Budaya Indonesia adalah budaya kekeluargaan dimana hubungan anak dan orang tua sangat dekat. Ditambah dengan semakin meningkatnya harga hunian, tak heran banyak generasi muda yang masih tinggal dengan orang tua di rumah warisan keluarga besar.

Tentu saja banyak sisi positif dari tinggal bersama orang tua sendiri: tidak perlu bayar sewa rumah sekaligus bisa selalu menjaga orang tua saat kesehatan mereka menurun seiring berlalunya waktu dan mereka menua.

Tapi, segi negatifnya juga ada. Terutama, soal privasi yang kerap jadi konflik. Sebab, yang namanya orang tua, sampai kapanpun, di usia berapapun, seorang anak akan terus dianggap anak kecil. Pun, terkadang orang tua sering kepo dan terlalu mencampuri urusan pribadi si anak, padahal anaknya juga sudah dewasa.

Bagaimana cara menyiasati agar konflik tidak terjadi, tapi sekaligus privasi juga tetap terjaga saat masih tinggal bersama orang tua?

Bersikap dewasa, kepala dingin, tulus, jujur dan terbuka

Ini sebetulnya sikap fundamental yang harus dijaga, baik ke orang tua kita sendiri maupun ke sesama dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ada benturan-benturan kecil, bersikaplah dewasa - jangan marah-marah, gunakan kepala dingin untuk mencari solusi yang bijak dan win-win, tapi tetap tulus, jujur dan terbuka mengemukakan masalah yang ada.

Setiap ada sesuatu yang mengganjal, komunikasikan selalu - bagaimanapun juga, mereka tetap orang tua kita yang mencintai dan menerima kita apa adanya.

Berkontribusi menanggung biaya rumah tangga

Karena tinggal di rumah orang tua sudah bebas biaya, jangan lantas lepas tangan sepenuhnya, ya. Berkontribusilah menanggung biaya rumah, baik itu listrik, air, telepon atau internet, membayar gaji ART maupun belanja bulanan. Jangan bebani lagi semua ini kepada orang tua. Bagi tanggungjawab sama rata dan proporsional sesuai pendapatan masing-masing dengan kakak dan adik bila mereka juga masih tinggal di rumah orang tua, tentunya lewat urun pendapat dan rembugan yang disetujui semua pihak.

Tentukan peraturan demi kenyamanan masing-masing

Tentukan peraturan bersama: misalnya, kamar adalah teritori pribadi masing-masing dan pihak lain tidak diperbolehkan masuk ke dalam kamar tanpa seizin penghuninya.

Kemudian, tepati aturan main yang sudah disetujui bersama, misalnya tak boleh menerima tamu di atas jam 9 malam, atau hanya boleh dikunjungi teman di akhir pekan.

Menentukan peraturan dan menepatinya dengan bijaksana adalah solusi yang cukup mudah untuk menertibkan rambu-rambu privasi saat tinggal bersama di rumah keluarga besar.

Tips privasi praktis

Pasang kunci di kamar dan pastikan barang-barang pribadi seperti ponsel dan laptop tidak bergeletakan dimana-mana, supaya tak mengusik rasa keingintahuan penghuni rumah lainnya.

Selalu beritahu orang rumah bila kita hendak bepergian, dan tetap hormati juga privasi orang tua maupun anggota keluarga lain yang serumah dengan kita - supaya masing-masing merasa dihargai dan punya wilayah pribadi sendiri-sendiri meskipun tinggal di bawah satu atap yang sama.

 

Generali selalu ada untukmu dalam setiap langkah kehidupan. Ikuti tips-tips menarik dan panduan hidup sehari-hari lewat berbagai artikel menarik persembahan dari kami:

Penting diperhatikan: kesehatan seluruh keluarga

Cintai Diri Sendiri dan Keluarga: Cara Perawatan Diri untuk Ibu Sibuk

Kenali Tanda Depresi pada Orang-orang Tercinta

Apa itu asuransi jiwa, dan mengapa saya membutuhkannya?

Tracking Bagaimana menjaga privasi saat masih tinggal bersama orang tua?
Share
love this article :