Investasi bodong, apa ciri-cirinya dan tips mewaspadainya

Semua orang punya cita-cita ingin jadi kaya raya. Sayangnya, banyak orang Indonesia yang ingin kaya secara instan dan lantas mudah tergiur investasi bodong. Satgas Waspada Investasi (SWI) mencatat bahwa kerugian yang dialami masyarakat akibat investasi bodong 5 tahun belakangan ini meningkat pesat menjadi Rp123,5 triliun rupiah. Wow, jumlah yang sangat fantastis! Apalagi, kerugian masyarakat yang diakibatkan investasi bodong biasanya sulit sekali untuk dibantu oleh aparat sekalipun, karena uang investasi seringnya sudah dihabiskan oleh pelaku.

Lewat artikel ini, yuk, pelajari lebih lanjut mengenai seluk beluk investasi bodong alias scam, apa saja jenis dan ciri-cirinya, supaya kita semua bisa waspada dan tidak terjebak penipuan berkedok investasi.

Jenis-jenis scam / investasi bodong yang marak di Indonesia

Beberapa jenis scam alias penipuan berkedok investasi menggiurkan yang banyak ditemui di Indonesia antara lain:

1. Arisan Online

Arisan yang merupakan budaya Indonesia, apalagi di kalangan ibu-ibu, saat ini sudah mengalami perkembangan dari yang bertatap muka langsung menjadi arisan online dengan bantuan teknologi pesan instan seperti grup WhatsApp atau Telegram. Cukup bermodalkan akun media sosial, siapapun bisa membuka jasa arisan atau invest uang online dengan cara promosi lewat medsos, dengan iming-iming keuntungan besar, fantastis, menggiurkan dan tentu saja instan.

Nah, mudahnya masyarakat tergiur dengan kata-kata "Pasti CUAN" membuat pelaku kejahatan mudah saja meraup keuntungan, dengan menawarkan uang maupun logam mulia seperti emas atau perhiasan, dalam bentuk arisan. Tapi, alih-alih amanah menjalankan tugas, di tengah jalan, bandar arisan akan kabur membawa lari semua uang peserta arisannya.

2. Menggandakan uang

Penggandaan uang, awalnya akan membujuk rayu korban untuk menyetorkan uang, misalnya sejumlah Rp100 ribu. Lewat bantuan media sosial, pelaku penipuan mempromosikan jasanya, tentu dengan berbagai testimonial palsu. Penipu akan modus gencar meyakinkan korban bahwa uang yang diinvestasikan korban kepada penggandaan uang ini akan kembali dengan jumlah berlipat kali lebih banyak dari modal awal, dari Rp100 ribu menjadi Rp150 ribu misalnya.

Di awal, saat nominal yang disetor masih sedikit, penipu akan betul-betul mentransfer uang sejumlah yang "telah digandakan" tersebut. Sehingga korban tergoda untuk menyetor jumlah yang kian besar. Nah, ketika korban sudah menyetor uang cukup besar, penipu menghilang dan memblokir si korban sehingga sulit melacak keberadaan penipu.

3. "Crypto Mining" & "Robot Trading"

Ini penipuan yang sempat marak di awal tahun 2022 lalu, di mana ratusan ribu orang tertipu di bisnis Robot Trading serta Crypto Mining. Dengan menyetorkan sejumlah uang lewat aplikasi trading, peserta diiming-imingi keuntungan sebesar 15 hingga 20 persen per bulannya, lewat trading jual beli emas dan kripto.

Selain itu, ada pula perusahaan serupa yang menawarkan bagi hasil menambang mata uang kripto dengan keuntungan hingga 50 persen. Sayangnya, semua ini hanya semu belaka, ratusan ribu korban kehilangan uang mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah, bahkan ada yang sampai bermilyar-milyar.

 

Kenali ciri-ciri penipuan scam berkedok investasi

Ini beberapa ciri-ciri penipuan berkedok investasi yang perlu diwaspadai. Bila ada yang menawari kita investasi tapi punya ciri-ciri seperti di bawah ini, maka hati-hati, kemungkinan itu scam!

Ciri-ciri investasi bodong:

1. Menawarkan keuntungan fantastis dalam waktu singkat.

100% profit misalnya, dalam waktu 1 bulan. Ini sudah jelas mustahil.

2. Menjadi anggota sangat mudah.

Misalnya, hanya butuh nama dan nomor telepon, tidak perlu proses KYC (Know Your Customer) dan verifikasi data beserta KTP. Ini ditujukan supaya calon korban mudah digaet karena cara gabungnya mudah sekali.

3. Tidak punya badan hukum yang jelas dan tidak punya domisili kantor resmi di alamat yang juga jelas.

Semua perusahaan yang sahih, pasti memiliki badan hukum yang jelas, serta kantor resmi dengan alamat yang juga jelas pula. Bila investasi yang ditawarkan tidak bisa memberikan alamat jelas kantor dan nama PT, maka patut dicurigai ini investasi bodong.

4. Melakukan sistem MLM Ponzi rekrut merekrut ala piramida.

Artinya, orang yang menjadi anggota akan berusaha menarik anggota baru dan mendapat komisi dari setiap anggota baru yang didapat. Tidak semua MLM merupakan Ponzi, ya. Banyak MLM yang betul-betul serius menekuni bidangnya, jadi selidiki dulu latar belakang perusahaan MLM tersebut sebelum memutuskan berinvestasi bersama mereka.

Tips untuk berinvestasi dengan aman dari OJK

Berikut ini beberapa tips untuk lebih aman berinvestasi, sesuai dengan kutipan dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Indonesia.

  1. Sebelum berinvestasi di perusahaan MLM, cari tahu informasi mengenai perusahaan tersebut, statusnya, data bidang usaha dan sepak terjangnya, alamat jelas, karyawan, dan apa saja katalog produknya.

  2. Minta salinan tertulis rencana pemasaran dan penjualan dari perusahaan.

  3. Semakin besar keuntungan yang diimingi, semakin besar risiko kerugian yang akan potensial akan dialami.

  4. Hindari perusahaan investasi yang tidak dapat menjelaskan rencana bisnis perusahaan.

  5. Cari tahu apakah ada permintaan untuk produk sejenis di pasaran.

 

Generali Indonesia, solusi proteksi yang #MengutamakanKamu

OJK memang menyarankan masyarakat untuk berinvestasi guna mengamankan keuangan terhadap inflasi dan mencapai tujuan finansial. Namun, ada kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelumnya, salah satunya proteksi asuransi. Asuransi berguna untuk menjaga finansial kita tetap stabil jika terjadi musibah yang tidak terduga.

Persiapan finansial masa depan tidak bisa luput dari aspek proteksi diri. Eits, tapi tidak bisa sembarang memilih, harus Yang Unik Untukmu.

Generali Indonesia paham kamu butuh solusi Yang Unik Untukmu untuk ambil langkah wujudkan mimpi unikmu.

Baca lebih lanjut tentang proteksi yang sesuai uniknya kamu di sini.



Bagikan
suka artikel ini :