Pernah dengar tentang self diagnosis? Ini merupakan hal yang tanpa disadari sudah menjadi kebiasaan kita semua. Saat ada perubahan pada kondisi tubuh kita, secara otomatis kita membuat kesimpulan sendiri tentang apa yang terjadi. Kita mencoba untuk menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi pada kesehatan kita dan menyebutkan penyakit yang sedang kita alami.
Pengertian Self Diagnosis
Mari kenali lebih dalam apa sebenarnya yang dimaksud dengan diagnosis mandiri ini. Ini merupakan sebuah asumsi yang menyatakan bahwa seseorang sedang terkena suatu penyakit. Namun tidak ada teori yang bisa melandasinya. Asumsi tersebut hanya didapat dari pengetahuan sendiri.
Pada akhirnya orang yang melakukan diagnosis mandiri hanya akan membuat kesimpulan asal-asalan. Misalnya saat sakit perut, ia kemudian menyimpulkan bahwa dirinya sakit maag lalu meminum obat maag. Padahal sakit perut belum tentu merupakan kondisi maag dan bisa saja ada kondisi lain yang menyertainya.
Diagnosis mandiri sekarang semakin marak dilakukan di kalangan masyarakat awam karena adanya kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi saat ini. Mudah karena ada Google yang bisa diakses kapan saja. Saat merasa tidak enak badan, tanpa ragu langsung searching di Google dan menyimpulkan sendiri apa yang terjadi pada tubuhnya.
Baca Juga: Cara Mencintai Diri Sendiri
Alasan Melakukan Diagnosis Mandiri
Kenapa kebanyakan orang lebih suka melakukan diagnosis mandiri daripada langsung pergi ke dokter dan berkonsultasi? Mayoritas orang takut bertemu dokter dan diperiksa kondisi kesehatannya. Mereka juga takut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya.
Ini merupakan hal yang sangat lumrah terjadi. Harus diakui bahwa di dalam diri kita masing-masing pasti ada rasa takut saat pergi ke dokter. Takut jika nanti diperiksa lalu didiagnosis menderita penyakit tertentu dan harus menjalani pengobatan tertentu. Takut jika nanti ada hal-hal buruk mengenai kondisi kesehatan kita.
Selain itu, banyak juga orang yang memilih untuk melakukan diagnosis mandiri karena tidak punya biaya untuk pergi ke dokter. Bisa juga sebenarnya punya uang tapi tidak mau mengeluarkan uangnya untuk konsultasi dan pemeriksaan. Hal ini masih sering dijumpai di kalangan masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah ke bawah.
Baca Juga: Cara Menjaga Pola Makan Sehat
Bahaya Melakukan Diagnosis Mandiri
Kebiasaan melakukan diagnosis sendiri sebenarnya tidak bisa dibenarkan. Ternyata ada banyak sekali bahaya yang bisa menimpa diri kita jika terbiasa melakukan diagnosis mandiri. Berikut ini beberapa contoh dampak bahaya dari diagnosis mandiri:
1. Gangguan Kesehatan Tidak Terdeteksi
Jika kamu tidak segera pergi ke dokter dan malah melakukan diagnosis mandiri maka gangguan kesehatan yang sebenarnya terjadi tidak akan bisa dideteksi. Bagaimanapun juga jika kami bukan dokter dan tidak punya latar belakang pendidikan medis, sebaiknya jangan lakukan diagnosis sendiri. Kamu tidak punya cukup ilmu yang memadai dan kapasitas untuk melakukan hal tersebut.
Jika hal ini dijadikan kebiasaan, kamu nantinya akan rugi sendiri. Gangguan kesehatan yang sebenarnya terjadi tidak bisa diketahui dengan pasti. Pada akhirnya kamu tidak bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Muncul Gangguan Kesehatan yang Lebih Serius
Saat penyakit yang sebenarnya tidak diketahui, maka bisa jadi akan muncul gangguan kesehatan yang lebih serius. Gangguan kesehatan yang tidak diatasi dengan benar tadi bisa bertambah parah. Bukan tidak mungkin akan terjadi penyakit kritis yang semakin sulit untuk disembuhkan. Semua ini berawal dari tindakan iseng melakukan diagnosis mandiri.
3. Salah Minum Obat
Jika kamu melakukan diagnosis sendiri dan memilih untuk membeli obat sendiri di apotek berdasarkan diagnosis tadi maka bisa jadi kamu dalam bahaya. Kemungkinan besar kamu salah minum obat karena hasil diagnosis yang kamu lakukan saja salah. Kondisi ini tentu sangat berbahaya karena tidak membantu penyakitmu sembuh tapi malah membuatnya jadi semakin parah.
4. Penanganan Terlambat
Self diagnosis juga bisa menyebabkan penanganan penyakit terlambat. Padahal semakin dini terdeteksi suatu penyakit, maka akan semakin mudah untuk ditangani. Mungkin belum terjadi komplikasi dan gangguan kesehatan belum berkembang terlalu jauh jadi dokter bisa lebih mudah menanganinya.
Banyak sekali kasus kesehatan di luar sana yang gagal ditangani karena terlambat. Padahal kita memiliki tanggung jawab terhadap tubuh kita sendiri. Jika terjadi gangguan kesehatan maka bentuk tanggung jawab kita adalah membawanya ke dokter agar bisa mendapatkan diagnosis tepat. Saat diagnosisnya sudah tepat maka tindakan penanganannya juga tidak akan meleset.
Baca Juga: Cara Mengatasi Sesak Nafas
Apa yang Harus Dilakukan?
Sampai di sini sudah jelas bahwa diagnosis mandiri itu tidak seharusnya kita lakukan. Ini merupakan sebuah kesalahan dan kebiasaan yang buruk. Jika dibiarkan begitu saja dan terus kamu lakukan sepanjang hidup maka bahaya lebih besar bisa mengancam kondisi kesehatanmu. Jadi lebih baik sadari sejak dini dan periksakan kondisi kesehatanmu ke dokter.
Jika kamu merasa tidak nyaman untuk berkonsultasi dengan dokter, pilihlah dokter yang tepat. Temukan dokter yang bisa membuat kamu merasa nyaman dan leluasa untuk bercerita. Kamu juga bisa meminta rekomendasi dari orang-orang di sekitarmu agar bisa menemukan dokter paling cocok.
Sekarang juga ada fasilitas konsultasi dokter online yang bisa kamu manfaatkan. Ini akan menjadi solusi mudah bagi kamu yang takut pergi ke tempat praktik dokter. Kamu bisa konsultasi dulu secara online untuk mendapatkan diagnosis sementara yang tepat. Paling tidak kamu tidak harus menebak-nebak dan membahayakan kondisi kesehatanmu sendiri.
Self diagnosis menjadi salah satu kesalahan besar yang harus kita hentikan sekarang juga. Berhenti menebak-nebak kondisi kesehatanmu saat ini. Jika kamu merasa tidak enak badan maka tidak perlu mencari tahu lewat Google dan menebak terlalu jauh. Tidak masalah mencari informasi namun pada akhirnya kamu tetap harus berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang ahli. Tidak lupa, persiapkan diri kamu dengan asuransi penyakit kritis dari Generali Indonesia.