Setiap orang tentu ingin membangun dan memiliki kondisi finansial yang sehat. Sayangnya, saat kondisi finansial yang sehat sudah terbangun, seseorang gagal untuk mempertahankannya, sehingga membuat kondisi finansialnya hancur lebur. Alasannya yang mendasarinya pun beragam, mulai dari kurang matangnya perencanaan finansial, hingga gak adanya asuransi penyakit kritis.
Jika kamu ingin bisa mempertahankan kondisi finansial yang sehat tersebut, tentu saja deretan penyebab keruntuhannya harus kamu hindari mulai dari sekarang. Meskipun kadang penyebabnya terdengar sepele, namun efek yang ditimbulkannya bisa saja gak main-main. Simak apa saja penyebab yang bisa menyebabkan runtuhnya kondisi finansial tersebut di bawah ini.
1. Perencanaan Keuangan yang Gak Matang
Perencanaan keuangan sangat krusial sifatnya jika kamu ingin memiliki kondisi finansial yang sehat. Jangankan gak ada perencanaan keuangan, perencanaan keuangan yang gak matang atau gak bagus saja bisa membuat kondisi finansialmu jadi kacau balau. Maka dari itu, jika ingin stabil secara finansial, susunlah perencanaan keuangan tersebut dari sekarang.
Ada beberapa tahap yang bisa kamu lalui untuk menyusun rencana keuangan yang matang. Mulai dari melakukan evaluasi kondisi keuangan saat ini, lalu menyusun tujuan-tujuan keuangan yang ingin dicapai, menyusun perencanaan keuangan dan alternatifnya untuk mencapai tujuan keuangan, melaksanakan perencanaan keuangan dengan disiplin, lalu menyempurnakannya secara periodik.
2. Impulsive Buying
Impulsive buying merujuk pada kecenderungan seseorang untuk membeli barang atau jasa, tanpa adanya perencanaan dulu sebelumnya. Alih-alih mengedepankan asas kebutuhan dalam membeli barang atau jasa tersebut, pembelian malah dilakukan karena dorongan emosi dan perasaan sesaat. Gak jarang, kepuasan setelah membeli barang atau jasa itu pun hanya berlaku instan atau sekejap saja.
Kebiasaan membeli barang secara impulsif ini merupakan salah satu penyebab mengapa kondisi finansialmu bisa jadi hancur berantakan. Uang yang seharusnya bisa kamu gunakan untuk membeli barang lain yang memang dibutuhkan atau digunakan sebagai investasi, malah digunakan untuk membeli barang atau jasa yang sebenarnya sama sekali gak berguna.
Kemudahan dalam melakukan pembelian barang dan jasa, merupakan salah satu penyebab mengapa seseorang bisa dengan mudahnya melakukan impulsive buying. Lihat saja bagaimana orang-orang sering berkata mereka merasa kalap kalau sudah melihat diskon atau promo untuk pembelian barang di e-commerce yang bisa dengan mudah dilakukan.
3. Membeli Barang yang Melebihi Bujet
Keruntuhan kondisi finansial juga bisa disebabkan karena kebiasaan membeli barang tanpa mempertimbangkan bujetnya terlebih dahulu. Gak sedikit orang di luar sana, entah apa pun motifnya, terbiasa membeli barang yang harganya melebihi kemampuan dirinya sendiri. Alhasil, kebutuhan dasar menjadi sulit untuk dipenuhi dan utang pun biasanya menumpuk di mana-mana.
Agar bisa menghindari hal ini caranya bisa dengan mengatur bujet untuk pengeluaran dan berpegang pada rencana budgeting tersebut. Buat daftar barang yang memang wajib untuk dibeli, hingga yang bisa dibeli jika sekiranya memang ada dana yang berlebih. Dengan begini, maka kebiasaan membeli barang yang melebihi bujet akan bisa sedikit demi sedikit berkurang.
4. Gak Punya Asuransi
Tahukah kamu kalau asuransi bisa menyelamatkanmu dari kehancuran finansial? Saat kamu misalnya butuh biaya yang gak sedikit untuk berobat, ada asuransi kesehatan yang akan menanggung biayanya untukmu. Jika penyakitmu tergolong kritis, pengobatan bisa ditanggung dengan asuransi penyakit kritis yang kamu miliki.
Keberadaan asuransi akan menghindarkanmu dari kemungkinan mengeluarkan uang dalam jumlah banyak secara mendadak. Bayangkan saja, jika kamu menderita penyakit kritis, tentu biaya pengobatannya akan begitu besar. Namun, dengan adanya asuransi penyakit kritis, kamu gak perlu mengeluarkan uang sepeser pun, sehingga tabunganmu bisa tetap aman.
5. Gak Berinvestasi
Kesalahan yang dilakukan oleh banyak orang dan membuat kondisi finansialnya jadi acak-acakan adalah telat berinvestasi hingga gak berinvestasi sama sekali. Banyak yang beralasan kalau uangnya sudah ditabung di bank, namun menabung di bank bukanlah termasuk investasi, Malahan, nilai uang akan berkurang seiring dengan terjadinya inflasi dan potongan di sana-sini.
Investasi memungkinkan dana yang kamu alokasikan untuk bisa bertambah menjadi lebih banyak. Jadi, gak hanya sekadar disimpan saja, namun ada pertambahan nilai dari dana yang sebelumnya kamu alokasikan di awal investasi tersebut. Hasil investasi inilah nantinya yang bisa kamu manfaatkan untuk mencapai tujuan finansial dan tujuan hidup.
Bentuk investasi sendiri sudah begitu banyak saat ini. Kamu bisa investasi dalam bentuk emas, properti, reksadana, hingga saham. Hal penting yang harus kamu perhatikan adalah sesuaikan bentuk investasi yang kamu pilih dengan profil risikomu. Tentu saja, semakin tinggi risiko sebuah investasi, maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang bisa dihasilkannya.
6. Tidak Membayar Utang
Seberapa sering kamu mendengar seseorang menghindar untuk membayar utang? Kejadian ini gak terjadi hanya sekali atau dua kali saja, melainkan berkali-kali. Alih-alih membayar utang dengan pendapatan yang sudah diterimanya, seseorang malah lebih memilih untuk membeli barang, yang sebenarnya sama sekali gak dibutuhkannya.
Utang itu bisa berubah menjadi bola salju, di mana tanpa disadari nominalnya yang tadinya sedikit, menjadi bertambah banyak. Hal ini salah satunya disebabkan karena kebiasaan berutang dan malas membayar utang. Jika utang sudah menumpuk dan gak bisa dihindari lagi, maka pengeluaran dalam jumlah sangat mungkin untuk terjadi, sehingga membuat kondisi finansial gak stabil.
Yuk bangun kestabilan kondisi finansialmu dari sekarang, agar nantinya gak hancur dan malah menyusahkan dirimu sendiri. Kamu bisa bangun kondisi finansial yang sehat dengan cara membuat rencana keuangan yang matang, berinvestasi, hingga membeli asuransi penyakit kritis. Kondisi finansial yang stabil akan membuatmu selangkah lebih mudah mencapai tujuan kehidupan.
Baca Juga: Yuk Belajar Caranya Self Healing