclerosis progresif primer atau primary-progressive MS termasuk yang jarang. Penyakit ini umumnya diderita oleh orang dewasa usia 40 tahunan. Pada kasus ini, gejala penyakit sudah beragam dan dapat kambuh-reda tidak jelas.

3. MS progresif sekunder

Multiple sclerosis sekunder atau secondary progressive MS memiliki gejala yang kambuh-reda. Namun, kekambuhan yang muncul bisa gejala yang memperburuk fungsi saraf.

Gejala-gejala dan Metode Diagnosis

Pada kasus multiple sclerosis, gejalanya tidak menentu pada setiap orang serta sering hilang dan muncul tiba-tiba. Gejala yang bervariasi ini terkadang membuat gejala MS diduga penyakit infeksi otak, stroke, atau kanker otak yang merusak saraf.

Gejala multiple sclerosis memang bisa menyerang bagian tubuh mana pun.  Berikut beberapa gejala yang mungkin dialami oleh penderita MS.

  1. Kesulitan berjalan

  2. Mudah lelah

  3. Gangguan pada kandung kemih, usus, dan organ seksual

  4. Gangguan penglihatan berupa optik neuritis atau diplopia

  5. Kehilangan penglihatan sebagian atau seluruhnya dengan diikuti rasa sakit saat mata digerakkan

  6. Kesulitan menjaga keseimbangan

  7. Sensasi tersengat listrik terutama saat menggerakkan leher ke depan

  8. Mati rasa di tungkai atau bagian tubuh tertentu

  9. Tremor atau gemetar

  10. Sulit bicara

  11. Pusing

  12. Sulit bicara

  13. Siklus menstruasi terganggu

Apabila ada gejala multiple sclerosis yang dirasakan, sebaiknya konsultasi ke dokter spesialis saraf dengan segera. Hal ini penting untuk memastikan diagnosis karena gejala MS sendiri mirip seperti penyakit lain.

Gejala yang serupa dengan penyakit lain menyebabkan diagnosis MS terkadang menjadi lebih sulit. Tidak ada tes atau pengecekan laboratorium yang spesifik untuk memastikan seseorang mengidap MS atau tidak.

Metode diagnosis yang dilakukan yaitu dengan menyingkirkan dugaan gejala penyakit lain. Pada tahap pemeriksaan awal, untuk membantu diagnosis MS dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut.

  1. Pemeriksaan fisik neurologis

  2. Wawancara untuk memastikan gejala yang muncul

  3. Lumbang pungsi, yaitu pemeriksaan cairan serebrospinal pada tulang belakang

  4. Melakukan evoked potential test, yaitu tes untuk memeriksa kondisi mata dengan dirangsang cahaya dan memonitor gelombang otak

  5. Tes darah

  6. MRI, yaitu scanning untuk melihat ada tidaknya masalah pada bagian saraf tulang belakang atau otak

Apabila terlihat kerusakan pada dua bagian di sistem saraf pusat dan jarak munculnya kerusakan tersebut cepat sekitar satu bulan, bisa dipastikan bahwa kondisi tersebut mengarah pada multiple sclerosis.

Pengobatan dan Perawatan untuk Multiple Sclerosis

Pengobatan untuk menyembuhkan multiple sclerosis belum ada. Namun, perawatan penderita MS dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan mengontrol kondisi multiple sclerosis agar tidak kambuh.

Ada beberapa pengobatan untuk meredakan gejala multiple sclerosis yang dianjurkan. Dokter biasanya memberikan penanganan pada penderita MS dengan cara berikut.

1. Obat-obatan

Dokter dapat memberikan obat khusus untuk mengurangi gejala yang dialami. Misalnya untuk mengurangi peradangan saraf akibat MS dapat diberi obat jenis kortikosteroid seperti prednisone dan methylprednisolone.

Obat pelemas otot bisa diberikan dokter untuk mengurangi gejala kaku otot seperti obat tizanidine dan baclofen. Sementara itu, untuk mengurangi gejala lemas atau lelah dapat menggunakan obat antidepresan dan methylphenidate.

2. Plasmapheresis

Untuk mengurangi gejala atau serangan MS, dokter akan membuang plasma darah dari tubuh pasien. Proses membuang plasma darah ini menggunakan alat khusus. Kemudian dokter memasukan cairan infus seperti albumin untuk mengganti plasma yang dibuang.

3. Fisioterapi

Melalui terapi okupasi dan terapi fisik, tubuh pasien akan dilatih untuk lebih kuat. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan tubuh pasien sehingga tidak kesulitan dalam menjalani kesehariannya.

Pada penderita multiple sclerosis dengan gejala ringan tidak harus mendapatkan perawatan khusus. Namun, untuk mencegah gejala MS kambuh bisa menggunakan suntikan interferon beta. Dokter akan menyuntikkan cairan tersebut untuk mengatasi relaps atau serangan berikutnya.

Mengatasi Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis (MS) dapat menimbulkan gejala kelelahan pada tubuh. Oleh karena itu, penderita perlu mengelolanya agar energi tidak terbuang untuk hal-hal yang tidak perlu. Berikut beberapa cara mengatasi gejala MS.

1. Melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan

Penderita MS perlu melakukan pengobatan dan konsultasi dengan dokter untuk mengendalikan rasa lelah akibat MS.

2. Merawat diri sendiri

Atur pola makan dan olahraga yang tepat untuk mengatasi kelelahan.

3. Hindari eksposur panas

Pada penderita MS dengan kondisi yang tidak tahan hawa panas, bisa mempertimbangkan untuk pindah ke daerah yang beriklim lebih sejuk.

4. Beristirahat

Untuk memastikan kamu memiliki cukup energi hingga malam, usahakan untuk mengambil waktu istirahat pada siang harinya.

5. Sederhanakan kebiasaan

Kondisi MS pasti akan mengubah hidup kamu karena tubuh tidak sekuat saat sehat. Kurangi stres dan sederhanakan hidup agar tidak menguras terlalu banyak energi.

Baca Juga : 8 Cara Tingkatkan Sistem Imun Saat Masa Pandemi COVID-19

Itulah beberapa ulasan mengenai multiple sclerosis. Lakukan pemeriksaan ke layanan kesehatan, terutama jika kamu memiliki penyakit diabetes tipe 1, mononucleosis, radang usus, penyakit tiroid atau riwayat keluarga terkena multiple sclerosis.

Referensi:

  • Tim Medis Klikdokter. 2022. “Multiple Sclerosis”. Klikdokter.com
  • Dian Maharani.  2016. “Apa Itu Multiple Sclerosis?”. Kompas.com
  • Annisa Hapsari. 2021. “Multiple Sclerosis”. Hellosehat



Bagikan
suka artikel ini :