"Generasi Z terancam tidak bisa memiliki rumah sendiri?

Anggapan itu kerap kali dilontarkan oleh sebagian orang melihat kondisi lahan dan harga rumah yang terus melonjak. Akibatnya, para Generasi Z atau mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012 tersebut dihadapkan pada tantangan besar dalam memiliki rumah sendiri. Padahal setiap orang tentu ingin bisa membeli dan memiliki rumah sendiri, kan?

Dikutip dari Media Portal Nasional, Jawa Pos, pertanyaan di atas juga didukung oleh pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, bahwa generasi muda akan semakin kesulitan memiliki rumah karena harga lahan yang tinggi dan risiko kenaikan bunga, yang membuat harga rumah tidak sebanding dengan pendapatan mereka.

Mari kita gali lebih dalam untuk memahami mengapa Generasi Z sulit memiliki rumah dan bagaimana mereka bisa mengatasinya dengan strategi keuangan yang cerdas. Yuk, simak informasi selengkapnya!

Faktor-faktor Generasi Z Sulit Beli Rumah

  1. Kenaikan Harga Properti Kian Hari Semakin Melonjak

Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index, harga rumah dalam 3 tahun terakhir meningkat 10%. Walaupun sempat mengalami perlambatan akibat pandemi di tahun 2020-2021, namun tren peningkatan harga kembali berlanjut hingga 2022 bahkan diprediksi sampai 2024.

Hal ini menciptakan kesenjangan yang semakin besar antara harga properti dengan pendapatan Generasi Z dan generasi muda berikutnya. Meskipun pendapatan mereka cenderung stabil, kenaikan harga properti yang tidak proporsional menjadikan rumah semakin tidak terjangkau bagi mereka. 

Fenomena ini menunjukkan bahwa tantangan dalam membeli rumah tidak hanya berkaitan dengan pendapatan yang terbatas, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi pasar properti yang terus berubah.

  1. Persaingan di Pasar Kerja

Mungkin terpikir di benak kita, apakah lantas solusi dari isu ini adalah sesimpel dengan menambah pendapatan? Nyatanya, Generasi Z juga dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat di pasar kerja. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2022, ada 937.176 orang yang mencari pekerjaan di Indonesia. Jumlah pencari kerja yang tinggi ini membuat persaingan di pasar kerja semakin sengit.

Dalam konteks ini, perlu diperhatikan bahwa Upah Minimum Regional (UMR) saat ini seringkali tidak sebanding dengan harga rumah yang terjangkau. Misalnya, UMR di beberapa daerah mungkin hanya mencapai separuh dari harga rumah termurah yang tersedia. 

Kesenjangan ini semakin menambah kesulitan Generasi Z dalam mendapatkan pekerjaan yang memberikan pendapatan cukup untuk membeli rumah.

  1. Gaya Hidup yang Boros Sehingga Situasi Keuangan Memburuk

Dikutip dari CNBC Indonesia, sebagian Generasi Z cenderung terpengaruh oleh tren konsumtif yang dipopulerkan melalui media sosial. Mereka sering merasa terdorong untuk mengikuti tren terbaru dalam hal barang-barang mewah, fashion, gadget, dan hiburan. Akibatnya, banyak dari mereka terjebak dalam gaya hidup konsumtif yang boros dan berlebihan.

Pengeluaran untuk barang-barang mewah, hobi yang mahal, atau gaya hidup yang sangat memperhatikan penampilan sosial seringkali menguras sebagian besar pendapatan mereka. Terlebih lagi, kurangnya keterampilan keuangan yang memadai seringkali membuat mereka terjebak dalam situasi keuangan yang buruk.

  1. Dampak Negatif dari Kemajuan Teknologi yang Memicu Perilaku Konsumtif

Menurut informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini aplikasi digital telah mempermudah proses pengajuan pinjaman, seperti fintech dan layanan paylater. 

Sebelumnya, pinjaman biasanya memerlukan pertemuan tatap muka, tetapi sekarang dapat dilakukan secara digital dengan persyaratan yang lebih sederhana. Namun sayangnya kemudahan ini tidak dibarengi dengan literasi finansial yang memadai, sehingga bisa mendorong semua orang terutama Generasi Z untuk berhutang demi memenuhi keinginan sesaat tanpa konsiderasi mengenai cara untuk membayar kembali hutang tersebut. Hal inilah yang bisa menciptakan siklus gali-tutup lubang hutang yang berbahaya.

Selain itu, aplikasi untuk berbelanja online, memesan tiket, dan makanan juga semakin memudahkan masyarakat dalam berbelanja dan berwisata. Dengan adanya teknologi, akses ke e-commerce dan promosi besar-besaran menjadi lebih mudah, namun hal ini juga bisa meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja impulsif. Banyak orang seringkali membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan hanya karena tergoda oleh diskon atau promosi menarik. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bijak dalam menggunakan kemudahan teknologi ini agar kita tidak terjebak dalam masalah pengelolaan keuangan yang buruk.

  1. Bagian dari Sandwich Generation

Selain itu, Generasi Z juga dihadapkan pada tantangan sebagai bagian dari "Sandwich Generation".  Mereka seringkali harus mengelola tanggung jawab keuangan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga harus memberikan dukungan finansial bagi orang tua dan kerabatnya. 

Misalnya, seperti cicilan pendidikan untuk sang Adik, mencukupi kebutuhan utama keluarga besar, hingga melunasi hutang keluarga yang membuat sulit bagi mereka untuk mengumpulkan cukup uang untuk membayar uang muka, hingga melakukan cicilan rumah.

