Lebaran hampir tiba. Setiap selebrasi Hari Raya Idul Fitri, sudah jadi tradisi bagi anak-anak untuk mendapat “salam tempel” alias amplop berisi sedikit uang, saat mereka sowan ke rumah tetangga maupun kerabat dekat.

Nah, kali ini, alih-alih menggunakan uang tersebut untuk membeli mainan, yuk, mulai ajari anak untuk memahami “money management” alias pengaturan keuangan sejak dini, dengan membukakan tabungan di bank untuk mereka.

Apa saja yang harus diperhatikan? Moms and Dads bisa baca step-by-step-nya dari Generali Indonesia berikut ini.

1. Bantu anak untuk mencatat jumlah total uang

Mencatat dan menghitung jumlah pendapatan adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Ini termasuk ilmu “money management” yang penting, lho. Sebab, sebelum kita bisa mengatur anggaran, kita harus lebih dulu tahu berapa jumlah pendapatan kita.

Pilah-pilah uang berdasarkan nilainya dan ajak anak untuk menghitung bersama-sama, kemudian catatkan di buku tulis – buku tulis ini bisa dijadikan sebagai sarana “buku catatan keuangan” untuk si kecil.

2. Jelaskan pentingnya menabung kepada anak

Salah satu tujuan mengajari anak menabung adalah untuk menjadikan mereka pribadi yang bertanggungjawab atas keuangan mereka sendiri. Anak yang diajar sejak kecil untuk menabung oleh orang tuanya, kelak akan menjadi orang dewasa yang lebih hemat dan kecenderungan konsumtif juga menurun, sebab ajaran menabung sejak dini akan mendidik anak untuk lebih menghargai uang dan tidak terbiasa menghambur-hamburkannya.

3. Ajak anak untuk terlibat membuka tabungannya

Di hari kerja berikutnya, ajak anak untuk pergi bersama ke bank pilihan untuk membuka tabungan. Biarkan anak duduk di kursi pelanggan dan turut andil berbicara kepada customer service, supaya anak juga merasa penting dan dihargai oleh orang tuanya.

4. Jadwalkan menyetor dana tambahan secara rutin

Ajari anak juga untuk menyetor dana tambahan secara rutin. Beri mereka pekerjaan sambilan kecil-kecilan di rumah, misalnya dengan membantu cuci piring, memberi makan binatang peliharaan atau menyiram kebun. Setiap mereka selesai mengerjakan tugas dengan baik, berikan mereka “gaji” dalam bentuk uang tunai yang bisa mereka setorkan secara berkala ke dalam tabungan mereka.

5. Beri reward / penghargaan bagi anak sesekali

Mengajari anak untuk menahan keinginannya memang baik, tapi, sesekali tetap beri reward / hadiah penghargaan bagi anak.

Misalnya, bila anak ingin membeli sesuatu – mainan Lego atau buku cerita yang cukup mahal di hari ulangtahunnya, tapi tabungan belum cukup, Moms and Dads bisa menambahkan dana sampai tabungan anak cukup untuk membeli benda yang mereka inginkan, sebagai hadiah karena mereka sudah bisa belajar menahan diri dengan menabung selama beberapa waktu.

6. Tabungan anak, ya untuk anak!

Tujuan membuat tabungan untuk anak, ya jangan melenceng dari niat awal. Jangan sampai Moms and Dads lantas tergoda menggunakan tabungan anak untuk dipakai di saat-saat emergency. Bagaimanapun, itu adalah uang milik mereka. Hormati hak mereka sebagai pemilik rekening – dana di tabungan itu sepenuhnya adalah kepunyaan anak.

Kemudian, tabungan seperti apa yang cocok untuk anak kita?

Nah, berikutnya – bagaimana menentukan kriteria tabungan seperti apakah yang cocok untuk si kecil? Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan.

