Menyayangi dan mencintai diri sendiri merupakan syarat penting dan terutama untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena bagaimana kita bisa menyayangi diri sendiri akan mempengaruhi cara kita menyayangi orang lain maupun cara kita dalam bersikap bijaksana, merasa bahagia dan bersyukur atas segala sesuatu dalam hidup kita.
Secara teori terdengar mudah, ya? Prakteknya ternyata sulit, karena banyak sekali berbagai stigma di masyarakat yang memberi cap buruk bagi orang yang mencintai dirinya sendiri.
Sudahkah kita menyayangi diri sendiri?
Ada orang yang menganggap sayang diri sendiri adalah sikap narsis atau egois. Kenyataannya, dewasa ini banyak sekali dari kita yang terjebak dalam realita terlalu sibuk memikirkan orang lain, tetapi lupa dengan kepentingan diri sendiri. Lupa untuk menyayangi diri sendiri.
Faktanya, berbagai riset telah membuktikan bahwa mencintai diri sendiri dapat membawa berbagai benefit secara psikologis maupun secara fisik. Termasuk di dalamnya, kesehatan yang lebih baik, hilangnya stres, peningkatan kualitas hubungan dengan pasangan, sahabat maupun keluarga terdekat, hingga kemajuan karir dan pekerjaan.
Jadi, ini waktunya kamu belajar mencintai diri sendiri. Bagaimana caranya? Yuk, simak di artikel berikut ini.
Pahami rasa bersalah atau penyesalan yang ada dan belajar untuk memaafkan diri sendiri
Sederhana sih, tapi ternyata sangat benar bahwa cara kita mencintai diri sendiri adalah cerminan dari cara kita mencintai dan dicintai orang lain.
Pahami rasa bersalah, ketakutan, penyesalan maupun berbagai emosi negatif yang ada dalam diri kita, dan kenali dari mana sumbernya. Kemudian, setelah memahami penyebab dari berbagai emosi negatif ini, cobalah untuk berdamai dengan diri sendiri.
Maafkan, maklumi, mengerti. Jangan terus menerus menghukum diri sendiri oleh karena kesalahan masa lalu yang masih disesali.
Anggaplah kegagalan sebagai cambuk untuk mencoba lebih baik di masa depan, penolakan sebagai keberhasilan yang tertunda, dan relakan segala kehilangan dengan lapang dada.
Kita semua manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Jadi, berdamailah dengan diri sendiri, bebaskan pikiran dari belenggu rasa bersalah maupun penyesalan, let’s move on!
Jangan terlalu mudah percaya media sosial
“Duh, hidup dia kok sempurna dan bahagia sekali ya, tidak seperti hidup saya...”
“Duh, dia kok cantik / ganteng / pintar / hebat / kaya / beruntung sekali ya...”
Pernahkah kita punya pikiran iri seperti itu yang melintas di kepala, saat sedang menjelajah media sosial? Berbagai postingan foto dan status saudara, kawan, maupun selebriti di dunia maya yang terlihat begitu sempurna tanpa setitik pun cela.
Terlihatnya begitu indah, kan? Tapi, kenyataan tak selalu sama indahnya dengan pencitraan di Instagram. Kebanyakan orang menggunakan media sosial sebagai ajang pamer, ajang eksis di dunia maya JUSTRU karena hidup mereka tak seindah foto yang dipajang.
Jadi, jangan terlalu mudah percaya apapun yang kita lihat di media sosial, ya!
Belajarlah untuk bijaksana menyikapi apapun yang terlihat terlalu sempurna, ketahuilah bahwa tidak 100% yang kita saksikan di medsos itu adalah hal yang sesungguhnya.
Kurangi waktu berselancar di Facebook, Instagram maupun TikTok, teliti dulu setiap berita sebelum membagikannya ke orang lain. Unfollow saja akun-akun yang sekiranya unfaedah, sisakan pertemanan dengan orang-orang yang benar-benar punya arti besar dan membawa angin positif dalam hidup kita.
Mulai gaya hidup lebih sehat, yuk!
Menjalani gaya hidup yang lebih sehat, mulai dari stop begadang dan cukup tidur, menjaga pola makan baik yang penuh gizi serta berolahraga secara teratur, akan banyak sekali membantu kita untuk merasa lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
Mencintai diri sendiri dimulai dengan memperhatikan kebutuhan tubuh: sudah cukupkah istirahat kita setiap hari? Sudah cukup baikkah kualitas tidur kita? Apakah makanan yang kita makan sudah memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan jasmani kita untuk selalu sehat? Apakah sudah cukup berolahraga setiap minggu sehingga kondisi fisik pun tetap dalam keadaan fit dan prima?