Strategi Keuangan Bagi Gen Z yang Ingin Beli Rumah Dalam Usia Muda

Membeli rumah pada usia muda memang suatu tantangan yang nyata, apalagi bagi Generasi Z yang rata-rata baru sebentar meniti karir. Namun, mencapai tujuan tersebut bukan tidak mungkin kok, walaupun memang diperlukan strategi keuangan yang jelas dan cerdas. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan, antara lain:

  1. Membuat Rencana Keuangan yang Jelas

Jika kamu termasuk salah satu Generasi Z yang ingin memiliki rumah di usia muda,  langkah pertama yang penting adalah membuat rencana keuangan yang jelas dan terperinci. Rencana ini harus meliputi tujuan finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk target untuk memiliki rumah. Dengan rencana yang terstruktur, kamu dapat lebih fokus dan disiplin dalam mengelola keuanganmu.

Yang tak kalah penting, pahami juga perihal Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Cari tahu kemampuan finansialmu serta mempertimbangkan fasilitas yang tersedia di luar sana. Nantinya, informasi ini akan membantumu mengukur seberapa jauh kamu bisa melangkah dalam meraih impian memiliki rumah sendiri.

  1. Disiplin Finansial

Setelah membuat perencanaan finansial, kamu harus bisa berkomitmen untuk menjalankan perencanaan tersebut dengan disiplin. Kamu perlu menetapkan jumlah tertentu dari pendapatan setiap bulan untuk ditabungkan sebagai uang muka atau sebagai dana darurat untuk membeli rumah nantinya.

Misalnya, dalam merencanakan pembelian rumah lewat Kredit Pemilikan Rumah (KPR), langkah pertama adalah menetapkan jumlah uang muka yang dibutuhkan. Contohnya, rumah dengan kisaran harga di Rp 500.000.000, biasanya uang muka berkisar 20%-30%, jadi sekitar Rp 100.000.000 yang harus dibayarkan di awal. 

Nah, kamu bisa mencapainya dengan menabung rutin setiap bulan sekitar Rp 1.666.667 per bulan selama 5 tahun, maka akan mencapai target Down Payment atau yang biasa disebut sebagai DP. 

Dengan begitu, membagi total harga rumah menjadi milestone berdasarkan waktu akan membantu kamu merasa bahwa membeli rumah bukan hal yang tak mungkin jika menerapkan disiplin finansial secara konsisten.

  1. Pelajari Investasi

Sebelum memulai investasi, kamu perlu mempelajari berbagai jenis investasi seperti saham, reksa dana, atau properti. Pastikan kamu mengerti risiko dan potensi keuntungan dari setiap jenis investasi tersebut, serta mempertimbangkan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. 

Dengan pengetahuan yang cukup, kamu dapat membuat keputusan investasi yang cerdas dan sesuai dengan profil risiko, tanpa mengambil risiko yang tidak perlu.

Selain itu, penting untuk berkonsultasi dengan profesional keuangan atau penasihat investasi yang dapat memberikan saran yang tepat. Dengan bantuan mereka, kamu dapat membangun portofolio investasi yang seimbang dan berkelanjutan. 

Hal itu yang akan membantumu dalam mencapai tujuan finansial, termasuk memiliki rumah di usia muda. Namun, tetap ingat bahwa investasi memerlukan kesabaran dan pemahaman yang baik, jadi pastikan jangan terburu-buru dalam membuat keputusan investasi tanpa pertimbangan yang matang, ya!

  1. Mencari Sumber Pendapatan Tambahan

Selain dari pendapatan utama dan investasi yang cerdas, kamu juga dapat mencari sumber pendapatan tambahan, seperti mempertimbangkan untuk bekerja paruh waktu, menjalankan bisnis sampingan, atau mengembangkan keterampilan yang dapat menghasilkan penghasilan tambahan untuk membantu membeli rumah. Dalam hal ini, kamu bisa memanfaatkan hobi yang kamu miliki, lho!

  1. Memiliki Asuransi Sejak Dini

Salah satu faktor yang penting dalam strategi keuangan ini adalah memiliki asuransi yang dapat menanggung risiko kehidupan tanpa mengganggu keuangan dalam proses pembelian rumah. Dengan memiliki perlindungan asuransi yang sesuai, Generasi Z dapat melindungi diri dan keluarga dari risiko kehidupan yang tak terduga, seperti jatuh sakit, terkena penyakit kritis maupun cacat total. 

Dalam memilih asuransi, kamu perlu memperhatikan beberapa hal, seperti manfaat perlindungan yang ditawarkan, harga Premi yang sesuai dengan kondisi keuangan, serta reputasi dan keandalan perusahaan asuransi itu sendiri.

Generali Indonesia paham bahwa segala kebutuhan, cerita, serta mimpi dan ambisi setiap orang itu berbeda. Maka dari itu, kamu perlu solusi proteksi Yang Unik Untukmu, sesuai dengan kondisi finansial dan kebutuhan unikmu.

Dalam menghadapi tantangan membeli rumah di usia muda, sebagai Generasi Z, kamu tidak boleh menyerah. Terapkan 6 tips ala Generali Indonesia di atas dan mulai tumbuhkan kesadaran finansial yang baik serta komitmen yang kuat untuk mewujudkan impian memiliki rumah pribadi. 

 

References: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230904061406-4-468709/harga-naik-terus-milenial-gen-z-kian-susah-beli-rumah

https://dataindonesia.id/tenaga-kerja/detail/ada-937176-pencari-kerja-di-indonesia-pada-2022

https://www.jawapos.com/properti/013665039/generasi-z-terancam-makin-sulit-beli-rumah-berikut-tips-untuk-punya-hunian-buat-masa-depan?page=2

https://rhbtradesmart.co.id/article/gen-z-sulit-beli-rumah-ini-4-strategi-membeli-rumah-buat-kalian/

Bagikan
suka artikel ini :