1. Setoran awal yang minimal

Pilih jenis tabungan anak di bank yang memungkinkan kita untuk membuka akun hanya dengan setoran awal yang minimal saja, sehingga tidak berat untuk orang tua maupun anak.

2. Biaya administrasi rendah

Biaya administrasi jangan diremehkan, lho! Meski bagi tabungan orang dewasa, biaya administrasi terasa sedikit sekali, untuk tabungan anak yang saldonya tentu lebih sedikit, perbedaan biaya administrasi bisa terasa banyak. Cari tabungan dengan biaya administrasi yang rendah di bank pilihan.

3. Bandingkan jenis tabungan anak di beberapa bank

Sebelum memutuskan membuka rekening di bank A atau B, buat dulu perbandingan jenis tabungan anak di beberapa bank. Setelah tahu masing-masing kelebihan dan kekurangannya, baru pilihkan yang dirasa paling tepat.

4. Persyaratannya apa saja?

Persyaratan membuka rekening tabungan, baik itu untuk anak maupun dewasa, bisa berbeda-beda tergantung bank yang dipilih.

Umumnya, bila untuk orang dewasa pembukaan rekening baru membutuhkan KTP, KK dan NPWP, untuk anak dapat membutuhkan:

  • KIA (Kartu identitas anak)
  • KK dengan nama anak tercantum di dalamnya
  • KTP orang tua atau wali
  • Akte kelahiran – ini tidak semua bank yang memintanya, hanya bank tertentu saja.

5. Poin Reward dan Promo Menarik untuk anak

Sekarang ini, bank-bank di Indonesia berlomba menawarkan poin reward dan promo menarik. Carilah jenis tabungan yang menawarkan fitur promo yang cocok bagi anak – misalnya, diskon makan di restoran favorit mereka, atau diskon di toko buku.

Fitur tabungan seperti apa yang dibutuhkan untuk anak?

1. Kartu Debit sekaligus Kartu ATM

Fitur ini rasanya lebih cocok bagi anak yang berusia 12 hingga 16 tahun saja (setelah anak berulangtahun ketujuh belas, mereka akan mendapatkan KTP dan jenis tabungan juga akan berubah dari tabungan anak menjadi tabungan biasa untuk orang dewasa).

Di bawah usia itu, rasanya anak mungkin belum cukup bijak untuk menggunakan kartu debit secara mandiri.

Nah, untuk anak yang sudah cukup umur untuk memegang kartu debit sekaligus ATM, tetap ajari mereka untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan kartu tersebut. Baik saat membayar dengan menggesek tunai ataupun saat menarik uang di ATM, sebab dewasa ini kejahatan semakin marak – anak di bawah umur yang menggunakan kartu debit sekaligus ATM bisa jadi incaran penjahat yang berkeliaran di mana saja.

2. Fasilitas internet banking atau aplikasi ponsel

Idem, fitur ini juga lebih cocok bagi anak yang sudah lebih besar. Sebab, penggunaan ponsel bagi anak tentunya masih harus seratus persen di bawah pengawasan kita selaku orang tua mereka.

Untuk anak yang sudah cukup besar dan sudah punya tablet atau ponsel pintar sendiri, Moms and Dads bisa meminta pihak bank untuk membukakan akses internet banking lewat browser atau aplikasi ponsel.

Fitur ini ada baiknya, sih. Selain mengajar anak untuk menggunakan perangkat genggam dan teknologi untuk kegiatan finansial, juga memungkinkan kita sebagai orang tua untuk mengecek pengeluaran mereka.

Nah, satu hal yang perlu dikontrol adalah, dengan mudahnya penggunaan fasilitas internet banking, pengeluaran yang bersifat "digital" dan tak nyata (tidak ada pertukaran uang langsung dari tangan ke tangan) dapat membuat anak lebih royal membelanjakan uang. Jadi, pikirkan dulu apakah saatnya sudah tepat dan anak sudah cukup tanggungjawab untuk diberi fasilitas ini.

Bagikan
suka artikel ini :