Dengan menjaga kesehatan tubuh, mood pun akan membaik dengan sendirinya. Inilah bukti cinta kita pada diri sendiri.
Lebih banyak berteman di dunia nyata, bukan di dunia maya
Dewasa ini, dengan maraknya media sosial dan penggunaan jalur komunikasi digital, manusia modern semakin kesepian di dunia nyata.
Yuk, mulai rubah kebiasaan ini. Alih-alih chatting di WhatsApp atau Facebook, ajak keluarga untuk berjumpa langsung (tentunya dengan tetap memperhatikan protokol social distancing dan prosedur kesehatan dalam upaya penanggulangan pandemi di “New Normal Coronavirus COVID-19” ya).
Alih-alih berteman di dunia maya dengan orang yang tak dikenal secara nyata, kembalilah jalin hubungan lebih akrab dengan orang di sekitar kita. Mulai dari tetangga, teman kantor, sampai teman lama dari saat sekolah sampai kuliah dulu.
Alih-alih main game di HP atau nonton film di YouTube sampai larut malam di kamar sendirian seperti zombie, luangkan waktu untuk membaca buku, membantu anak mengerjakan PR sampai mengobrol dengan anggota keluarga yang serumah.
Faktanya, manusia tetaplah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi langsung dengan sesamanya, sehingga pendekatan secara nyata ini pun akan membuat kita lebih happy dan tidak kesepian.
Jauhi orang-orang yang toksik
Orang-orang yang toksik dan selalu bersifat negatif hanya akan membuat kita stres. Apalagi berdebat kusir dengan orang yang tak sependapat dengan kita, di dunia maya media sosial sekalipun, ini akan membuat mood jadi tak bagus.
Karena itu, jauhi, hindari, kurangi sedapat mungkin atau putus hubungan saja sekalian dengan semua orang yang membawa energi negatif. Fokuslah pada orang-orang yang punya pemikiran sejalan dengan kita dan membuat kita selalu senang berada di dekat mereka.
Selalu bersyukur atas semua hal
Pernahkah kamu bertemu dengan orang yang selalu merasa kekurangan? Orang yang tak bisa mensyukuri keadaan? Kalau jawabannya ya, jadikanlah ini sebagai pelajaran.
Penting untuk bersyukur atas semua hal. Selalu melihat ke bawah, bukan mendongak ke atas. Ketahuilah bahwa ada orang yang jauh lebih menderita dibanding kita, dan jadikan ini sebagai pengingat untuk selalu mengucap syukur atas semua hal.
Salurkan rasa bersyukur ini lewat buku catatan harian. Caranya mudah. Setiap pagi, catat hal-hal positif yang patut disyukuri dari hari kemarin, dan bacalah catatan ini sepanjang hari untuk mengingatkan kita agar selalu bersyukur.
Berbagi kebahagiaan dengan sesama
Berbagi kepada sesama, terbukti secara klinis membuat kita merasa bahagia.
Karena itu, rajin-rajinlah membagikan kebahagiaan dengan sesama yang membutuhkan uluran tangan kita. Sumbangkan baju, sepatu atau berbagai barang bekas yang masih layak pakai, salurkan dana secara rutin ke yayasan terpercaya untuk disampaikan kepada yang membutuhkan bantuan.
Punya proteksi diri
Memiliki proteksi bukan berarti kita menganggap diri sendiri lemah maupun berpikiran pesimis. Perlindungan diri adalah bentuk apresiasi untuk hidup kita yang begitu berharga dan patut dijaga. Kita tidak bisa memprediksi masa depan, tapi itu tidak seharusnya mencegah kita untuk hidup sepenuhnya.
Tips seputar kesehatan, pola makan seimbang dan berbagai langkah bijak untuk menjaga dirimu dan keluarga, bersama Generali Indonesia
Generali Indonesia selalu ada bersama kamu, lewat rubrik Generali Healthy Living di situs web kami. Lewat artikel-artikel berikut ini, mari menambah pengetahuan dan melebarkan wawasan, sehingga kita bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Be the better version of yourself lewat berbagai tips dan saran bijak dari Generali Indonesia.
Ubah Kegagalan Jadi Kesuksesan - Yes YOU Can!
Yuk, olahraga sendiri di rumah tanpa harus ke gym!
5 Manfaat Meditasi untuk Ketenangan Batin
Apa itu mindfulness dan manfaatnya?
Ini pentingnya lakukan Medical Check Up secara rutin!
Khawatir terjangkit Covid-19? Lakukanlah 3 hal berikut ini